Petaka Mengintai Saat Musim Mudik Tiba




Oleh:  Yaurinda

Tradisi mudik selalu terjadi di negara mayoritas muslim di Indonesia, hal ini sudah menjadi momentum berkumpul keluarga. Dikala lebaran telah menyapa namun nyatanya malah menjadi petaka bagi sebagian warga. Berbagai kejadian demi kejadian berupa kecelakaan, kemacetan kian meningkat. Hal ini menjadi alarm bagi negara untuk menuntaskannya.


Sebagaimana dilansir oleh Merdeka, Korlantas Polri mencatat 273 kecelakaan terjadi pada Hari Raya Idul Fitri 1444 H, Sabtu (22/4). Maka total 30 orang meninggal dunia akibat sejumlah peristiwa tersebut (23/4/2023). Menurut Juru Bicara Polri dalam Operasi Ketupat 2023 Kombes Erdi Adrimurlan Chaniago menuturkan, pada Jumat (21/4), ada 486 kecelakaan lalu lintas. Data kecelakaan lalu lintas hari Jumat 21 April 2023 sebanyak 486 kejadian, dengan rincian 55 orang meninggal dunia, 53 orang luka berat dan 688 orang luka ringan (Kumparan.com , 23/4/2023).

Meningkatnya kecelakaan dipengaruhi oleh berbagai hal mulai dari kualitas infrastruktur, kondisi pemudik, intensitas pemudik yang melonjak hingga kelelahan para pemudik dan lain sebagainya. Penyebab tersebut seharusnya bisa di atasi agar korban bisa diminimalisir. Sebenarnya pemerintah telah berupaya dengan pengadaan jalan tol, namun ternyata biaya yang harus dikeluarkan cukup mahal sehingga jalan umum masih menjadi pilihan.

Solusi yang seolah setengah hati dan tidak menyelesaikan masalah terus saja terjadi dalam sistem kapitalisme, yang mana mindset pengelolaan infrastruktur termasuk jalan dikormesialisasi. Sistem ini menjadikan semua sektor yang bisa menjadi sumber uang maka digunakan agar mendapat profit. Parahnya lagi, negara tunduk dengan para kapital transportasi. Sebab, negara tidak memiliki peran apapun kecuali sebagai regulator, hingga wajarlah pembangunan jalan seperti jalan tol bekerja sama dengan swasta dan rakyat akhirnya bayar sendiri.

Saat ruas jalan rusak maka tak ada perbaikan secepatnya. Karena jalur tersebut bukan jalur utama atau bisa juga diperbaiki dengan kualitas buruk. Selain itu, minimnya kesadaran menjaga diri dan orang lain diantara pemudik yang menjadi faktor meningkatnya angka kecelakaan. Adanya kasus kecelakaan di musim mudik tidak boleh dipandang sebagai kasus rutin saat momentum mudik lebaran hingga diantisipasi seadanya saja. 

Sesungguhnya ini adalah sebagian bukti kegagalan sistem kapitalisme dalam menyediakan sarana prasarana transportasi yang aman, nyaman dan murah. Namun berbeda dengan sistem Islam yang sesungguhnya sistem ini dibutuhkan umat karena sistem ini memiliki solusi yang mendasar dari setiap masalah. Sistem Islam adalah warisan dari Rasulullah Saw mampu mengurus urusan rakyat.

Rasulullah Saw bersabda," Iman atau penguasa adalah raain dan penanggung jawab urusan rakyatnya. (HR. Bukhari). Oleh karena itu, dalam hal urusan mudik akan sangat di perhatikan oleh sistem ini. Adapun berjalannya mudik tak hanya diperhitungkan sebagai agenda tahunan lebaran semata, akan tetapi aktivitas mudik akan dipandang sebagai aktivitas birrul walidain (berbakti pada orang tua) dan silaturahim setelah sekian lama seorang muslim jauh merantau.

Dari sini sangat wajar jika negara wajib memberikan dukungan dan fasilitas terhadap aktivitas mudik. Sebab, mudik sangat berkaitan dengan mekanisme transportasi, maka sistem Islam akan memastikan jalur-jalur mudik tersedia dengan baik. Maka, standar baik adalah rakyat dapat mengakses dengan mudah, nyaman dan terjangkau. Selain hal tersebut yang lebih penting adalah jalur transportasi dirancang agar kecelakaan bisa diminimalisir. Hal ini merupakan wujud negara menjalankan perannya sebagai hifdzu an-nafs (menjaga jiwa) manusia.

Negara yang juga menerapkan Islam dibawah sistem Islam juga akan membangun dan memperbaiki sarana publik seperti jalan raya dengan totalitas. Memberikan terbaik dengan memperbaiki jalan mulai dari pemilihan bahan berkualitas dan proses pengerjaannya dengan melihat dulu apakah jalan tersebut cocok untuk diaspal beton atau di model paving. Selain itu, negara akan memperbaiki sarana lainnya seperti lampu penerang jalan, titik rest area dan selainnya.

Negara akan mengerahkan ahli tenaga sipil, perancang bangunan (arsitektur) dan tenaga ahli lainnya dalam menentukan hal teknis tersebut. Negara juga akan menyediakan transportasi dengan teknologi terbaru, tingkat keselamatannya tinggi dan berkualitas untuk rakyat dengan standar nyaman, aman dan terjangkau. Hal seperti inilah yang akan mempermudah masyarakat dalam mobilitas termasuk mudik.

Negara juga membangun industri strategis, yakni industri transportasi, industri IT dan industri yang saling mendukung dalam transportasi yang berkualitas agar meminimalisir kecelakaan rakyat. Adapun biaya untuk membangun infrastruktur maka negara mengambil dana dari pos kepemilikan negara dan pos kepemilikan umum di Baitul Maal. 

Selain itu budaya mudik juga disebabkan karena tidak adanya pemerataan sumberdaya manusia. Karena lapangan yang disediakan di desa sangat kecil sehingga banyak yang mencari kerja di kota. Dalam sistem Islam selain menyediakan sarana mudik juga akan mengawal pemerataan sumberdaya sehingga pemudik juga berkurang karena bekerja didekat kampung.

Demikianlah, solusi Islam yang paripurna dalam mengatasi problem mudik rakyat. Semua hal ini bisa terwujud jika syariah Islam diterapkan secara menyeluruh dalam kehidupan dibawah sistem Islam. Wallahu 'alam Bishowab. []

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak