Oleh : Arini
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, 40% masyarakat Indonesia seketika jatuh miskin bila penghitungan garis kemiskinan memanfaatkan ukuran yang direkomendasikan bank dunia. Ukuran itu adalah angka paritas daya beli atau Purchasing Power Parity (PPP) Dalam laporan bertajuk 'Indonesia Poverty Assessment: Pathways Towards Economic Security', Bank Dunia merekomendasikan acuan garis kemiskinan disesuaikan dengan global, yaitu sebesar US$ 3,2 PPP per hari. Sebab, Indonesia telah mampu menekan angka kemiskinan ekstrem dengan penghitungan US$ 1,9 PPP per hari.
cnbcindonesia.com.(10/5/2023).
Demokrasi: Rumah Besar para Koruptor
Ini artinya kemiskinan di negeri ini disebabkan oleh buruknya tata kelola negara, sebagai dampak dari penerapan kapitalisme demokrasi. Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang menjadikan manusia sebagai pemilik kedaulatan. Manusia bebas membuat aturan untuk mengatur kehidupannya. Tak heran jika pihak yang kuatlah yang menang dan berhak merumuskan aturan, tentu untuk memuluskan kepentingan diri dan kelompoknya.
Demokrasi juga memberi kebebasan dalam kepemilikan harta. Harta apa saja bisa dimiliki, tak peduli harta itu milik pribadi, umum, bahkan milik negara. Tidak ada batasan mengenai cara memperoleh dan mengembangkan harta. Apakah melalui kongkalikong dengan penguasa. Apakah dengan menikung aturan negara. Atau bisa pula dengan jalan haram lainnya. Semua legal atas nama kebebasan. Inilah watak sejati ideologi kapitalisme. Intinya di mana ada kapital (harta, keuntungan materi), semuanya bisa dibuat legal.
Sistem rusak dan merusak, yakni kapitalisme demokrasi, harus segera dicampakkan dari kehidupan. Terlebih, kapitalisme demokrasi adalah sistem jahiliyah (QS Al Maidah: 50). Haram umat Islam menjadikannya sebagai aturan kehidupan. Saatnya umat kembali pada sistem Islam yang terbukti mampu mengatasi masalah kemiskinan.
Solusi dalam Islam
Islam memiliki metode baku dalam mengentaskan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Pertama : penerapan sistem pendidikan berbasis akidah Islam. Pendidikan Islam dirancang untuk mengokohkan akidah Islam. Sehingga terbangun kesadaran tiap individu muslim akan hubungannya dengan Allah SWT. Pendidikan juga menjadi sarana mengokohkan keyakinan bahwa Allah Maha Memberi Rezeki kepada setiap hamba-nya dengan kadar yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga bertambahnya beban dalam keluarga tidak akan menjadi penyebab kemiskinan. Juga setiap amal manusia akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Artinya, kemalasan dalam bekerja mencari nafkah serta aneka kemaksiatan dalam memperoleh dan membelanjakan harta hanya akan menjadi kehinaan bagi pelakunya di yaumil hisab.
Kedua : penerapan seperangkat sistem ekonomi Islam. Dalam Islam, negara wajib menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok per individu rakyat. Mulai dari sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan. Sistem ekonomi Islam juga mengatur kepemilikan; cara memperoleh, mengembangkan, dan memanfaatkan harta secara halal; kewajiban bekerja bagi laki-laki dewasa; kewajiban nafkah; sampai larangan menimbun harta. Jika semua ini diterapkan, maka kemiskinan dapat diatasi dengan mudah.
Ketiga : penerapan sistem sanksi yang tegas bagi siapa saja yang melalaikan kewajiban, mengambil harta yang bukan haknya, atau mengembangkan dan memanfaatkan harta dengan cara yang haram. Sanksi berat juga berlaku bagi penguasa korup yang bergandeng mesra dengan para korporat. Tidak ada pihak yang kebal hukum dalam Islam. Bahkan Rasulullah SAW pernah bersabda seandainya Fathimah binti Rasulullah mencuri, maka baginda Rasul sendiri yang akan menjatuhkan sanksi.
Ketiga hal ini hanya akan terwujud dalam sistem Khilafah. Karena Khilafah adalah satu-satunya institusi yang bisa menerapkan syariat Islam secara kaffah. Berharap kemiskinan yang makin meningkat bisa teratasi, maka Khilafah adalah satu-satunya solusi yang tepat. Jika saat ini Khilafah dicitranegatifkan sebagai ancaman dan pemecah belah, itu semata-mata karena musuh-musuh Islam tidak ingin Khilafah hadir kembali. Mereka adalah pihak yang mengambil untung besar dari penerapan sistem kapitalisme demokrasi. Mereka pula yang mengeruk dan menguasai kekayaan di negeri-negeri Muslim. Saatnya umat Islam menyadari fakta buruk ini dan bangkit bersama menyatukan langkah untuk menggaungkan ide syariah dan berjuang menegakkan Khilafah.
Wallahu a'lam bish showab.
Tags
Opini