Kurangnya Tingkat Keamanan Masyarakat Disekitar Kilang Minyak




Oleh : Ilma Kurnia P (Pemerhati Generasi )

Belum juga sepenuhnya tuntas penanganan bencana Depo Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara yang terbakar pada 3 Maret 2023 lalu, kini kembali terulang meledak dan terbakar di kilang minyak Pertamina Dumai Pekanbaru, Riau pada Sabtu malam, 1 April 2023. Dikutip dari tempo.co (2/4/2023) menyebutkan jika penyebab pasti ledakan dan kebakaran kilang minyak Pertamina Dumai masih dalam proses penyelidikan. Namun Area Manager Communication, Relation, & CSR Pertamina RU Dumai, Agustiawan, mengatakan kejadian kebakaran di area gas compressor. Selain menelan korban jiwa, insiden ini juga  membuat warga sekitar beramai-ramai keluar dari rumahnya karena mendengar dentuman keras sampai menyebabkan beberapa rumah dan tempat ibadah mengalami kerusakan dinding retak-retak, kaca rumah pecah, bahkan banyak juga yang runtuh. Berulangnya insiden mengerikan di Depo Pertamina ini menjadi bukti buruknya pemeliharaan negara dalam menjaga fasilitas yang strategis. Meskipun mungkin sebenarnya prosedur sudah ketat, tetapi faktanya kejadian buruk di fasilitas strategis Pertamina masih terus berulang. Ini menandakan bahwa prosedur yang ada masih belum memadai untuk menjamin keselamatan. Kejadian musibah memang tidak bisa dihindari, tetapi jika insiden berulang kali terjadi, artinya ada faktor keteledoran manusia. Dimana seharusnya pihak-pihak terkait harus belajar dari pengalaman yang telah terjadi agar masalah tak terus berulang. Bahwa ada yang salah dalam sistem operasionalnya.


Dibalik itu Negara paling bertanggung jawab untuk memastikan standar keamanan dan keselamatan pekerja maupun lingkungan di kilang minyak terpenuhi. Negara harus benar-benar melakukan segala upaya untuk menjaga keselamatan dari semua aspek. Karena ini berkaitan dengan nyawa manusia, baik petugas Pertamina sendiri maupun masyarakat sekitar. Belum lagi kerugian materi yang diakibatkan kebakaran dan terganggunya pasokan BBM disekitar. Keberadaan Depo Pertamina yang sangat dekat dengan pemukiman warga menjadi masalah besar. Sebab, daerah sekitar Depo Pertamina adalah berbahaya karena banyak gas, aliran listrik, dan lainnya yang bisa terjadi kebakaran atau ledakan sewaktu-waktu. Tidak ada buffer zone yang memadai di antara Depo Pertamina dengan pemukiman warga. Dimana seharusnya disekitar lingkungan depo tidak boleh dibangun rumah-rumah. Tetapi pada faktanya dari waktu ke waktu, justru makin banyak rumah yang dibangun di daerah tersebut. Daerah yang semula sepi dan bersih menjadi ramai dan kumuh. Makin tidak layaklah wilayah tersebut untuk pemukiman. Ancaman bahaya pun kian meningkat.


Sungguh miris, ketika perihal seperti ini dibiarkan. Meskipun sudah jelas berbahaya, tetapi tidak ada tindakan nyata dari aparat maupun pemerintah untuk menghindarkan masyarakat darinya. Bukannya menata ulang kembali kawasan dan merelokasi warga ke tempat yang aman, yang ada malah difasilitasi dengan air dan listrik. Jadilah warga tetap berdiam di sana. Dari sini terlihat jelas buruknya dalam periayahan dengan membiarkan dan memberikan izin oleh pihak-pihak tertentu, sehingga area penyangga depo menjadi pemukiman padat penduduk. Tak mungkin warga bisa membuat rumah dan bertahan di sana selama bertahun-tahun tanpa sepengetahuan pemerintah setempat. Ditambah dengan pembentukan RT/RW dan pemberian KTP bagi warga, makin menunjukkan bahwa pemerintah merestui daerah sekitar depo tersebut untuk dijadikan sebagai tempat tinggal.


Hal ini gambaran buruknya tata ruang dalam sistem kapitalisme. Penataan terhadap daerah pemukiman dan perencanaan kawasan tidak memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan. Negara lalai ketika memberikan izin kepada warga untuk bertempat tinggal di kawasan yang berbahaya. Negara juga abai dalam membuat kawasan penyangga untuk fasilitas strategis seperti Depo Pertamina tersebut. Tata kelola yang dijalankan negara merupakan hasil dari penerapan prinsip-prinsip kapitalisme. Negara tidak menunaikan perannya sebagai pelindung dan pemelihara urusan rakyat. Negara malah membahayakan rakyatnya sendiri dengan membiarkan mereka tinggal di kawasan yang tidak layak dan tidak aman seperti di dekat Depo Pertamina. Dari peristiwa kebakaran Depo ini seharusnya menjadikan pembelajaran bahwa persoalan kian menumpuk. Satu persoalan berkaitan dan diikuti dengan persoalan lain. 
Untuk itulah, penting adanya negara yang menerapkan syariat Islam secara menyeluruh karena dengan penerapan Islam secara menyeluruh dalam kehidupan akan dapat menjawab berbagai macam persoalan dan menyelesaikannya secara tuntas. Rakyat membutuhkan negara dan pemimpin yang mampu menjalankan tugasnya dalam memelihara urusan rakyat. Untuk kesejahteraan dan keselamatan rakyat.  Wallahu a’lam bishshawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak