Menanggapi Tawuran antar Pelajar





Oleh : Nita Karlina

Sebannyak 20 pelajar menangis massal dan bersimpuh di kaki orang tua mereka saat dipertemukan di Polsek Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Para pelajar ini sebelumnya diamankan karena hendak tawuran dengan membawa senjata tajam. Total pelajar yang diamankan oleh polisi saat itu berjumlah 20 orang. Sebanyak 15 orang di antaranya dikembalikan ke orang tua setelah membuat surat pernyataan. Selebihnya masih harus menjalani pemeriksaan karena kedapatan membawa senjata tajam (Beritasatu.com 23/07/2023).

Miris, pelajar saat ini jauh dari akhlaknya orang - orang yang berpendidikan. Tawuran makin marak di mana - mana. Pelakunya pun bukan hanya dari kalangan mahasiswa, bahkan pelajar SMP, SMA kerap menjadi pelaku tawuran. Lebih parahnya kini mereka sudah mulai berani memakai senjata tajam. Fenomena ini menunjukan lemahnya kepribadian anak hari ini. Bangku pendidikan tak lagi menjadi tempat menimba ilmu, namun menjadi ajang adu kekuatan. Tak hanya itu lemahnya sistem pendidikan di era kapitalisme yang ada saat ini pun menjadi penyebab para pelajar tidak memiliki sikap yang baik dan jauh dari akhlak terpuji.

Nampaknya sistem pendidikan kapitalis sudah sangat terlihat jelas akan kehancurannya. Begitu banyaknya kasus yang terjadi di kalangan para pelajar. Mulai dari bulliying, seks bebas, tawuran dan masih banyak kasus - kasus lainnya. Tak hanya itu sistem kapitalis ini pun tak dapat memberikan solusi atas permasalahan ini.

Islam adalah solusi tuntas dari segala permasahan negeri ini. Termasuk masalah pendidikan, dalam islam visi dan misi pendidikan harus sesuai dengan syariat Islam, menjadikan individu yang bertaqwa, berkepribadian Islam dan dapat menjadi mercusuar bagi peradadaban. Maka, semua itu harus terlaksana dan terkontrol oleh sistem pemerintahan. Dan satu-satu nya sistem yang dapat menjamin pendidikan hanyalah sistem Islam dalam bingkai daulah khilafah. ( Wallahualam bishowwab )

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak