Pencerdasan Politik Pemuda Muslim



Oleh: Ita Mumtaz


Pemuda adalah sosok yang memiliki potensi besar, semangat berapi-api, kritis dalam berpikir, militan dalam bergerak. Menurut DR.Yusuf Qardhawi, ibarat matahari maka usia muda bagai jam 12 siang ketika matahari bersinar paling terang dan paling panas. 

Menuju perhelatan demokrasi tahun 2024, mengingatkan sebuah survei yang pernah dilakukan pada pemuda dengan metode random sampling. Hasilnya menunjukkan bahwa 64, 7 persen anak muda menilai partai politik atau politikus tak mewakili rakyat. 

Wajar jika para pemuda sudah mengindra kelakuan rakus para politikus. Masyarakat awam pun dengan mudah menemukan kecurangan dan kelicikan yang dipertontonkan oleh mereka di depan mata. Korupsi yang kerap dilakukan pejabat dianggap biasa, bahkan penjahat korupsi diberi kesempatan bicara dan didengar pendapatnya. Sungguh aneh luar biasa. Suap menyuap pun merajalela di mana-mana. 

Apa yang menjadi sikap remaja hari ini bisa menjadi kesimpulan betapa sebagian pemuda sebenarnya jua memirkiran kondisi umat ini. Merekapun pasti juga menginginkan yang terbaik untuk bangsanya. 

Hanya saja para pemuda yang menjadi generasi harapan masih merasa kebingungan tentang persoalan bangsa yang kian pelik. Bagaimana harus memberantas korupsi, suap yang sudah membudaya di kalangan politisi. Bagaimana cara memusnahkan praktik oligarki yang menggurita. Semuanya adalah persoalan yang membelit bangsa ini, yang menuntut pemuda harus berpikir keras dan berupaya agar bisa mengubah kondisi rusak ini. 

Masa depan bangsa ini ada di pundak pemuda. Dari tangannya perubahan negeri ini diharapkan mampu terjadi. Semuanya harus dimulai dari kesadarannya tentang politik. Tentu saja yang dimaksud adalah makna politik dalam Islam, yaitu pengaturan urusan umat dengan akidah Islam. Karena mayoritas penduduk negeri adalah muslim, dengan jumlah usia pemuda yang tidak bisa dianggap remeh. 

Untuk itu, pemuda yang memiliki potensi besar ini harus dikuatkan akidahnya, dididik dan diarahkan berdasarkan konsep Islam. Agar potensi yang dimilikinya tidak terbuang ke dalam hal-hal yang tidak bermanfaat. Kontribusi pemuda sangat dibutuhkan agar arah perubahan negeri ini dan solusi yang diambil adalah solusi Islam. 

Allah telah memberikan petunjuk sebagaimana dalam Al-Qur'an surat an-Nahl 89. Artinya, segala persoalan kehidupan, baik individu maupun negara telah disediakan solusi terbaik oleh Allah, Sang Pencipta manusia, alam dan kehidupan.

وَيَوۡمَ نَـبۡعَثُ فِىۡ كُلِّ اُمَّةٍ شَهِيۡدًا عَلَيۡهِمۡ مِّنۡ اَنۡفُسِهِمۡ‌ وَجِئۡنَا بِكَ شَهِيۡدًا عَلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ ‌ؕ وَنَزَّلۡنَا عَلَيۡكَ الۡـكِتٰبَ تِبۡيَانًا لِّـكُلِّ شَىۡءٍ وَّ هُدًى وَّرَحۡمَةً وَّبُشۡرٰى لِلۡمُسۡلِمِيۡنَ

“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. an-Nahl 89)

Negeri ini memang teramat sekuler. Segala persoalan bangsa tak pernah dibawa kepada solusi terbaik, yakni Islam. Ketika ada persoalan ekonomi, maka solusinya adalah utang riba dan menggenjot tarikan pajak kepada rakyat. Sementara sumber daya alam yang dimiliki Indonesia dengan nilai kekayaan yang luar biasa besar, dengan suka rela diserahkan asing untuk dijarah habis. Padahal dalam Islam, hasil dari sumber daya alam adala milik umat. Penguasa tidak memiliki hak sama sekali untuk menggadaikan dan menjual kepada pihak asing dan swasta. 

Demikian salah satu contoh persoalan bangsa yang tak kunjung selesai, bahkan utang luar negeri dan bunganya kian membengkak. Jika sudah begini, bagaimana negara ini bisa memiliki kemandirian dan kedaulatan. Tentu saja intervensi langsung dari negara pengutang tak bisa dielakkan. 

Maka teguhkan akidahmu wahai Pemuda. Belajarlah tentang hukum-hukum Allah termasuk di dalamnya bahasan politik. Jika seluruh rakyat memiliki kesadaran politik, pasti semua persoalan bangsa akan selesai dengan solusi yang telah dikaruniakan Allah .

Jadi politik bukan melulu tentang karakusan dan kubang kekuasaan. Bahkan politik dalam Islam sangat mulia, bukan sebagaimana yang ditanamkan oleh orang-orang sekuler selama ini, bahwa poilik itu kotor. Politik adalah kecurangan dan haus kekuasaan. Iya memang begitu adanya, jika politik yang dimaksudkan adalah terminologi sekuler. 

Karena yang tampak di depan mata memang kebusukan demokrasi. Justru demokrasi kapitalisme-lah biang seluruh persoalan yang mendera bangsa ini. Problem bangsa ini bukan karena belum menjadi negara demokratis sebagaimana hasil survei. Demokrasi bukanlah pilihan solutif. Justru karena demokrasi, praktik oligarki tumbuh subur, korupsi dan suap semakin makmur. Syariat Islam pun dipinggirkan, hanya beberapa saja  yang terlihat menggiurkan dilirik dengan senyuman. Paham sekulerisme juga yang menyebabkan ulama dihina sementara artis dielukan. 

Saatnya para pemuda melek politik Islam dan siap terjun ke tengah-tengah umat. Karena sejarah perubahan dan kebangkitan bangsa manapun tak lepas dari peran pemuda yang luar biasa. Pemuda yang telah tergelincir ke dalam kubang maksiat harus segera diselamatkan. Agar bisa bersama-sama dalam barisan penegak kebenaran dan penjaga Islam terpercaya. 

Untuk itu butuh pencerdasan politik Islam bagi para pemuda muslim. Jika mereka aktif menyuarakan kebenaran Islam, termasuk mengkritisi pejabat dan penguasa nagara yang telah menjauh dari tatanan Islam maka selayaknya harus diapresiasi dan diarahkan, bukan malah dibungkam bahkan dituduh radikal. Wallahu a'lam bish-shawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak