Oleh: Salis F. Rohmah
Setelah viralnya kritikan seorang mahasiswa perihal rusaknya jalan di Lampung, kini kucuran dana dari pusat justru cair. Dilansir dari berbagai sumber bahwa Presiden Jokowi bahkan menyiapkan 800 miliar rupiah untuk perbaiki 15 ruas jalan di Lampung. Sementara itu berbagai data juga menyebutkan bahwa ruas jalan-jalan di Lampung mengalami kerusakan parah.
Dari fenomena di atas membuktikan lemahnya sistem politik di negeri ini. Nyatanya pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat masih banyak yang diabaikan oleh pemerintah khususnya dalam hal ini pemerintah daerah. Bisa jadi pemerintah daerah bahkan tidak memiliki anggaran khusus untuk memperbaiki jalan.
Lucunya kritikan masyarakat harus melewati kondisi viral di media maya dulu baru pemerintah merespon. Bahkan trending di media sosial adalah jalan cepat agar kondisi perbaikan yang diharapkan masyarakat segera tertunaikan oleh penguasa. Jika tidak, perbaikan yang merupakan harapan rakyat akan hanya menjadi usang karena seringkali tak ada tanggapan dari penguasa.
Mengapa hal tersebut kerap kali terjadi? Hal tersebut tidak lain karena sistem demokrasi yang diterapkan di negeri ini. Demokrasi yang meniscayakan hukum dan kebijakan berdasarkan aturan manusia menjadi alat untuk mempertahankan kedigdayaan para kapitalis sebagai penguasa sejati. Bukan menjadi rahasia lagi jika pemerintah hari ini dijalankan karena adanya manfaat dunia yang dikejar. Akhirnya amanah untuk mengurusi rakyat justru tak tertunaikan. Bahkan tak jarang jabatan kekuasaan digunakan untuk mengambil manfaat yang lebih besar untuk diri dan golongannya.
Berbeda dengan sistem pemerintahan Islam yang mengharuskan penguasa adalah pihak yang bertanggungjawab penuh pada kebutuhan komunal masyarakat seperti jalan dan infrastruktur yang lain. Sebagaimana Umar bin Khatab ra. yang khawatir jika jalan yang ada dalam daulah Islam berlubang hingga membuat kaki seekor unta terkilir. Jangankan rakyatnya, bahkan penguasa Islam memperhatikan kondisi hewan yang akan melintas pada jalan yang dibangunnya.
Penguasa yang demikian memang hanya akan lahir di sistem Islam di mana penguasa akan memiliki rasa takut dan paham betul tanggung jawabnya nantinya akan dihisab oleh Allah. Dan setiap makhluk Allah akan bersaksi atas kepemimpinannya. Sehingga penguasa tersebut akan berusaha optimal menunaikan hak rakyatnya.
Ketaqwaan individu tidak hanya dimiliki oleh penguasa namun rakyat juga memiliki hal yang sama. Rakyat pun berusaha berlomba-lomba amar ma’ruf nahi munkar agar kezaliman tidak merajalela terjadi. Kritik dari rakyat pun akan diwadahi oleh pemerintah lewat mekanisme majlis umat sebagai perwakilan umat.
Kebutuhan komunal mutlak harus diadakan oleh penguasa. Maka sistem ekonomi Islam pun juga akan mendukung agar hal tersebut dapat terlaksana. Adanya baitul mal yang harus dikelola pemerintah pusat pun menjadi kas negara yang siap mendanai penyelenggaraan negara. Bahkan jika kas negara di baitul mal kosong negara bisa meminjam kepada rakyatnya yang mampu untuk pos infrastruktur. Sumber daya alam akan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh negara untuk kemaslahatan umat, karena sejatinya sumber daya alam adalah milik umat haram dimiliki oleh individu seperti di sistem demokrasi hari ini.
Demikianlah sistem Islam mampu untuk memastikan kebutuhan rakyat segera terlaksana. Sehingga keadaan sejahtera akan sangat mudah ditemui dalam rakyat. Bukan seperti dalam alam demokrasi hari ini di mana kesejahteraan hanya berpihak pada kapitalis yang membuat jurang menganga antara si kaya dan si miskin. Belum lagi Allah akan berjanji,
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al A’raf : 96)
Bagaimana mungkin kita dustakan janji-Nya? Bukankah Allah tidak akan mungkin mengingkari janjinya? Lalu apa yang kita tunggu lagi? Sudah sepatutnya kita kembali pada garis yang telah ditentukan pencipta kita, yaitu menerapkan seluruh syariat Islam di muka bumi. Dengan demikian keselamatan dunia dan akhirat pun akan kita dapatkan.
Wallahu a’lam bishshawab.
Tags
Opini