Konser Coldplay Digandrungi : Matinya Empati Atas Kondisi Negeri




Oleh: Eti Fairuzita



Untuk yang kedua kalinya di tahun ini, Indonesia akan menggelar konser akbar di Gelora Bung Karno yang menghadirkan group band asing. Ia adalah Coldplay band asal Inggris itu yang akan manggung di Jakarta. Sebelumnya pada bulan April lalu, konser group band asal Korea Blackpink pun berhasil digelar dengan menghadirkan sekitar 140.000 penonton.
Sejak Coldplay dipastikan bakal pentas di Indonesia, tampaknya gawai pegawai BCA tak berhenti meletupkan notifikasi. Semua pertanyaan terkait pembelian tiket konser Coldplay diarahkan tak hanya ke laman media sosial BCA, tapi juga lewat pesan pribadi ke pegawainya. 

Seorang pegawai BCA di Yogyakarta mengaku sudah tak menghitung berapa banyak nasabah BCA yang bertanya mengenai tiket presale konser band yang terbentuk di London, Inggris tersebut.
"Beberapa juga minta bantuan lewat saya untuk war tiket jalur orang dalam. Padahal kalau untuk beli tiket ada laman sendiri di coldplayinjakarta.com hanya saja payment-nya lewat BCA," ujar dia saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/5/2023).

Adapun daftar harga tiket dan layout konser Coldplay di Jakarta, Indonesia resmi dirilis pada Kamis (11/5). Dalam unggahan di media sosial, promotor mengumumkan tiket akan terbagi dalam 11 kategori.
Dalam unggahan di media sosial PK Entertainment, harga tiket konser Coldplay di Stadion Utama Gelora Bung Karno akan dijual mulai Rp800 ribu sampai Rp11 juta yang menjadi paket dengan harga termahal. 

Berdasarkan visual peta yang diunggah promotor, 11 kategori itu akan tersebar mengelilingi panggung utama tempat Coldplay beraksi.
Kategori termahal yang dijual bernama Ultimate Experience dan dibanderol seharga Rp11 juta. Kategori itu merupakan paket khusus untuk tiket CAT 1 dengan sejumlah keuntungan spesial, seperti akses backstage, akses masuk venue eksklusif, hingga merchandise.

Namun parahnya, meski harga tiket terbilang mahal, masyarakat begitu antusias berburu tiket konser (war tiket) demi menikmati konser group band yang dijuluki sebagai The Most Successful Band of the 21st Century tersebut.
Namun di tengah antusiasme tersebut, rencana konser grup band asal Inggris Coldplay di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta pada November 2023 mendatang pun ditentang keras oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212. Bahkan alumni 212 siap menggelar aksi besar bila konser Coldplay tetap digelar di Jakarta.

"Pemerintah harus bertindak cepat menolak konser Coldplay di Indonesia November besok. Apalagi (konser) ini dekat dengan Pemilu 2024. Penolakan ini sebagai wujud kita menjaga keutuhan bangsa," ungkap Wasekjen PA 212, Novel Bamukmin kepada awak media, Sabtu (13/5/2023).
Novel menilai, Chris Martin dan kawan-kawannya merupakan kelompok yang mendukung kampanye LGBT yang bertentangan dengan ajaran agama Islam dan juga Pancasila sebagai dasar bangsa dan negara Indonesia. 

Demikianlah respon sebagian masyarakat Indonesia ketika dihadapkan pada gelaran konser yang sejatinya hanyalah hiburan semata. Sebagian orang bahkan rela mengeluarkan uang tabungan dalam jumlah besar demi memenuhi keinginanya yaitu bertemu dengan sang idola. Padahal, menikmati konser bukanlah bagian dari kebutuhan pokok (asasiyah) manusia. Penyelenggaraan konser ini juga telah menunjukan matinya empati penyelenggara dan pihak pemberi izin terhadap problem kehidupan yang dihadapi masyarakat hari ini. Masalah tersebut diantaranya adalah kemiskinan, stunting, pengangguran, dan juga berbagai persoalan lainnya yang tak kunjung menemukan solusi.

Di sisi lain, antusiasme masyarakat membeli tiket konser yang harganya selangit itu, membuktikan betapa tingginya kesenjangan sosial yang terjadi di negeri ini. Inilah gambaran negara yang menerapkan sistem kapitalisme. Paradigma liberal yang dijunjung negara telah menjadikannya tak lebih sekedar regulator atau pembuat kebijakan. Berbagai kebijakan yang ditetapkan pun hanya untuk memenuhi kepentingan para kapitalis dalam hal ini adalah industri hiburan.
Sebab, sistem ekonomi kapitalisme memandang
selama ada permintaan yang mendatangkan keuntungan, maka produksi atau pengadaan permintaan tersebut mau tidak mau harus diberi ruang. Meskipun pengadaanya jusrtu merusak moral masyarakat atau ada unsur keharaman di dalamnya.

Negara yang menerapkan sistem kapitalisme juga gagal membentuk masyarakat yang memahami hakikat hidupnya sebagai hamba Allah, beramal sesuai aturan Allah hingga membentuknya memiliki rasa empati atas nasib sesama. Sistem kapitalisme liberal telah berhasil menjatuhkan taraf berpikir umat kepada taraf yang sangat rendah. Berbeda dengan penerapan sistem Islam dalam bingkai negara Khilafah. Dalam pandangan Islam, paradigma negara Islam atau (Khilafah) dalam melayani rakyatnya adalah paradigma riayah atau mengurusi seluruh urusan umat.

Negara wajib memenuhi kebutuhan asasi warga negaranya, seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang akan dipenuhi negara dengan mekanisme tidak langsung yaitu dengan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi rakyatnya yang mampu bekerja. Sementara bagi mereka yang lemah dan terkendala fisik, maka negara akan memberikannya santunan sesuai dengan apa yang dibutuhkannya. Adapun untuk kebutuhan akan layanan publik seperti kesehatan, pendidikan, dan keamanan negara wajib memenuhi semua itu dengan standar pelayanan terbaik, cepat, mudah, profesional, secara gratis.

Bahkan tidak hanya kebutuhan asasi atau pokok, negara juga akan  memudahkan rakyatnya untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier mereka. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup warga negaranya sebagai khairu ummah (umat terbaik) sehingga berhak mendapatkan pelayanan dengan kualitas terbaik. Hanya saja, kebutuhan sekunder dan tersier yang dimaksud tetap dibatasi oleh syariat Islam. 

Negara tidak akan membiarkan barang haram atau aktivitas haram yang beredar di masyarakat, meskipun hal tersebut bisa mendatangkan keuntungan bagi negara. Sebab negara yang bersandar pada akidah Islam sangat memahami bahwa keharaman hanya akan menjauhkan hidup dari keberkahan. Pelaksanaan pendidikan dalam Khilafah yang berbasis akidah Islam juga akan melahirkan generasi bervisi dunia sekaligus akhirat. Mereka akan menjadi individu masyarakat yang memahami dunia hanyalah tempat persinggahan dan sebagai ladang mengumpulkan bekal untuk kebahagiaan akhirat. 

Alhasil, lahirlah pribadi-pribadi bertakwa yang senantiasa menyibukan diri dalam amal shalih bukan sibuk menikmati hidup dengan berbagai macam kemasiatan.
Mereka juga akan menjadi orang yang memahami skala prioritas amal dan memiliki rasa empati yang tinggi terhadap kondisi sesama.
Rasulullah Saw Bersabda "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia,"(HR. Ahmad).
Oleh karena itu, hanya sistem Islam yang mampu memuliakan manusia sekaligus membangun peradaban mulia di bawah institusi Khilafah Islamiyah.

Wallahu alam bish-sawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak