KERUSAKAN ITU NYATA, MASIHKAH MENUTUP MATA?



Oleh : Ummu Aqeela
Saat ini perempuan menjadi salahsatu isu hangat yang dibicarakan. Dari berbagai sudut melihat keeksistensian perempuan sebagai makhluk yang dapat diberdayakan.
Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia) mengutuk keras tindakan oknum manajemen perusahaan di Cikarang, yang diduga memberikan syarat perpanjangan kontrak kepada tenaga kerjanya, dengan mengharuskan pekerja perempuan untuk berhubungan badan dengan atasannya agar dapat bertahan di perusahaan.
Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia Mirah Sumirat menilai kasus syarat perpanjangan kontrak kerja dengan berhubungan badan sebagai tindakan biadab yang tidak bisa dimaafkan oleh siapapun.
“Biadab karena pelaku telah melakukan pelecehan seksual, eksploitasi manusia dan melanggar hak asasi manusia untuk mendapatkan jaminan pekerjaan dan penghidupan yang layak!," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (5/5/2023).
Mirah pun meminta aparat kepolisian harus secara tuntas, mengusut dan mengungkap pelakunya serta menghukum pelaku dengan sanksi yang seberat-beratnya. Mirah Sumirat yang juga merupakan Presiden Women Committee UNI Asia Pacific, sebuah federasi serikat pekerja internasional, menegaskan bahwa permasalahan pelecehan seksual di tempat kerja, menjadi perhatian serius bagi seluruh dunia. Karenanya, Mirah Sumirat mendesak pihak-pihak terkait untuk segera mengambil langkah-langkah sesuai tupoksinya masing-masing, terhadap kasus yang sangat memalukan ini. (Liputan6, 05 Mei 2023).
Melihat fakta diatas dari sekian banyak fakta yang tidak terblow up, tentu bukan hal yang mengherankan ditengah atmosfir sekulerisme yang begitu kental ditengah umat saat ini. Ya, pemahaman pemisahan agama dari kehidupan sudah mendarah daging, bukan hanya di lingkup pekerjaan namun juga diberbagai lini kehidupan. Rasa takut akan pertanggungjawaban kelak ketika menghadap Rabb-nya sudah tertepiskan dengan gemerlap kehidupan dunia. Materi, posisi, eksistensi menjadi harga mati tujuan hidup, sampai-sampai buta dan menghalalkan berbagai cara untuk mencapainya. Bahkan tak tanggung-tanggung juga mengancam jiwa lain dan mengambil kesempatan ditengah kesempitan.
Apa yang menyebabkan hal itu terjadi?
Pergaulan yang membiarkan mengumbar aurat, tekanan kemiskinan, serta kurangnya pendidikan menjadi latar belakang masalah tersebut, namun hal muncul bersumber dari akar yang rusak yaitu keberadaan sistem kapitalisme-sekulerisme yang mendorong dan membelenggu kita saat ini. Eksploitasi terjadi pada perempuan tanpa mereka sadari, bahkan dengan perasaan yang biasa dan tak bersalah mereka lakukan sesuka hati, yang pada dasarnya telah melanggar syariat.
Berdampingan dengan itu, ideologi Kapitalis-sekulerisme yang eksploitatif dan materialistik ini telah menempatkan produksi kekayaan di atas semua nilai-nilai kehidupan, yang berkorelasi pada arah pemberdayaan perempuan hanya pada ketenagakerjaan, merendahkan peran keibuan, dan mengikis konsep perwalian laki-laki dan negara terhadap perempuan – semua ini adalah upaya mendorong kaum perempuan terjun ke dunia kerja. Hal ini telah menjadi tekanan sosial yang berat bagi perempuan untuk mencari pekerjaan agar ia merasa dihargai, dan memaksa kaum perempuan untuk mengambil peran ganda yang menindas mereka, yakni sebagai pencari nafkah sekaligus ibu rumah tangga. Semua itu akhirnya mengakibatkan para perempuan mengkompromikan peran utama mereka sebagai pengasuh dan pendidik dari generasi di masa depan. Sistem ini telah mendehumanisasi perempuan menjadi sekedar komoditas ekonomi yang bisa membawa keuntungan finansial bagi para pelaku bisnis dan kapitalis.
Berbeda dengan kapitalisme-sekulerisme, Islam dengan tegas memberi batasan yang jelas. Islam agama yang sempurna dan paripurna memiliki pandangan yang khas dalam menyikapi persoalan ini. Ketika Islam datang ke muka bumi ini, dibawa oleh Rasulullah Muhammad saw sebenarnya telah sangat nyata jika Islam meninggikan derajat kaum wanita. Islam mencela dengan keras  tradisi jahiliyah, di antaranya mengubur hidup-hidup anak perempuan yang baru dilahirkan atau pewarisan istri ayah kepada anak laki-lakinya menunjukkan bahwa Islam sangat memuliakan dan meninggikan derajat kaum wanita.
 
Dalam Islam perempuan sangat dimuliakan baik secara harkat dan martabatnya, Islam sangat mengharamkan segala bentuk tindak kekerasan fisik maupun pelecehan seksual, apalagi diperlakukan untuk wanita.
Sebagaimana firman Allah,
“… Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi.” (QS. An-Nur: 33).
 
Sistem Islam dalam melindungi perempuan dari pelecehan dan kekerasan dapat dilihat dari rekam sejarah peradaban Islam. Pada tahun 837 M, Al-Mu’tashim Billah menyahut seruan seorang budak muslimah dari Bani Hasyim yang sedang berbelanja di pasar yang meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan oleh orang Romawi. Kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri, terlihatlah sebagian auratnya. Wanita itu lalu berteriak memanggil nama Khalifah Al-Mu’tashim Billah, “di mana kau Mutashim… tolonglah aku!” Setelah mendapat laporan mengenai pelecehan ini, maka sang Khalifah pun menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Ammuriah (Turki). Seseorang meriwayatkan bahwa panjangnya barisan tentara ini tidak putus dari gerbang istana khalifah di kota Baghdad hingga kota Ammuriah (Turki), karena besarnya pasukan.
 
Sungguh Islam rahmat bagi seluruh Alam, semua manusia sejahtera dengan aturan Islam, apalagi perempuan akan terjaga dan terjamin keselamatannya selama dia juga sami’na wa atho’na pada syari’at yang seharusnya. Islam dan peraturannya mengatur kehidupan manusia bahkan Negara. Dan ini menjadi tugas kita bersama untuk mengembalikan cahaya Islam ditengah-tengah kehidupan, agar diterapkannya aturan dari sang Pencipta manusia. Sehingga segala sesuatunya akan berjalan semestinya sesuai rel yang memang sudah menjadi fitrahnya.
 
Wallahu a'lam bishawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak