Oleh : Maulli Azzura
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG di negara-negara Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand, dan Laos melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40°C yang telah berlangsung beberapa hari belakangan dengan rekor-rekor baru suhu maksimum di wilayahnya. (Liputan6.com 28/05/2023)
Perubahan iklim, cuaca ekstrem, sepintas lalu sepenuhnya tampak di luar kendali manusia dan kita tidak bertanggung jawab atas dampaknya. Namun, dalam kitab suci Alquran jelas disebutkan kerusakan planet bumi tidak lepas dari tangan jahil manusia.
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)"
( QS Ar Rumm : 41 )
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) melaporkan bahwa bencana yang terkait dengan cuaca, selama 50 tahun terakhir ini meningkat dan menyebabkan banyak kerusakan. Di wilayah Asia sendiri, tercatat 3.454 bencana dari tahun 1970-2019, menyebabkan setidaknya 975.622 nyawa melayang. Kerugian ekonomi yang dilaporkan mencapai 1,2 triliun dolar AS.
Dan ditahun 2023 seperti yang kita rasakan, suhu panas diberbagai daerah di Indonesia juga mengalami kenaikan. Akibat dari iklim panas yang sangat extrim ini, terjadilah berbagai dampak negatif. Efek dari rumah kaca yang menjamur juga menjadi penyimpangan besar adanya iklim panas yang ekstrim ini. Belum lagi pembalakan liar dan semakin sempitnya ruang hijau adalah faktor penyebab yang utama. Rakusnya manusia dan tidak mempertimbangkan kerusakan alam, telah menjadi bencana besar bahwa kita lalai dalam mengurusi amanah yang Allah berikan.
Sadar atau tidak, sebagai seorang Muslim kita harus membuka kembali ayat-ayatNya. Allah telah mengisyaratkan dalam berbagai ayat bahwa peristiwa ini telah termaktub didalam Al Qur'an. Perluasan Industri kapitalis, bahan bakar transportasi, hingga makanan yang tidak dihabiskan menyumbang peningkatan suhu bumi. Padahal Allah SWT berfirman:
الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًاۗ مَا تَرٰى فِيْ خَلْقِ الرَّحْمٰنِ مِنْ تَفٰوُتٍۗ فَارْجِعِ الْبَصَرَۙ هَلْ تَرٰى مِنْ فُطُوْرٍ
“(Dia juga) yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu tidak akan melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih ketidak seimbangan sedikit pun. Maka, lihatlah sekali lagi! Adakah kamu melihat suatu cela?”
(QS Al-Mulk [67]:3)
Jelas Allah mengisyaratkan kepada kita bahwa perlunya menjaga keteraturan dan keseimbangan alam ini. Andai kita semua mengerti bahwa alam seisinya ini adalah sebuah amanah yang harus dijaga, maka tidak akan terjadi peningkatan suhu panas dan hilangnya keseimbangan alam tersebut.
Menjaga keseimbangan dan keteraturan alam bukan hanya menjadi tanggung jawab individu saja, melainkan melibatkan peran negara yang mana ladang hijau, api dan air adalah ranah umum yang dikelola oleh negara. Karena rusaknya sistem kehidupan oleh jahilnya ideologi kapitalis, maka hal tersebut tak terelakan lagi. Sehingga itu menjadi salah satu akar permasalahannya. Tanpa adanya aturan yang benar, maka alam ini akan semakin rusak secara sistematis, masif dan terstruktur.Tidak ada tindakan yang benar kecuali kembali pada sistem yang benar yakni Islam sebagai rahmatan lil'alamin.
Wallahu A'lam Bishowab