Oleh : Eka
Target waktu penghapusan kemiskinan ekstrem hanya dalam waktu setahun sangatlah ambisius melihat faktor penyebab terjadinya kemiskinan ini yang begitu sistematik apalagi termasuk dalam kemiskinan yang struktural. Karena sistem ekonomi Kapitalisme yang diterapkan oleh negeri ini memang meniscayakan terwujudnya kemiskinan.
Sistem ekonomi Kapitalisme menafikan peran agama yang mengatur halal dan haram dalam pengaturan kehidupan. Sistem ini juga tegak diatas pilar yang rusak yaitu prinsip Liberalisme dalam kepemilikan yang membolehkan pemilik modal menguasai kekayaan alam negeri ini, padahal kekayaan alam sejatinya adalah milik umat. Hal tersebut menjadikan pemilik modal mendapatkan akses besar terhadap kekayaan tersebut sedangkan sebagian besar rakyat akan semakin sulit mengakses kebutuhan mereka.
Liberalisme ekonomi dalam sistem Kapitalisme melegalkan kapitalisasi dalam seluruh sektor kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan dan kesehatan yang menjadi objek komersial. Selain itu praktik korupsi juga dipandang sebagai jalan untuk melipat gandakan kekayaan, oleh karena itu sangatlah jelas bahwa kemiskinan di Indonesia adalah buah dari penerapan sistem Kapitalisme yang tidak memihak pada kepentingan rakyat.
Berbagai program untuk mengetaskan kemiskinan ekstrem akan sia-sia jika upaya yang digunakan tidak menyentuh pada akar persoalan.
Berbeda dengan sistem Islam yang memandang manusia memiliki kebutuhan asasiyah yang wajib dipenuhi. Islam juga memandang negara berkewajiban menjaga dan memastikan setiap individu masyarakat bisa mengakses kebutuhan mereka. Negara tidak boleh menyerahkan pemenuhan kebutuhan rakyat kepada pihak swasta sebagimana dalam sistem Kapitalisme. Hanya dalam penerapan sistem Islam Kaffahlah yang akan mampu mengentaskan kemiskinan ekstrem tidak hanya di Indonesia namun juga di dunia.