Oleh : Windha Yanti. S
(Aktivis dan Pemerhati Sosial)
Pariwisata menjadi salah satu kegiatan yang disenangi oleh siapapun, sebab wisata tak hanya mampu menghibur seseorang melainkan mampu menjadi salah sasatu cara untuk lebih mendekatkan diri kepada sang maha pencipta.
Namun berbeda dengan kondisi pariwisata hari ini yang beralih fungsi menjadi sumber pendapatan negara, sehingga hilanglanglah esensi dari wisata yang mampu mendekatkan seorang hamba pada penciptanya, seperti dikutip REPUBLIKA.CO.ID, Indonesia berhasil meraih peringkat tertinggi Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 dari Mastercard-Crescent Rating. Indonesia dan Malaysia berbagi tempat di puncak dengan sama-sama mengantongi skor 73. Sebelumnya, Indonesia juga sempat sama-sama berada di peringkat pertama GMTI bersama Malaysia pada 2019.
Sehingga wisata halal menjadi prioritas sebagai salah satu sumber pendapatan negara, padahal ada sumber yang pendapatannya jauh lebih besar jika dikelola dengan benar, bahkan mampu untuk mencukupi kebutuhan negara, yaitu SDA (Sumber Daya Alam). Tapi anehnya justru SDA saat ini lebih banyak diserahkan kepada asing.
Sehingga pengelolaan SDA di tangan asinglah yang menyebabkan negri ini tak memiliki sumber utama untuk mencukupi kebutuhan dasar negara.
Tak heran jika demokrasi yang lahir dari kapitalisme ini, menjadikan negara tak mampu berdiri sendiri, selama barat yang menjadi kiblat, maka negara tak akan memilki kedaulatan sendiri, alhasil setiap kebijakan yang lahir hanya akan menguntungkan para asing dan Aseng.
Sedangkan Islam memiliki peraturan yang lengkap untuk sumber pemasukan negara, seperti sumber yang pertama adalah pos kepemilikan negara' yang didapat dari harta rampasan perang, pajak tanah non muslim, harta Karun dan lain lain.
Sedangkan sumber yang ke dua adalah pos kepemilikan umum yang di dapat dari pengelolaan SDA yang mandiri oleh negara.
Sumber yang yang ke tiga adalah pos zakat, yang bersumber dari kaum muslimin.
mengatur pembelanjaannya, sehingga pengeluarannya jelas, hal ini menjadikan negara kuat dan adidaya, dan rakyat akan hidup sejahtera di bawah sistem Islam.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(QS. An Nisa: 59)
Tags
Opini