Oleh: ARSYILA PUTRI
Berdasarkan data dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, Provinsi Jawa Barat tercatat 3.186 pasien terjangkit sifilis sepanjang data 2018-2022. Jabar di peringkat kedua setelah Provinsi Papua sebanyak 3.864 pasien. Setelah Jabar data menunjukkan provinsi DKI Jakarta 1.897 pasien lalu Papua Barat 1.816 pasien, Bali 1.300 pasien dan Banten 1.145 pasien. Dari 3.186 kasus di Jabar, Kota Bandung yang merupakan ibukota Provinsi Jawa Barat, tercatat paling dominan dari hasil skrining yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Jabar di beberapa kota dengan temuan 830 kasus. RadarJabar.Com. Sabtu,(10/06/2023).
Sifilis Berbahaya dari Segi Kesehatan
Dalam segi kesehatan sifilis merupakan penyakit kelamin akibat infeksi bakteri yang dimulai dengan luka tanpa rasa sakit. Penyakit sifilis ini menyebar melalui hubungan seksual vaginal, anal, atau oral. Bisa juga menular melalui produk darah seperti jaurum suntik yang tidak steril atau darah yang tidak di saring. Dari ibu ke bayi dalam proses mengandung, persalinan dan menyusui.
Penyakit sifilis gejala yang ditimbulkan tahap pertama melibatkan luka tanpa rasa sakit pada alat kelamin, dubur, atau mulut. Setelah sakit awal sembuh, tahap kedua ditandai dengan ruam. Kemudian, tidak ada gejala sampai tahap akhir yang mungkin terjadi beberapa tahun kemudian. Tahap akhir ini dapat mengakibatkan kerusakan otak, saraf, mata, atau jantung.
Liberalisasi Gaya Hidup Kapitalisme
Tingginya angka sifilis di Indonesia membuktikan bahwa begitu berbahya nya penyakit tersebut bagi kesehatan. Tidak bisa dipungkiri gaya hidup generasi saat ini yang serba bebas dan tanpa batasan membuat mereka terjun dalam jurang kemaksiatan. Naluri cinta yang seharunya disalurkan dalam bentuk pernikahan malah disalah gunakan dan diumbar sebelum waktunya. Tentunya masalah ini akan semakin besar apabila dibiarkan terus menerus, kepada orang rusaknya para generasi akibat dari buah sistem kapitalisme yang menganut liberalisme dan sekularisme. Kenakalan remaja yang semakin hari semakin tak terkendali harus nya menjadi perhatian para orang tua, masyarakat dan negara. Peran negara khusus nya yang seharusnya melindungi para generasi muda seakan abai pada keadaan saat ini, dibiarkan dan semakin rusak, rusak karena dari sistem yang rusak pula.
Islam Menjaga Generasi
Dalam Islam para generasi muda adalah butiran emas yang harus di jaga kemurniannya. Dengan berlandaskan Al-Qur'an dan Sunnah Islam menjadikan para generasi muda untuk senantiasa terikat pada hukum syariat, Menegakan hukum Islam dan menjaga pergaulan generasi muda tetap pada jalan dan aturan Allah SWT.
Dalam sistem negara Islam tentunya memiliki peran penting dalam menjaga para generasi muda agar tidak menyimpang dari aturan Allah SWT.
Pertama, Sistem negara Islam akan menjaga akidah yang menjadi pondasi pemikiran agar tidak disisipi pemikiran-pemikiran diluar Islam.
Kedua, Sistem negara Islam akan mewajibkan para generasi menutut ilmu agama. Karena pendidikan adalah sumber kebangkitan suatu bangsa. Mereka akan disibukan dengan kegiatan-kegitan yang positif dan bermanfaat tentunya terhindar dari perbuatan yang sia-sia dan maksiat. Seperti menjadikan mereka untuk sentiasa mencintai Al-Qur'an, menjadi hafidz Qur'an dan mengamalkan isi Alquran di setiap aspek kehidupan.
Ketiga, Peran negara yang akan menerapkan seluruh aturan Islam di setiap aspek kehidupan termasuk dalam mengatur tata cara pergaulan yang sehat dan sesuai syariat. Seperti memfilter tontonan yang memancing hawa nafsu, menjaga ikhtilat, melarang pacaran, pergaulan bebas, narkoba, dan aktifitas lainya yang melanggar syariat.
Keempat, Negara akan memberikan sanksi tegas bagi pelaku yang melanggar, agar memberi efek jera. Hukum yang bersumber dari Al-Qur'an seperti hukum cambuk dan rajam bagi pezina. Tentu dilakukan untuk kebaikan umat manusia agar tetap berada dijalan Allah SWT.
PR besar untuk kita mengusahakan dan memperjuangkan kembali kehidupan Islam yaitu khilafah. Perlunya kesadaran dari setiap individu, masyarakat dan negara bahwa aturan Islam lah yang paling sempurna dan paripurna.
Wallahu a'lam bhisawabb
Tags
Opini