Oleh : Ade Irma (Pemerhati Umat)
Bukan sekali dua kali, aksi islamophobia terus terjadi. Mulai dari pembakaran Al-Qur'an, penistaan agama, penganiayaan umat Islam dan ulama. Kini kembali lagi pembakaran Al-Qur’an di Swedia, ketika umat muslim sedang merayakan hari raya Idul Adha, oleh seorang bernama Salwan Momika pria asal Irak yang pindah ke Swedia. Aksi pembakaran dilakukan di depan masjid Stockholm, pada Rabu 28 Juni 2023.
Aksi Islamophobia ini sudah terjadi dalam tiga dasawarsa terakhir. Barat melihat geliat kebangkitan Islam di negeri-negeri muslim dan non muslim. Ditandai dengan tumbuhnya kesadaran kaum muslim bahwa Islam adalah ideologi sahih dari Allah dan Rasul-Nya. Ideologi Islam tak hanya mampu memberikan keselamatan dunia akhirat, tapi mengatasi kemunduran dan keterpurukan negeri-negeri muslim. Sehingga penyuaraan syariat Islam kaffah dalam institusi politik semakin menggema.
Bagi Barat geliat kebersatuan dan kesadaran umat Islam sebagai ancaman terhadap eksistensi dan hegemoni peradaban mereka. Karena tak dipungkiri, peradaban Barat tegak berdiri karena kolonialisasi dan imperialisasi di dunia Islam. Baik dengan penguasaan sumber daya alam (SDA) secara langsung atau melalui para komprador mereka. Maupun dengan bercokolnya budaya sekulerisme-kapitalisme dalam benak kaum muslim yang dijadikan kiblat dan arah pandangan dalam mengatur kehidupan.
Pada dasarnya Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, namun sering kali Islam dicitraburukkan dengan sebutan Islam radikal. Protes dan demonstrasi masih belum cukup. Sebab sejatinya islamophobia di kalangan umat terjadi karena jauhnya dari Islam. Penerapan kapitalisme menyebabkan pemahaman dan ide jahat barat masuk, merusak akidah dan moral umat .
Jadi narasi teroris radikalis adalah usaha orang kafir dan munafik untuk memadamkan cahaya agama Allah melalui lisan-lisan mereka. Tapi Allah Maha Kuasa menolaknya dan menyempurnakan cahaya diinNya.
Kaum muslim yang beriman serta mencintai Allah dan Rasul-Nya, tak perlu ragu pada yang haq. Tetap berpegang teguh pada syariat-Nya walaupun harus memegang bara api. Serta meniti jalan mulia dengan mendakwahkannya Islam sebagai ideologi. Adanya aksi islamophobia ini harusnya menjadi momen kesadaran dan bersatunya umat Islam untuk menjadikan Islam satu-satu ideologi. Dan tak perlu ragu karena kemenangan dan tegaknya Islam kaffah adalah janji Allah dan bisyarah Rasulullah.
Wallahu a’lam bisshawab.
Tags
Opini