Ilmuan Hebat lahir Hanya dalam Sistem Pendidikan Islam



Oleh : Mawaddah_Sopie.


Banyak cerita mahsyur di negeri ini. Tentang penemuan hebat dari kepintaran generasi bangsa. Namun alih-alih mendapatkan apresiasi. Malah yang terjadi adalah sebaliknya.

Contohnya seperti yang terjadi pada Aryanto Misel. Penemu alat pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan bernama Nikuba. Kurangnya apresiasi dari penguasa. Aryanto Misel mengungkapkan kekecewaannya via media televisi dan media sosial. Aryanto berujar bahwa dirinya tak butuh bantuan pemerintah terkait pengembangan atas inovasinya itu.

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam sebuah wawancara televisi yang kemudian diunggah ke media sosial pada akun Instagram bernama Undercover. Aryanto merasa selama ini telah dikucilkan.

Berbeda dengan sikap pemerintah Indonesia. Pihak luar negeri justru merespon baik. Alat Nikuba temuan Aryanto kembali viral setelah 'go internasional' tepatnya di  Italia. Bahkan teknologi ini mendapat kesempatan untuk dikenal lebih jauh oleh sejumlah pabrikan otomotif asal Italia.

Kepala Penerangan Kodam III Siliwangi Kolonel Inf Adhe Hansen mengungkapkan  pihak pabrikan otomotif juga telah mengadakan perjanjian kerja sama dengan pihak Nikuba.
Yakni perusahaan penyedia sumber energi bagi Ferrari dan Lamborghini. 

Aryanto Misel dan tim, sebelumnya berangkat ke Milan pada 16 Juni dan mempresentasikan penemuannya pada 18 Juni lalu.

Lebih lanjut, Aryanto berkeinginan mendanai risetnya lewat kerjasama dengan pihak asing yang memang tertarik atas temuannya. Dari sana ia mau mendanai sendiri pengembangan riset tanpa bantuan siapapun.
Aryanto pun berencana menawarkan Nikuba dengan harga Rp15 miliar.(cnnindonesia.com. 09/07/2023).

Penemu-penemu hebat juga terjadi di daerah lain. Kabupaten Lampung juga menjadi terkenal setelah ditemukannya bibit padi lokal unggulan, yang kini mulai dikembangkan di beberapa daerah di Indonesia. Surono Danu merupakan sosok penemuan bibit lokal tersebut. Berbekal ketajaman mata dan alat penjepit atau pinset, Surono berhasil menemukan bibit padi unggul lokal.

Dalam meneliti bibit padi, Surono tak pernah meminta atau menerima imbalan, semua dilakukan sebagai bentuk cinta kepada para petani. Hasil penelitian Surono memuaskan, beberapa negara mencoba menawarkan kerja sama dengan Surono Danu, namun dia menolak.

Kini, Surono dan komunitas petani Lampung yang tergabung dalam Serikat Tani Indonesia sedang mengembangkan bibit unggul lainnya untuk tanaman buah dan umbi-umbian. Ia ingin mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia. (Liputan6.com.09/07/2023).

Namun penemuan - penemuan tersebut tidak mendapatkan perhatian khusus dari penguasa. Terbukti saat penemuan tersebut membutuhkan penelitian berkelanjutan, tak ada upaya negara untuk membantu biaya penelitian tersebut. Padahal sebuah penemuan  bisa bermanfaat jika dilakukan penelitian yang lebih mendalam. Sehingga hasilnya lebih bermanfaat secara signifikan.

Inilah warna yang terjadi di sistem kapitalis. Penemuan tersebut malah dilirik oleh para kapitalis. Sehingga hasilnya dipatenkan oleh pihak tertentu. Di monopoli pihak tertentu. Dan dijual kepada masyarakat ramai dengan Harga yang lebih tinggi. 

Amat sangat disayangkan, penguasa yang seharusnya mengambil alih peran tersebut. Memotivasi rakyatnya untuk berinovasi. Melakukan penelitian mendalam. Contohnya saat ada mahasiswa yang menemukan obat kanker mulut melalui media ekstrak daun kemangi. Namun penemuan tersebut tidak mendapatkan respon baik. Padahal jika dilakukan penelitian lebih dalam. Mungkin bisa ditemukan jawabannya. Apakah penemuan obat sederhana itu lebih efektif dan efisien. 

Beda halnya dalam sistem Islam. Melahirkan ilmuan - ilmuan hebat. Dimata orang barat yang sekuler. Memandang bahwa kembali pada sistem Islam, itu artinya kembali ke zaman unta. Dimana jauh dengan sains dan teknologi. Padahal itu semua salah besar. Justru dalam sistem Islam. Antara sains dan agama itu saling berkaitan. Karena ilmu tanpa agama itu buta. Dan agama tanpa ilmu pengetahuan menjadi lumpuh.

Seperti yang tertuang dalam ayat sebagai berikut:

"Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi!” Tidaklah bermanfaat tanda-tanda (kebesaran Allah) dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang yang tidak beriman."(QS : Yunus :101).

Oleh karenanya Islam saingat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan yg berlandaskan agama. Dalam Islam ada lembaga penelitian tempat berkumpul talenta talenta mumpuni. Yang jika berhasil berinovasi menemukan sesuatu hal baru yang bermanfaat. Tentu akan diapresiasi dan ditindak lanjuti penemuannya dengan penelitian lebih mendalam. Seperti yang dilakukan oleh Khalifah Al - Makmun pada masa kekhalifahan Abbasiyah.
Beliau tak segan memberikan hadiah kepada penemu - penemu hebat dan penerjemah buku - buku asing. Hadiah tersebut dalam bentuk emas. Yang dinilai seberat kertas buku terjemahan asing tersebut.

Dengan begitu. Banyak penerjemah buku-buku dan ilmu pengetahuan asing. Dan dunia ilmu pengetahuan berkembang pesat. Bahkan saking pesatnya. Banyak ilmuan muslim yang mengoreksi kesalahan kesalahan peradaban China, Eropa, India dan lain sebagainya. Diluruskan melalui perspektif Islam.

Dalam sistem Islam pulalah lahir ilmu kedokteran, matematika, fisika dan bahkan lahir tercetus universitas pertama. MashaAlloh.

Semoga semua itu bisa terwujud lagi. Lewat generasi Islam masa kini. Dan itu bisa terjadi. Jika Islam tegak di muka bumi ini. Aamiin. Wallohualam bissowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak