Oleh : Maya, Butul Pacet - Kab. Bandung.
Sebanyak enam puluh sembilan pelajar yang berencana tawuran pada hari pertama masuk sekolah di Kawasan Balaraja, Kabupaten Tangerang Banten, diamankan oleh Polresta Tangerang. Senin (17/7/2023).
Pelajar-pelajar tersebut berasal dari dua sekolah yang berbeda, mereka menangis di depan orang tua mereka yang dihadirkan di Polresta Tangerang. Para pelajar yang diamankan akan diberi sanksi berupa pembinaan di Polresta Tangerang. Isak tangis para pelajar pecah saat dipertemukan dengan orang tua mereka di Polresta Tangerang. Sambil terisak, mereka meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan serupa.
Tidak sedikit orang tua yang terkejut mengetahui anak mereka terlibat dalam tawuran, dan mereka juga ikut menangis sambil memberikan pesan agar para pelajar tidak melakukan perbuatan atau keonaran yang meresahkan masyarakat.
Sistem pendidikan sekular kapitalis telah menyita sebagian besar waktu dan tenaga siswa untuk mengabaikan aspek pembentukan kepribadian yang kuat. Sekolah sebagai institusi pendidikan alih-alih mencetak remaja yang berkualitas yang memiliki kepribadian yang kuat sesuai dengan tujuan pendidikan, namun justru menghasilkan remaja yang menciptakan banyak masalah. Sekolah yang baik seharusnya mampu membentuk kepribadian yang baik. Sebaliknya, sekolah yang buruk adalah yang abai terhadap hal-hal tersebut. Inilah realita yang terjadi kini, maraknya aksi tawuran remaja diantaranya kurangnya kontroling keluarga, masyarakat, dan Negara dalam membina remaja saat ini.
Kejadian ini begitu memprihatinkan, ketika remaja yang seharusnya sibuk dengan aktivitas mencari ilmu untuk bekal hidupnya malah sebaliknya bekal hidup yang diambil adalah budaya kekerasan yang mengorbankan nyawa. Masalah tawuran pelajar satu diantara masalah remaja yang menggelayuti bumi pertiwi tapi seolah tak ada yang peduli dalam mencari solusi. Sebenarnya Pemerintah telah menetapkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa serta berkembangnya potensi diri secara optimal. Tentu, ini adalah sebuah tujuan yang sangat ideal, dan memang itulah yang diharapkan dari sebuah proses pendidikan. Pendidikan harus melahirkan sosok manusia yang mempunyai kepribadian khas yang muncul dari keimanan dan ketawaan yang tinggi serta memiliki kemampuan berbasis kompetensi yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendidikan diarahkan untuk menempa kepribadian siswa yang kuat dan mengembangkan potensi keterampilan secara optimal. Peran negara yang seperti ini tentu tidak akan terwujud dalam tatanan sistem yang kapitalis. Hanya negara yang menerapkan Islam secara kaffah-lah yang mampu melaksanakan peran strategis ini.
Indonesia adalah Negara dengan mayoritas penduduk muslim tapi sayangnya Islam hanya dianggap sebagai agama ritual semata hingga tak berdampak dalam kehidupan nyata. Padahal Islam adalah agama yang mempuyai aturan dalam segala aspek tak terkecuali masalah tawuran ini. Kalau kembali kepada penyebab tawuran dengan hilangnya kontrol keluarga, masyarakat, dan Negara dalam membina remaja. Maka Islam bisa mengembalikan kontrol keluarga, masyarakat dan Negara.
Dalam kontrol keluarga islam mewajibkan tugas seorang ibu sebagai ummu warrabatul bait yang mengurusi, mendidik, dan membina anaknya. Lalu masyarakat pun diwajibkan melakukan amar ma’ruf nahi mungkar sebagai bentuk kepedulian persaudaraan muslim. Dan negara dalam Islam yakni Daulah Islam wajib melindungi nyawa para remaja dengan menjaga dan menstabilkan kondisi Negara.
Islam sebagai agama yang sempurna, agama yang mampu memberikan solusi untuk kenakalan remaja. Remaja yang saat ini sedang berada dalam cengkraman kapitalisme, liberalisme, dan imperialisme membuat hidup para remaja menjadi terpuruk bahkan galau yang berkepanjangan dan akhirnya frustasi hingga bunuh diri, hal ini tentunya sudah menjadi fakta.
Oleh karena itu bersama dengan Islam marilah menuju perubahan yg lebih baik di dalam naungan Hukum Allah SWT., dan Tuntunan Nabi Muhammad SAW.
Wallahu a'lam bish shawab.
Tags
Opini