Oleh : Khasanah Isma
(Guru/Pemerhati sosial)
Berbagai serangan pemikiran yang dilancarkan kafir barat terus digulirkan dan semakin menjauhkan kaum muslimin ( terutama para,
wanita dan pemudanya) dari ajaran Islam, oleh karena itu penting bagi kita untuk memahami apa saja bentuk- bentuk penyerangan tersebut, tujuannya tiada lain
sebagai benteng pertahanan diri, keluarga serta wacana dakwah ke masyarakat agar bisa membawa umat untuk kembali kepada pemahaman islam yang benar.
Ada sebuah paham yang dimana begitu banyak kaum muslimin terjebak didalamnya, bahkan mereka tidak menyadari akan bahayanya, paham itu bernama sekulerisme, sekularisme artinya sebuah pemahaman yang memisahkan nilai-nilai agama dari kehidupan, paham ini
menjadikan seorang
muslim tersesat dalam memahami korelasi agama dengan kehidupan bermuamalah, mereka berpikir bahwa agama hanya sebatas rangkaian ibadah mahdhoh ,(cukup untuk mengatur sholat, puasa zakat, nikah, talak, rujuk ,cerai dan kematian) namun ketika bicara ranah ekonomi , pendidikan, interaksi pergaulan dan politik, agama tak ingin dilibatkan, alasannya? karena kondisi negeri ini dihadapakan pada masyarakat yang majemuk, sehingga akan rentan terjadi gesekan jika melibatkan agama dalam urusan muamalah, paham sekulerisme ini meyakini bahwa agama tak boleh ikut campur dalam pengaturannya, tentu hal ini merupakan ancaman serius bagi kaum muslimin dalam
mempertahankan ketaqwaannya, baik ketaqwaan yang sifatnya individu mau pun sosial / masyarakat, ancaman tersebut tidak hanya untuk saat ini tapi juga bagi generasi mendatang,anak cucu kita kedepan, sebab paham tersebut terus dimassifkan pergerakannya oleh para musuh - musuh Islam melalui Amerika dan sekutunya, dibawah lembaga think tank Amerika yaitu Rand corporate, lembaga ini dibayar mahal untuk merusak pemikiran kaum muslimin untuk menggulirkan berbagai wacana,isu dan fitnah yang keji kepada umat islam dan ajarannya, keberhasilan mereka dalam memainkan isu politik global
dan sekulerisme tak lepas dari restu PBB serta kerjasama para pemimpin muslim negara dunia seperti Arab, Turki, Emirat dsbnya) yang telah lama setia menjadi kolega bisnisnya, tak terkecuali negara berkembang seperti Indonesia, Demikian konspirasi global ini dimainkan dengan menyebarluaskan paham sekulerisme diberbagai bidang, melalui berbagai macam jalan kesepakatan, bisa dalam bentuk kerjasama multilateral ekonomi (PMA/Penanaman modal Asing) ,hingga menyusup dalam urusan kurikulum pendidikan melalui lembaga pendidikan resmi dunia ( USAID) yang juga dibawah besutan Amerika, tak terkecuali Indonesia pun terhubung dengan lembaga USAID tersebut baik di jalur pendidikan Kemenag maupun Kemendiknas,sehingga wajar jika arah pendidikan negeri ini berubah -rubah , tidak menghasilkan output yang mampu menyelesaikan permasalahan bangsa karena ada kendali asing didalamnya, demikian pula dalam hal ranah agama yang menyasar pada para ulama ( baik ulama laki- laki maupun perempuan) , konferensi para ulama perempuan se Asia yaitu KUPI ( Konferensi Ulama Perempuan Indonesia) pada bulan Januari 2023 lalu pun yang dihadiri sekitar 500 mubalighoh adalah bagian dari program kerja kafir barat untuk mengkampanyekan kesetaraan gender, hak- hak emansipasi wanita dan moderasi beragama, sama hal nya ketika konferensi para ulama laki-laki yang diselenggarakan di daerah Krapyak , Jawa timur ,di salah satu pondok pesantren milik salah satu ulama NU.
Pada moment itu islam nusantara pun digaungkan dengan wacana moderasi beragama, islam moderat sebagai wujud toleransi antara umat beragama yang resmi dibuka oleh Humas Kemenag RI dengan ketua pelaksananya DR Quraish Shihab, acara tersebut sekaligus menguatkan wacana islam nusantara, esensi dari upaya kafir barat ini tiada lain kecuali untuk mencampur adukan aturan syariat dengan kepentingan kafir barat, dengan menggunakan tangan- tangan penguasa dinegara yang mereka jajah pemikirannya juga ekonominya, dan Indonesialah salah satunya.
Upaya mereka untuk memisahkan islam dari kehidupan umat / sekulerisasi sangat gencar, jika virus sekulerisme ini dibiarkan tumbuh dan berkembang, dia akan menggerus aqidah seseorang, puncaknya adalah ketika tak muncul lagi.
Dalam diri sesorang keterikatan terhadap hukum syarak sampai kaum muslimin membuang jauh ajaran islamnya, itulah target mereka, sebagai seorang muslim yang yakin akan adanya hari pembalasan dan penghisaban, yakin akan keberadaan surga dan neraka tentunya hal ini merupakan sebuah ancaman bagi aqidah islam, khoiyr wa saar, hasan wa qobih (jika diputuskan tanpa melibatkan aturan islam, maka yang terjadi adalah kekacauan, inilah bahayanya pola pikir sekulerisme yang pada hakekatnya mengajak manusia untuk menjauhi agama, artinya dia lebih memilih kepada pendapat hawa nafsu manusia, dibandingkan perintah dari Sang Pencipta, tentu ini adalah sebuah kesombongan sebagai hamba sekaligus kebodohan yang akan berdampak pada kebinasaan manusia secara luas, dan yang paling fatal adalah kelak di akerat akan dikenai azab.
Islam adalah agama yg lengkap, tak ada sedikitpun kekurangannya, karena semua urusan hidup dan mati tertuang dalam aturan islam, demikian pun Islam mengatur tiga dimensi hidup, ( hablumminnafsi, habluminallah, hablumminannash), islam punya aturan terkait mengatur bagaimana hubungan manusia dengan dirinya sendiri, mengatur hubungan manusia dengan Rabb-Nya, mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia, dimana aturan tersebut sudah teruji, terealisasikan dan terbukti keberhasilannya bahkan tercatat dalam sejarah.
Sejarah mencatat peradaban emas islam terwujud karena pada masa itu umat islam menerapkan seluruh aturan islam yang mencakup tiga dimensi tersebut melalui satu kepemimpinan umum yakni dalam daulah khilafah islamiyah, pada saat itu umat islam dalam kondisi yang jauh lebih baik , lebih terhormat, unggul di berbagai bidang dibandingkan umat islam hari ini dimana kondisinya sangat memprihatinkan, , bahkan kekuasaan umat islam pada saat itu mencakup 3 benua ( benua Afrika, Eropa dan setengahnya Asia) cukup dikepalai oleh satu orang pemimpin muslim yang kita sebut sebagai Kholifah, kholifahlah yang menjalankan seluruh aturan hukum Islam dalam sistem negara khilafah sepanjang 1300 tahun lamanya.
Kenapa umat islam pada waktu itu dapat mencapai prestasi dan peradaban emas? Jawabannya adalah : Karena pada saat itu umat islamnya memiliki pemahaman islam yang sahih/ benar,mereka mau memegang teguh seluruh ajaran Islam seutuhnya tanpa melepaskan sedikitpun aturan Allah, umat islam pada waktu itu memiliki pemahaman ( mafaahim) islam yg sahih /benar kemudian diamalkan dengan dukungan negara, aqidah islam tidak hanya sebagai aqidah individu tapi juga dijadikan aqidah negara, bandingkan dengan saat ini yang kondisi umat islamnya dalam kemunduran, tepatnya adalah kemunduran berpikir islami.
Kemunduran berpikir inilah yg merupakan pangkal dari kemunduran politik dan ekonomi, kemunduran ini bisa terjadi dikarenakan umat islam saat ini justru lebih bangga mengadopsi segala sesuatu yang datang dari musuh- musuh islam ( Amerika dan sekutunya), misal membanggakan politik Demokrasi yang jelas_jelas bukan bersumber dari ajaran Islam, bangga mengikuti trend kesetaran gender, child free, bangga mengkampanyekan slogan HAM dan menjadi pelaksana moderasi beragama atas nama toleransi dlsbnya, yang kesemuanya itu justru menjadi penghambat tegaknya hukum Allah jika kita terus mempromosikannya.
Padahal mestinya cukuplah sebagai muslim kita ambil saja yang datang dari islam tanpa perlu mengadopsi berbagai metode berpikir dan opini-opini yang lahir dari luar islam (kafir barat), justru dari situlah kunci penyebab kemunduran umat islam terjadi sehingga mempengaruhi pola pikirnya, yang pada akhirnya mempengaruhi pola sikapnya ( prilakunya) dalam memandang kehidupan. banyak kaum muslimin yang salah persepsi (miss persepsion), sebagai contoh misalnya: dia muslim tapi dia masih menggunakan politik Demokrasi dalam memperjuangkan aspirasi umat,alasannya, tidak mungkin kondisi umat akan mampu dirubah tanpa melalui parlemen.
Demokrasi , paham yang seperti inilah yang memisahkan agama dari kehidupan politik,karena Demokrasi buka bersumber dari ajaran Islam, padahal Rasulullah SAW tidak pernah mencontohkan diri masuk parlemen dalam mengubah kondisi umat, ikhtiar Rasulullah mengubah kondisi umat hanya dengan jalan dakwah, demokrasi jika memang itu benar datangnya dari sumber ajaran Islam nabi sudah pasti pake itu sistem demokrasi, karena demokrasi lahir jauh- jauh hari sebelum nabi lahir, demokrasi lahir di Athena ibukotanya Romawi kuno ( yang saat ini Roma,Italia), tapi mengapa nabi tidak menjadikannya sebagai washilah dalam bernegara? , karena sistem Demokrasi itu bukan lahir dari wahyu Allah, ia lahir dari pemikirannya orang kafir harbi yang justru membenci ajaran Islam,
Lalu mengapa kaum muslimin banyak yang memperjuangkannya?
Siapa sesungguhnya suri tauladan kita? Rasulullah, atau selainnya?
disinilah pentingnya kita perlu memahami sejarah/ sirroh agar tak salah dalam mengambil pijakan, terlalu banyak jumlah kaum muslimin yang memiliki kesalahan dalam memahami ini sehingga banyak yang tersesat memahami relasi agama dengan
negara, ,dia meyakini bahwa agama tidak boleh cmpur tangan mengatur urusan negara dan masyarakat, maka demokrasilah yang dijadikan washilahnya, ujung- ujungnya
Mereka akan menolak mentah-mentah konsep negara Islam yakni khilafah, inilah bahaya pola pikir sekulerisme dalam ranah politik, lalu pihak siapa yang akan dibuat senang dengan kondisi umat islam yang terjebak seperti ini?
Jawabannya adalah para musuh islam tentunya ( orang kafir dan munafik),merekalah yang membuat konsep Demokrasi untuk menjebak kaum muslimin, karena dengan semakin umat islam memegang teguh politik Demokrasi,sangat membantu mereka untuk semakin melanggengkan penjajahannya, melalui jebakan hutang, pengerukan sumber daya alam, pembantaian kaum muslimin dengan mengatas namakan ada organisasi teroris didalamnya dan sebagainya, maka disitulah kemunduran umat islam makin menjadi ,sebab tanpa disadari justru umat islamnya sendiri yang mempromosikan misi para musuh islam, bahkan sama artinya ikut menjegal tegaknya kebangkitan islam.
Seorang Mujtahid ternama, Syekh Taqiyyudin An-Nabhani menuliskan dalam kitabnya Nizhomul islam ( bab kaifiah Hamilud dakwah, pada paragraf pertama)
Beliau berkata : *kaum muslimin tidak akan mengalami kemunduran selama ia tetap memegang teguh ajaran islamnya*
Apa yang disampaikan dalam kitab tersebut semakin menegaskan yang terjadi saat ini, mengapa umat islam mengalami kemunduran, padahal sebelumnya pernah mulia dan jaya hingga memegang tampuk kekuasaan dunia, karena umat islam sendiri yang mulai meninggalkan ajaran islam, islam hanya sebatas mengatur ibadah mahdah saja, padahal Allah turunkan islam juga sebagai mabda (ideologi) guna mengatur segala urusan muamalah.
Dalam kitab Addaulah islamiyah ; Syekh Taqqiyudhin annabhani pun menjelaskan bahwa kunci untuk membangkitkan umat kembali yaitu jika umat telah memiliki Alfahm ash - shahiih li al- islam ( pemahaman islam yang shahih dan juga pengamalan ajaran Islam yang shahih), nah, sekarang bagaimana islam akan bangkit jika pemikiran umat islamnya belum bangkit? , karena bangkitnya umat itu ditandai dengan bangkitnya pemikiran mereka, sampai umat islam benar-benar hanya murni menganut metode berpikir qiyyadah fikriyah islamiyah saja ( kepemimpinan berpikir islam) dalam dirinya.
Tanpa perlu mengadopsi segala bentuk pemikiran yang datang dari luar islam yaitu kafir barat, itulah upaya praktis untuk membendung sekulerisme, yaitu menggali pemahaman islam secara benar dan mengamalkannya secarabenar dalam kehidupan, sikap waspada dan penuh kehati hatian terhadap paham yang datang dari luar/asing ( sekulerisme, nasionalisme,pluralisme, kesetaraan gender, child free, dan sebagainya) memang merupakan langkah awal dan solusi parsial,belum integral, karenanya tugas kita selanjutnya adalah mewacanakan bahaya- bahaya paham tersebut kepada umat Islam agar mereka tidak masuk dalam jerat- jerat sekulerisme, sampai umat benar-benar paham dan siap menerima seluruh ajaran Islam hingga Nashrullah yang dijanjikan itu tiba atas kehendak Allah.
Wallahu a'lam bishawwab. { Tinta peradaban}
( Tangerang, Selasa 6 Juni, 2023)
Tags
Opini