Jabatan, Kekuasaan adalah Ujian, Bisa Lenyap Seketika



Oleh : Lilik Yani

Tak ada yang kekal di dunia ini kecuali Allah Sang Pemilik Kehidupan. Allah pengatur segalanya, agar kehidupan di dunia ini berjalan lancar, aman dan sejahtera. Diberikan aturan dalam setiap aktivitas kehidupan manusia, tapi banyak yang mengabaikannya.

Manusia banyak lupa ketika mendapat posisi nyaman, jabatan tinggi, kesenangan melimpah. Padahal itu semua milik Allah, bisa dicabut dan dilenyapkan setiap saat. Semua itu adalah ujian dari Allah, apakah manusia bisa bersyukur ketika diuji kesenangan hidup?

Jabatan yang Allah berikan agar seorang pemimpin bisa meriayah rakyatnya dengan sebaik-baiknya justru dilupakan. Apalagi kondisi ketika saatnya pergantian  pemimpin. Banyak pemimpin sibuk dengan urusannya sendiri, demi mempertahankan jabatan daripada memikirkan urusan umat. Tak takutkah jika jabatan dan kekuasaan akan dilenyapkan? Siapkah mempertanggungjawabkan semua yang sudah dilakukan?

Dilansir dari KompasTV.com, Wasekjen PDI Perjuangan Arif Wibowo menyatakan pemilihan menteri merupakan hak prerogatif presiden. Sebagai kepala pemerintahan Jokowi pastinya memahami mana manteri yang perlu dievaluasi dan tidak. Arif menilai wajar jika menteri Jokowi saat ini lebih banyak tampil untuk membicarakan Pilpres 2024 dikarenakan ada sejumlah menteri yang juga menjabat ketua umum partai.

Namun bukan berarti menteri yang sering muncul membicarkan capres sengaja dibiarkan oleh Presiden Jokowi.
Menurut Arif, Presiden Jokowi punya penilaian tersendiri terhadap kinerja para pembantunya. Jika kinerja menteri lebih banyak membicarakan capres, maka presidenlah yang akan meminta menteri tersebut untuk mundur atau diberhentikan.

"Kalau pertanyaannya apakah menteri itu berkinerja baik, ya presiden yang sampaikan. Kalau itu dianggap mengganggu ya presiden akan ingatkan atau kalau tidak ya diminta mundur, atau diberhentikan. Karena itu kan hak prerogatif presiden," ujar Arif di program Satu Meja The Forum KOMPAS TV, Rabu (3/5/2023).

Arif menambahkan sejauh ini belum ada gelagat dari Presiden Jokowi untuk memberi evaluasi terhadap menterinya yang sibuk mengurus kandidat capres. Di sisi lain survei mengenai kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Jokowi juga cukup tinggi.

Di sisi lain survei mengenai kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Jokowi juga cukup tinggi. Sebelumnya di kesempatan yang sama Juru Bicara PKS Pipin Sopian menyatakan saat ini para menteri di kabinet Indonesia Maju disibukkan dengan pencalonan diri di Pilpres 2024.

Menurut Pipin, kader PKS yang pernah duduk di pemerintahan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono memilih untuk mundur dari ketua umum partai dan fokus bekerja di pemerintahan. "Kami memahami kalau mengurus rakyat itu harus fokus, karena persoalannya sangat besar jadi kerjanya ini bukan remeh-temeh," ujar Pipin di program Satu Meja The Forum KOMPAS TV, Rabu (3/5/2023).

Pipin menambahkan wajar saja jika masyarakat nantinya menilai menteri-menteri Jokowi bekerja hanya sekadar sampingan saja. 
Sebab saat ini yang terlihat adalah kepentingan masing-masing ketua umum partai yang duduk di kabinet untuk maju di Pilpres 2024.
Menurutnya tugas pembantu presiden adalah bekerja untuk menyelesaikan persoalan bangsa, bukan membahas mengenai capres di Pilpres 2024. 
Untuk urusan capres dan cawapres sejatinya diserahkan kepada pengurus partai masing-masing. 

Sibuk Urus Pergantian Kepemimpinan, Lupa Urus Rakyat

Jabatan sebagai pemimpin dalam sistem demokrasi didapat dari hasil pemilu. Dimana suara rakyat terbanyaklah yang menang. Saat itu suara rakyat berharga sangat mahal. Namun ketika kepemimpinan sudah didapatkan, rakyat tak lagi dibutuhkan.

Jabatan pemimpin yang seharusnya mengurusi kebutuhan rakyat justru diabaikan. Sibuk mencari cara agar dana yang dikeluarkan saat meraih kepemimpian bisa kembali. Lalu ketika masa kepemimpinan akan habis, mereka sibuk mencari cara agar jabatan mentereng itu tetap disandang.

Bagaimana urusan rakyat? Hanyalah pekerjaan sampingan. Bekerja untuk mengurus rakyat yang dulu memilihnya. Banyak janji yang dulu diucapkan ternyata hanya isapan jempol belaka. Dimana tanggungjawabnya? Selagi masa jabatan belum berakhir, rakyat ditinggalkan kembali karena sibuk kampanye menyiapkan proses pemilu yang akan datang. Mereka ingin mempertahankan jabatan yang sebenarnya milik Allah.

Tak sadarkah jika Allah Sang pemilik segalanya, bisa mengambil jabatan, kekuasaan, kesenangan hidup kapan saja Allah kehendaki. Tak takutkah jika semua yang dilakukan akan dimintai perranggungjawaban di hadapan Allah?

Tugas utama pemimpin adalah mengurus kebutuhan umat dalam segala bidang. Jika sekarang banyak anak putus sekolah, banyak umat yang belum menikmati fasilitas kesehatan, banyak pengangguran karena kekuarangan lapangan pekerjaan, sulit mencukupi kebutuhan hidup karena tak ada keuangan, dan banyak sekali masalah menimpa negeri ini.

Siapa yang akan dimintai pertanggungjawaban kalau bukan para pemimpin yang berkuasa dan diberikan jabatan? Mereka yang dipilih, diangkat, disumpah untuk mengurus umay dalam satu periode kepemimpinam, tapi banyak yang melanggar sumpah dan janjinya.

Suara rakyat hanya dibutuhkan ketika masa pemilu. Suara rakyat berharga mahal di masa itu. Setelah menang suara rakyat tak berguna. Rakyat diabaikan, tak diurus seperti saat akan pemilu. Rakyat disuruh mencukupi kebutuhan hidup sendiri tanpa diarahkan.

Rakyat menderita, dan semakin berat beban hidupnya karena semua kebutuhan hidup mahal. Sampai kapan penderitaan rakyat berakhir?

Jabatan dan kekuasaan bisa Diambil Setiap Saat

Di dunia ini tak ada yang kekal kecuali Allah Sang Pemilik Kehidupan. Allah pengatur segalanya, agar kehidupan di dunia ini berjalan lancar, aman dan sejahtera. Diberikan aturan dalam setiap aktivitas kehidupan manusia, tapi banyak yang mengabaikannya.

Manusia banyak lupa ketika mendapat posisi nyaman, jabatan tinggi, kesenangan melimpah. Padahal itu semua milik Allah, bisa dicabut dan dilenyapkan setiap saat. Semua itu adalah ujian dari Allah, apakah manusia bisa bersyukur ketika diuji kesenangan hidup?

Jabatan yang Allah berikan agar seorang pemimpin bisa meriayah rakyatnya dengan sebaik-baiknya justru dilupakan. Apalagi kondisi ketika saatnya pergantian  pemimpin. Banyak pemimpin sibuk dengan urusannya sendiri, demi mempertahankan jabatan daripada memikirkan urusan umat. Tak takutkah jika jabatan dan kekuasaan akan dilenyapkan?


QS. Al-Mulk Ayat 16

ءَاَمِنۡتُمۡ مَّنۡ فِىۡ السَّمَآءِ اَنۡ يَّخۡسِفَ بِكُمُ الۡاَرۡضَ فَاِذَا هِىَ تَمُوۡرُۙ‏

Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang?

Bukti kekuasaan dan keluasan ilmu-Nya sudah dipaparkan, kalau manusia tetap durhaka maka Allah menegaskan dalam ayat ini: Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia Allah yang di langit tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang? Mestinya kamu tidak merasa aman dengan tetap durhaka. Karena orang sebelum kamu seperti Karun karena kedurhakaannya dia ditelan bumi.

Dalam ayat ini, Allah memperingatkan orang-orang kafir tentang azab yang akan menimpa mereka, apabila tetap dalam kekafiran. Peringatan ini diberikan Allah karena mereka seakan-akan merasa akan terhindar dari siksa Allah yang akan ditimpakan kepada mereka, bahkan mereka merasa telah mendapat rahmat yaitu kesenangan duniawi yang sedang mereka rasakan. 

Tanda-tanda kekafiran itu terlihat pada sikap, tindakan, dan tingkah laku mereka. Oleh karena itu, Allah memperingatkan mereka dengan mengatakan, "Hai orang-orang kafir apakah kamu sekalian merasa aman dan akan terhindar dari azab Allah, padahal azab itu pasti akan menimpa kamu? 

Apakah kekuasaan dan kesenangan yang kamu peroleh itu tidak mungkin dilenyapkan Allah padahal kekuasaan dan kesenangan itu semata-mata berasal dari rahmat-Nya? Apakah tidak mungkin bahwa itu adalah ujian dari Allah kepadamu? 

Ingatlah, Allah telah menimpakan azab yang dahsyat kepada orang-orang dahulu, seperti azab yang ditimpakan kepada Karun dan pengikut-pengikutnya. Mereka telah dibenamkan ke dalam bumi. Pada saat Allah akan membenamkan mereka ke dalam bumi, maka terjadilah gempa yang dahsyat yang mengguncangkan bumi.

Sungguh manusia banyak yang dzalim. Jabatan dan kekuasaan yang disandang dianggap kekal dan bisa menyelamatkan. Ternyata mereka tak amanah, umat yang seharusnya diurus diabaikan. Jadilah Allah akan mencabut dan melenyapkan jabatan yang mereka banggakan, setiap saat Allah menghendaki.

Wallahu a'lam bish shawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak