Oleh: Rut Sri Wahyuningsih
Institut Literasi dan Peradaban
Viral pernyataan aktor Tio Pakusadewo yang menyebut ada bisnis terselubung di dalam penjara yang melibatkan anak menteri (Indopos.co.id, 5/5/2023). Meski pihak yang dituduh membantah, tak urung opini umum publik sudah bergulir. Dan tak bisa menutup mata begitu saja, penjara sejatinya tak membuat seseorang berubah lebih baik, jamaknya malah makin pandai strateginya setelah bebas di luar penjara dan menjadi residivis.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemkumham) mengeklaim bahwa pemberian remisi Idul Fitri 2023 diprediksi bakal mengirit anggaran negara secara cukup signifikan. Direktorat Jenderal Hukum dan Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kemkumham menyampaikan, 146.260 dari 196.371 narapidana beragama Islam di Indonesia menerima remisi khusus (RK) Idul Fitri 2023. Tak hanya mempercepat reintegrasi sosial narapidana, pemberian RK Idul Fitri ini juga berpotensi menghemat biaya anggaran makan narapidana hingga Rp 72.810.405.000,” kata Koordinator Humas dan Protokol Ditjen PAS Rika Aprianti dalam keterangan tertulis, Minggu (23/4/2023).
Rika menambahkan, pemberian remisi merupakan penghargaan negara kepada narapidana yang selalu berusaha berbuat baik, memperbaiki diri, dan menjadi masyarakat yang berguna. "Kami berharap remisi yang diberikan hari ini dapat memotivasi warga binaan untuk terus memperbaiki diri dan menghindari perbuatan yang melanggar hukum," lanjutnya.
Salah satu narapidana yang mendapat remisi adalah napi kasus korupsi proyek KTP elektronik atau korupsi e-KTP Setya Novanto. Ia bersama 207 napi lainnya mendapatkan remisi khusus Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, Sabtu, 22 April 2023. Mantan Ketua DPR RI itu mendapatkan remisi hari raya selama satu bulan dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin Bandung (tempo.co, 23/4/2023).
Remisi, ketidakseriusan memberi efek jera?
Berbagai aturan terkait dengan sistem sanksi saat ini menunjukkan ketidak seriusan dalam memberikan efek jera. Bahkan remisi disamakan dengan penghargaan negara kepada narapidana yang serius berbuat baik. Penghargaan macam apa yang diberikan ketika seseorang melakukan tindak kriminal? Dimana letak kebaikan seseorang itu jika nafsunya menguasai hingga mampu melakukan kezaliman yang merugikan banyak orang.
Sementara mereka yang hingga hari ini tak jelas apa tindak kriminalnya dan bahkan dianggap berseberangan dengan penguasa tidak mendapatkan remisi, yang niatnya menyuarakan kebenaran, justru membusuk bahkan meninggal dunia di penjara. Hukum macam apa ini, bagaimana keadilan bisa tercipta jika tujuan penjatuhan sanksi dan hukum bukan untuk membuat seseorang yang berbuat salah jera.
Jangan heran jika di penjara, kapitalisasi juga berlaku, mafia-mafia terselebung bahkan melibatkan sipir, penjaga bahkan pimpinan penjara marak terjadi di setiap penjara di negeri ini. Banyaknya hukum penjara yang dijatuhkan, telah membuat banyak penjara overload. Ada saja kejadian mengenaskan, dari kebakaran, kematian karena terlalu padat, hingga napi yang melarikan diri. Semua adalah persoalan penjara, tak menjerakan tapi justru memunculkan persoalan lain. Hal ini karena penjara yang sejatinya mengambil kemerdekaan individu, dimanfaatkan oleh oknum untuk mendapatkan kekayaan materi. Lupa akan fungsi penjara, salah satunya adalah pendidikan agama, dan beberapa ketrampilan bagi warga binaan.
Hukum Islam Tegas dan Berkah
Sistem sanksi dalam Islam adalah sistem yang jelas dan pasti, dan mampu berfungsi sebgaai penebus dan pencegah. Sistem sanksi dalam islam mampu mencegah kriminalitas dengan tuntas. Allah SWT telah menjelaskan secara detil setiap hukuman bagi para pendosa. Diantaranya qishas, jinayat, dan kafarat.
Kepala negara adalah satu-satunya orang yang wajib menjatuhkan hukuman, bukan sebagai wakil Allah namun karena itulah fungsi penguasa, yaitu riayatul suunil umah (pengurus urusan rakyat) dengan syariat Islam . Termasuk hukum. Di sisi lain, negara akan menjamin kebutuhan pokok rakyat dalam hal sandang, pangan, papan, kesehatan, kesehatan dan keamanan. Semua dibiayai dari Baitul Mal.
Negara juga akan melakukan pemastian agar setiap pria mendapatkan pekerjaan yang dengannya syariat yang mewajibkan dirinya bekerja untuk menafkahi akan terlaksana. Sebab seringkali kriminalitas lebih dekat dengan kefakiran ilmu. Kedua hal inilah yang membedakan pemerintahan Islam dengan sistem hidup yang lain. Islam sangat konsisten menjadi mercusuar peradaban dunia. Maka sudah saatnya mengembalikan kehidupan Islam kembali, bukan sekadar memori mengulang masa lalu, namun ini menyangkut akidah.
Allah SWT berfirman,” Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?” ( Qs al-Maidah :50). Wallahu a’lam bish showab.