Oleh : Ummu Aqeela
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Provinsi Lampung pada Jumat (5/5) untuk mengecek jalanan rusak yang belakang viral di media sosial.
Kunjungan kali ini turut menyedot perhatian publik. Terlebih, kala mobil Jokowi yang berpelat RI 1 itu menerjang jalanan rusak. Padahal Jokowi saat ini naik mobil jenis sedan.
Jokowi sempat menyinggung dampak jalan rusak terhadap harga sembako di pasar. Hal itu dia sampaikan ketika berkunjung ke Lampung Selatan. Menurut Jokowi, infrastruktur, terutama jalan, menjadi bagian penting dalam pembangunan daerah. Sebab, jalan akan berdampak pada distribusi logistik, termasuk bahan makanan.
"Biaya logistik itu sangat bergantung baik tidaknya infrastruktur yang kita miliki ya," ujar Jokowi di Pasar Natar, Lampung Selatan, Jumat (5/5).
Jokowi berniat meninjau sejumlah jalan rusak di Provinsi Lampung. Ia ingin mengingatkan pemerintah daerah untuk mengedepankan pembangunan infrastruktur. (CNN Indonesia, 06 Mei 2023)
Seperti yang kita ketahui, fenomena banyaknya jalan rusak di Provinsi Lampung sebelumnya menjadi viral setelah diungkit oleh Tiktoker, Bima Yudho, yang juga pelajar WNI di Australia. Bima mengkritik Provinsi Lampung sebagai provinsi yang tidak maju-maju. Presentasi Bima di TikTok mengambil judul “Alasan Lampung Gak Maju-maju”. Dalam video berdurasi 3 menit 28 detik tersebut justru banyak warganet yang membelanya.
"Presentasi kali ini tentang alasan kenapa Lampung tidak maju-maju dan malah banyak warganya yg bekerja di luar daerah atau bahkan ke luar negeri," kata Bima dalam tulisan unggahannya, Rabu (12/4/2023).
Dalam pengakuannya, Bima sendiri berasal dari Lampung dan saat ini masih sebagai pelajar di Australia. Bima mengkritik Lampung tidak maju-maju soal infrastruktur (jalan) yang banyak rusak, dan tidak laik untuk jalan. Menurut dia, dalam satu kilometer jalan rusak, satu kilometer lagi rusak. Selain itu, banyak jalan-jalan di Lampung yang tambal sulam. Padahal, menurutnya, infrastruktur khususnya jalan paling umum untuk mobilisasi ekonomi. “Tapi, jalan-jalan di Lampung tuh satu kilometer bagus, satu kilometer rusak,” ujarnya.
Dari mencermati banyak kasus di negeri ini, tidak sedikit kebijakan terkait hajat hidup orang banyak diberlakukan justru setelah diunggah di platform media sosial dan menjadi viral. Tak cukup itu, bahkan upaya mencari keadilan pun tak luput dari hal tersebut. Warganet atau para pegiat media sosial tak jarang berubah status layaknya penyidik, detektif maupun merangkap pembela di beberapa kasus. Beberapa perkara bahkan bisa selesai atau diselesaikan dengan bantuan netizen. Jelas, terungkapnya kerusakan jalan di Lampung yang lantas viral bukan hal baru.
Dari peristiwa ini masyarakat menangkap kesan yang belakangan menjadi semacam tren di alam sekularisme ini. Yaitu harus viral dahulu, maka solusi bisa datang kemudian, sehingga menjadi jargon khas “No Viral, No Keadilan . Padahal dalam hal ini kebutuhan akses infrastruktur merupakan hal mendasar yang sangat diperlukan dalam seluruh aktivitas manusia baik yang bergerak di sektor publik maupun di sektor privat. Contohnya seperti pembangunan jalan, jalur kereta api, bandara, air bersih, waduk, kanal, tanggul, pengelolaan limbah, listrik, telekomunikasi, pelabuhan dan lain-lain.
Sungguh berbeda bila Islam yang jadi pedoman dalam menjalankan kehidupan bernegara dan berbangsa sesuai konsekuensi dari iman. Islam agama samawi yang diturunkan Allah melalui Rasulullah saw. tidak hanya mengatur seputar ibadah ritual seperti shalat, puasa dan membaca kitab suci. Namun lebih dari itu, Islam menjawab yang dibutuhkan manusia karena datang dari Sang Pencipta bangsa jin dan manusia.
Dalam kondisi terlihat maupun tersembunyi, viral atau tidak, tetap saja kemaslahatan rakyat yang utama. Penguasa pada masa kejayaan Islam paham betul tugas dan perannya sebagai sosok pemimpin umat, yaitu meriayah, dalam artian mengurusi dan menjamin kebutuhan setiap warga negaranya dalam koridor syariat yang diterapkan secara menyeluruh. Tanpa memandang status sosial rakyat negeri, kaya-miskin, berjenis kelamin pria atau wanita, dan dan agama, muslim atau bukan, baik yang viral maupun tersembunyi.
Di dalam sistem Islam pembangunan infrastruktur berupa jalan sebagai sarana transportasi merupakan salah satu kewajiban negara yang harus dipenuhi. Pembangunan jalan tidak dipandang sebagai alat transportasi demi kepentingan ekonomi semata. Akan tetapi pembangunan jalan akan dibangun berdasarkan kepada fungsi jalan sebagai sarana untuk memberikan pelayanan dan kemudahan dalam asfek alat transportasi sebagai salah satu kewajiban negara untuk memenuhi seluruh kepentingan dan kebutuhan aktivitas manusia. Baik untuk kebutuhan ekonomi, pendidikan, kesehatan; keamanan dan yang lainnya. Penyediaan infrastruktur tersebut dalam rangka mensejahterakan masyarakat serta memberikan pelayanan terbaik untuk kepentingan rakyat.
Di dalam negara Islam yaitu Khilafah pembangunan infrastruktur sangat berkaitan erat dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Hal ini disebabkan seluruh pembiayaan pembangunan infrastruktur dibiayai dari sumber-sumber kekayaan alam yang di miliki oleh negara yang di simpan di Baitul Mal. Maka sistem ekonomi Islam yang di terapkan oleh negara menjadi sistem yang sangat penting terselenggara secara utuh dan murni.
Oleh karena itu sebagai umat terbesar di negeri ini, sudah saatnya mencari solusi alternatif untuk mewujudkan kesejahteraan yang hakiki, yaitu sebuah tatanan pemerintahan yang diridai Allah Swt, tersebab semua hukum Islam bisa diterapkan secara kaffah dalam bingkai Khilafah Islamiyah untuk meriayah umat secara sempurna sesuai fitrah.
Wallahu’alam bishawab