Gempuran Bencana Dalam Negeri, Antara Musibah Dan Kelalaian






Oleh : Hilwa Imadiar Roya

Bencana adalah satu hal yang tidak mungkin dapat dihindari. Saat ini, negeri ini mendapat gempuran berbagai bencana di berbagai daerah. Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia memiliki geografis yang diapit oleh 2 benua yaitu, Australia dan Asia. Ini membuat Indonesia berada dalam wilayah silang yang memiliki arti penting keterkaitannya dengan iklim dan ekonominya.

Bupati Lumajang Thoriqul Haq menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari, menyusul terjadinya banjir lahar dingin Gunung Semeru, yang menerjang beberapa desa di wilayahya.
"Saya sudah menetapkan tanggap darurat selama 14 hari, saya menugaskan Pak Sekda untuk menunjuk satgas darurat bencana," kata Thoriq saat meninjau lokasi pengungsian di Balai Desa Jarit Kecamatan Candipuro, 

Menurut Thoriq, cuaca ekstrem dengan intensitas hujan tinggi selama beberapa hari ini mengakibatkan banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah.
Bahkan, terjangan keras material lahar dingin Semeru juga mengakibatkan beberapa jembatan mengalami kerusakan hingga terputus total.
Karena itu, menurut Thoriq fokus utama saat ini adalah keselamatan jiwa. Ia pun mengimbau agar warga di tepian sungai untuk mengungsi, sampai kondisi dipastikan aman.

"Masyarakat yang ada di tepian lahar kami evakuasi di tempat pengungsian di beberapa balai desa termasuk yang ada di Balai Desa Jarit ini," ucapnya. Dilansir CNN Indonesia.
Selain berita dari Lumajang, terdapat berita tentang bencana lainnya yang dihadapi di Indonesia. Musibah yang dihadapi negeri ini tidak lepas dari ulah manusia. Karena meskipun memang sudah ketentuan Allah SWT namun tetap ada hubungan dengan pola manusia. Seperti yang tertera Q.S ar -rum : 41

ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُون
َ
ẓaharal-fasādu fil-barri wal-baḥri bimā kasabat aidin-nāsi liyużīqahum ba'ḍallażī 'amilụ la'allahum yarji'ụn
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Tidak hanya amalan individu yang menjadi penyebab dari kerusakan yang terjadi. Jika kita lihat, suatu negara bertanggung jawab atas rakyat, juga potensi alam yang ada didalamnya. 
Indonesia merupakan negara dengan berbagai sumber daya alam  yang sangat besar. Sehingga, membutuhkan tatanan yang sangat insentif untuk mengembangkan dan menjaganya. Negara berhak membuat aturan untuk mengambil langkah preventif terhadap pencegahan dari bencana. Justru itu merupakan suatu kewajiban bagi negara.
Sistem Kapitalisme saat ini, tidak memberikan penyuluhan yang komprehensif terhadap penanggulangan bencana. Dana negara sibuk mereka putar dalam lingkar kekuasaan. Rakyat dan super daya alam terbengkalai. Bahkan,  mereka membebani rakyat dengan pajak diatas derita yang tengah rakyat rasakan.
Merupakan suatu keniscayaan Kapitalisme tidak dapat menyelesaikan permasalahan ini. Karena memang tidak ada langkah serius untuk menyelesaikannya. 
Berbeda dengan sistem Islam, menjamin keselamatan jiwa raga rakyat dan mengolah sumber daya alam dengan baik sudah menjadi hak paten didalamnya. Karena bersumber pada aturan yang dibuat pencipta (ALLAH SWT) yang memang diperuntukkan bagi segala ciptaannya. Tindakan preventif  akan dilakukan dengan totalitas untuk mencapai tujuannya. Yaitu, mengurus ummat (riayah  suunil ummah) juga untuk mencapai tujuan luhur agama ( maqashidus syara). Salah satunya adalah menjaga jiwa. 

Pemerintahan seperti ini, tidak dapat diterapkan pada sistem yang bercampur dengan sistem batil. Seperti sistem kapitalisme ,liberalisme, komunisme atau lainnya. Dibutuhkan wadah yang murni dalam menerapkan sistem Islam ini. Tiada lain adalah daulah Islam Kaffah. Perjuangan dalam mewujudkan negara yang berpandangan Islam kaffah merupakan perjuangan semua ummat Islam. Sehingga dibutuhkan kontribusi semua ummat Islam untuk menyongsong kembali peradaban dan membentuk baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur.

Wallahu Alam bis Showwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak