Oleh : Ummu Audah (Ibu Rumah Tangga )
Jemaah haji reguler asal Indonesia mengeluhkan jatah makanan yang berulangkali terlambat didistribusikan, menu makan yang “seadanya”, serta sempat terlantar selama tujuh jam tanpa makan dan minum akibat keterlambatan bis penjemputan. (bbc.com, 1/7/2023).
Selain masalah makanan dan transportasi, masalah sarana umum jadi hal yang dikeluhkan jemaah haji. Yaitu macetnya wc. Padahal ini adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.
Terjadinya beberapa persoalan memilukan ini sungguh sangat disayangkan. Mengingat ibadah haji adalah ibadah yang pasti dilaksanakan setahun sekali. Jadi bisa disiapkan segala hal yang bisa memperlancar jalannya ibadah haji. Lebih dari itu, ibadah haji adalah ibadah yang merupakan bagian dari rukun Islam, ibadah yang sangat penting.
Sudah seharusnya para jemaah haji mendapatkan pelayanan yang baik karena mereka adalah tamu Allah. Islam sangat menghormati jemaah haji, para tamu Allah dan mewajibkan penguasa untuk memberikan pelayanan yang baik untuk jemaah haji.
Penguasa yang takut Allah swt pasti takut jika tidak maksimal dalam mengurusi urusan umat. Haji tahun ini sangat tidak sesuai antara jumlah peserta dengan fasilitas yang disiapkan. Tenda-tenda diisi dua kali lipat dari jumlah seharusnya.
Dan seperti biasanya, ketika terjadi masalah akan saling menyalahkan pihak lain.
Islam telah mewajibkan pengelolaan dana haji harus dijaga agar sesuai dengan peruntukannya. Jangan sampai dana ini disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Pengelolaan dana haji yang baik akan mendukung keberhasilan pemberian layanan ibadah haji yang berkualitas.
Islam memandang bahwa penyelenggaraan ibadah haji adalah ibadah dari penguasa berupa riayah atau pengurusan yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah swt. Jadi jauh dari kata komersialisasi pelaksanaan ibadah haji.
Ini berbeda dengan pandangan kapitalisme yang memposisikan ibadah haji ini adalah ladang untuk mencari keuntungan. Akibatnya dana untuk naik haji saat ini sangat mahal dan sulit dijangkau oleh masyarakat kecil. Sudah begitu, pelayanan yang diterima jemaah haji pun jauh dari kata baik.
Di dalam Islam, ibadah haji selain sebagai salah satu rukun Islam, juga menjadi sarana persatuan umat. Kaum muslim dari seluruh penjuru dunia berkumpul menjadi satu di rumah Allah. Tanpa memandang warna kulit dan segala perbedaan.
Begitu pentingnya ibadah haji menurut Islam. Sudah semestinya penguasa menjamin pelaksanaan ibadah haji agar bisa secara nyaman, aman, menyenangkan dan tentunya dengan harga terjangkau.
Semua itu bisa terlaksana jika syariat Islam diterapkan secara menyeluruh. Karena apabila syariat Islam yang diterapkan secara menyeluh, mewajibkan penguasa mengurusi urusan umat dengan baik. Dalam sistem Islam, penguasa memposisikan dirinya sebagai pelayanan umat yang kelak akan mempertanggungjawabkan semuanya kepada Allah swt.
Dengan kekayaan alam yang dititipkan Allah di negeri–negeri muslim dan konsep ekonomi Islamnya yang mengatur bahwah kekayaan alam dikelola Negara untuk memenuhi hajat hidup umat, tidak boleh dikuasai individu atau swasta, maka kebutuhan dan kewajiban umat akan terjamin, dengan kualitas tinggi dan biaya terjangkau, termasuk di dalamnya pelaksanaan ibadah haji.
Barangsiapa yang menghendaki tatanan hidup yang lebih baik dan diridhoi Allah swt, tidak ada pilihan lain baginya kecuali memperjuangkan syariat Islam agar diterapkan secara menyeluruh di muka bumi ini. Wallahua’alam bi showab.