Oleh : Sulistyawati, IRT
Keinginan Presiden Joko Widodo untuk menghapuskan kemiskinan di masa jabatannya tahun depan, dinilai para pakar terlampau ambisius, sehingga hampir tidak mungkin tercapai. Optimisme Presiden Jokowi terkait penghapusan kemiskinan ekstrim bertabrakan dengan realitas karena angka kemelaratan diTanah Air masih cukup tinggi pada tahun ini. Pendapat ini disampaikan peneliti dari SDGs Center, Universitas Padjadjaran, Bandung, Prof. Arief Ashory Yusuf, ketika berbincang2 dengan VOA (voaindonesia.com, 6/10/2023)
Target waktu penghapusan kemiskinan ekstrim hanya dalam waktu setahun sangatlah ambisius, melihat faktor penyebab kemiskinan ini adalah sistemik dan jenisnya termasuk kemiskinan struktural. Kalaupun mau diuraikan, kita akan bingung mulai darimana karena satu dengan yang pesoalan yang lain saling terkait. Tidak akan mampu dengan beragam program, namun harus menyentuh akar persoalan. Karena sistem ekonomi kapitalis memang meniscayakan terwujudnya kemiskinan ini. Sehingga memimpikan mentas dari kemiskinan dalam sistem ini ibarat halu, dan dan angan angan kosong.
Lalu bagaimana Islam memandang & menyelesaikan persoalan ini?
Hanya Islam, satu satunya sistem politik dan ideologi yang memiliki seperangkat aturan sistem yang komplit, dan komprehensif (lengkap dan menyeluruh). Karena Islam diturunkan oleh Dzat yang menciptakan kehidupan, yang Maha baik, Maha Tahu segala sesuatu. Islam dirancang sebagai sistem canggih yang mampu menyelesaikan berbagai persoalan pun, bahkan yang komplikasi. Syaratnya, harus diterapkan secara total. Karena cara kerja Islam adalah sistemik, hanya terwujud hasilnya jika diterapkan secara total dan menyeluruh.
Sebagai sistem kehidupan, Islam pun memiliki konsep dan penerapan. Yang kesemuanya wajib dijalankan secara serentak dan menyeluruh, tidak boleh pilah dan diambil yang mengenakkan saja, sementara yang gak suka ditinggalakan, hal ini akan mengakibatkan sistem tidak bekerja optimal. Dalam mengentaskan kemiskinan, Islam memandang bahwa kaya & miskin adalah suatu hal fitrah, akan tetapi Islam memiliki mekanisme khas yang diberlakukan negara agar si miskin bisa hidup secara layak dan bisa menjalankan kehidupan dengan baik sebagai hamba Allah yang wajib menunaikan semua kewajibannya, seperti ibadah mahdhoh dan kewajiban lain. Islam mewajibkan negara menjamin pemenuhan kebutuhan sandang, pangan papan ini bagi setiap individu, setiap kepala, tanpa memandang dia itu kaya-miskin, tua-muda, laki-perempuan, muslim-nonmuslim semua berhak mendapatkan pemenuhan kebutuhan primer ini.
Setiap laki laki baligh, yang sehat dan berakal wajib bekerja untuk menafkahi keluarganya, jika dia tidak mampu bekerja maka pekerja akan memastikan, penyebabnya apa, jika sakit diobati sampai sembuh, jika fisik atau akalnya yang lemah maka beban itu akan diambil alih oleh negara dengan santunan dari baitul maal. Kaum muslimin pun didorong agar peduli membantu saudara saudaranya, dengan gemar berinfak, bersedekah, dll. Sehingga mereka tidak menjadi orang yang pelit, disamping hal itu juga mejadi pahalanya di sisi Allah SWT.
Di samping pemenuhan kebutuhan primer per individu, memastikan kaum laki laki wajib bekerja menafkahi keluarganya, Islam pun mewajibkan negara menjamin ketersediaan lapangan kerja bagi para laki laki, dan mudah mengaksesnya agar mereka bisa mendapatkan pekerjaannya. Negara dalam Islam juga menjamin agar harga barang barang murah, sehingga ekonomi riil bisa tumbuh dengan baik. Negara juga menjamin sarana kebutuhan fasilitas primer komunal seperti kesehatan, pendidikan, keamanan, listrik, air dan sarana kebutuhan lainnya ditanggung oleh negara yang dibiayai dari khas baitul maal yang berasal dari post kepemilikan umum.
Sehingga rakyat hanya menanggung urusan primernya saja, tidak terbebani tarikan pajak yang mengular seperti halnya dalam sistem kapitalis saat ini. Disamping itu negara juga menerapkan sistem politik, pendidikan, ekonomi, peradilan dan sanksi berdasarkan Syariat Islam agar negara mereka diridhoi oleh Allah SWT dan menjadi baldatun thoyyibatun warrabun ghofur. Negara juga menjalankan politik luar negri nya dengan dakwah dan jihad, sehingga keberkahan dan rahmat Islam meluas bisa dirasakan manusia hingga ke seluruh penjuru dunia.
Hanya penerapan Islam kaffahlah yang mampu mengentaskan kemiskinan ekstrim, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia.
Wallahu a'lam bishowwab
Tags
Opini