Oleh: Ayu Susanti, S.Pd
Rumah adalah kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang. Rumah adalah tempat ternyaman bagi setiap orang untuk beristirahat, berkumpul bersama keluarga dan mengumpulkan kembali energi positif untuk mengisi hari dengan berbagai kegiatan. Namun apa jadinya jika rumah tersebut tidak mudah dimiliki oleh tiap orang, termasuk kaum milenial?
Jutaan milenial belum memiliki rumah, dan pemerintah terus membangun rumah bersubsidi agar bisa terjangkau oleh kaum milenial.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan sebanyak 81 juta penduduk Indonesia kelompok milenial belum memiliki rumah. Catatan ini berdasarkan data milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). (Liputan6.com, 13/04/2023).
Presiden Joko Widodo menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk terus membangun hunian vertikal dengan konsep transit oriented development (TOD), tidak hanya di Jabodetabek, namun juga di kota-kota besar lainnya di seluruh Indonesia. Hal tersebut disampaikannya, ketika meresmikan hunian milenial untuk Indonesia di Samesta Mahata Margonda, Depok, Jawa Barat, Kamis, (13/4). Menurutnya, dengan fasilitas pendukung yang ada, seperti terintegrasi dengan transportasi publik, dan harga yang cukup terjangkau; maka semakin besar kesempatan bagi generasi milenal untuk dapat membeli rumah tinggalnya sendiri. (VOA Indonesia, 13/04/2023).
Rumah adalah kebutuhan dasar setiap orang bukan hanya kebutuhan kaum milenial saja. Dalam sistem kapitalisme saat ini, kebutuhan rumah merupakan tanggung jawab individu. Banyak faktor mengapa seseorang belum memiliki rumah, diantaranya adalah harga rumah yang cukup mahal dan kurang terjangkau oleh masyarakat. Dalam sistem ini, siapa yang memiliki uang banyak maka dialah yang berhak untuk memiliki hunian yang layak. Padahal pemenuhan kebutuhan rumah ini seharusnya tidak hanya untuk kaum milenial saja namun untuk setiap masyarakat dari berbagai kalangan. Tidak hanya untuk orang-orang yang memiliki uang saja namun perlu diperhatikan untuk orang-orang lemah dan yang berasal dari kalangan ekonomi bawah.
Sistem kapitalisme adalah sistem buatan manusia yang menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri termasuk pemenuhan tempat tinggal yang nyaman.
Berbeda halnya dengan Islam. Islam memandang bahwa pemenuhan rumah adalah kebutuhan pokok yang harus ditunaikan oleh pemerintah. Keberadaan rumah sangat penting demi keberlangsungan keluarga. Sehingga pemerintah bertanggung jawab penuh untuk mengadakan rumah bagi setiap orang yang membutuhkan. Sistem hidup dan politik ekonomi Islam akan meniscayakan ketersediaan rumah. Sistem hidup yang berlandaskan akidah akan membuat pemerintah takut kepada Allah dan berusaha seoptimal mungkin melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat termasuk menyediakan rumah layak huni. Politik ekonomi Islam yang berlandaskan pada aturan Islam akan menyediakan berbagai kebutuhan dasar untuk semua masyarakat dari berbagai kalangan. Sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan baik.
Oleh karena itu, jika kita mau semua kebutuhan masyarakat terpenuhi, maka kembalilah kepada Islam secara kaffah.
Wallahu'alam bi-showab.
Tags
Opini