Bencana Kekeringan Mengintai, Sudahkah Negara Kita Bersiap?



Oleh: Salis F. Rahmah

BMKG peringatkan adanya bencana kekeringan di semester dua tahun ini. Adanya ancaman kekeringan ini disebabkan adanya fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole yaitu naik turunnya suhu permukaan laut di Samudera Hindia yang semakin menguat.

BMKG meminta masyarakat agar hemat air, mengingat curah hujan akan berkurang. Hal tersebut akan terjadi bertahan dari bulan Juli menuju September.

Sebagai negara agraris dengan pertanian masih menjadi lahan pencarian rakyat maka Indonesia harus siap mengantisipasi bencana tersebut. Kemungkinan besar hal tersebut berdampak pada sektor pangan. Sedangkan pangan adalah kebutuhan dasar yang pemenuhannya harus diatur negara agar rakyat mampu memenuhinya.

Di lain sisi rakyat masih harus berjuang sendiri menghadapi hidup yang dirasa semakin menghimpit. Bagaimana tidak, berbagai kebijakan pemerintah hari ini justru banyak yang tidak pro kepada rakyat. Malah justru terjalin mesra dengan para pemilik modal. Sebut saja kebijakan undang-undang ciptaker yang menuai kontra di kalangan buruh dan rakyat bawah. Kebijakan yang telah disahkan dan diterapkan bulan lalu ini pun disinyalir dapat mengundang kedzaliman bagi karyawan dan butuh. Namun anehnya undang-undang seperti inilah yg disahkan.

Belum lagi sistem hidup kapitalisme hari ini membuka peluang bagi manusia untuk memunculkan sifat liar dan rakusnya. Rakus dalam meraih ambisi dunia membuat orang menghalalkan cara demi tujuan dunianya. Manusia banyak yang melupakan tujuan dirinya diciptakan. Bukankah Allah telah menjadikan manusia sebagai Khalifah fil ardh. Yaitu pengatur dan pengelola bumi dengan aturan dari pencipta-Nya. Namun sayang tujuan mulia tersebut dilupakan hingga manusia dengan angkuhnya menggunakan alam ini seenak jidatnya. Sebut saja bagaimana tidak ada pengelolaan yang baik dalam limbah industri maupun masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan krisis bagi bumi bahkan perubahan iklim pun tak bisa dihindari menimbulkan bencana yang sering terjadi silih berganti. Memang pengelolaan yang semacam ini harus dikomando oleh negara. Yang dengan kekuasaannya pastinya mampu memberikan perintah untuk lebih baik dalam pengelolaan bumi. Hal ini yang juga masih luput di wilayah Indonesia.

Maka tidak heran jika Islam mewajibkan negara untuk mengatur rakyat dengan baik dan menjamin kesejahteraannya. Termasuk bagaimana pengelolaan alam ini agar tidak terjadi bencana kekeringan. Termasuk bagaimana negara mampu menghadirkan kebijakan yang memperhatikan kepentingan rakyat terutama rakyat bawah. Contoh saja, bagaimana Amirul Mukminin Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu membopong sendiri karung berisi bahan makanan yang beliau sediakan untuk rakyatnya yang kelaparan. Sungguh, pemimpin yang demikianlah yang kita rindukan. Pemimpin yang akan peduli pada rakyat yaitu pemimpin yang takut akan adzan akhirat karena keimanannya. Pemimpin yang akan menerapkan syariat Islam secara menyeluruh bagi rakyatnya. Bukan seperti hari ini yang gonta ganti kebijakan berkat memenuhi keinginan diri dan golongannya.

Maka bukankah kita harusnya menyadari betapa pentingnya mengambil dan menerapkan Islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupan?
Wallahu a'lam bishshawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak