Aksi Pemuda Kendari Berburu Sensasi Minim Prestasi



Oleh : Jumiran (Pegiat Opini)

Tak dipungkiri, sosial media hari ini merupakan platform yang sangat diminati oleh masyarakat khususnya para remaja. Dahulu, untuk menjadi terkenal butuh kerja keras, bakat serta mempunyai kenalan atau koneksi. Sekarang, tidak perlu bersusah payah menggapai ketenaran. Cukup buat konten sensasional, lalu viral, akhirnya terkenal. Tak jarang kita jumpai dalam membuat konten banyak hal yang aneh yang ditemukan.

Bagaimana tidak, sekelompok pemuda di Kendari Sulawesi Tenggara (SULTRA) terkuak, demi viral di Tik Tok membuat video konten pembusuran di tugu kelurahan Talia, Kecamatan Abeli, kota Kendari Sultra.
Hal tersebut sengaja dilakukan hanya demi kepentingan konten di Tik Tok. Kapolsek Abeli AKP Iyan Sofyan mengatakan bahwa "Mereka hanya membuat konten untuk Tik tok", tutur AKP Iyan Sofyan saat dikonfirmasi oleh TribunnewsSultra.com, pada Jumat 28/4/2023. Selanjutnya AKP Iyan Sofyan mengatakan bahwa, sekelompok pemuda tersebut akan di panggil untuk dimintai klarifikasi terkait video konten tersebut, (dilansir TribunnewsSultra.com/Jum'at, 5 Mei 2023).

Masa muda merupakan masa produktivitas yang tinggi. Semangat mereka yang membara ditambah dengan dukungan fisik yang tangguh. Kreativitas pemuda selalu mengundang perhatian pada khalayak. Pemuda yang memiliki potensi besar dalam kehidupannya. Jadi, alamiah jika pemuda ingin mengikstensikan diri  agar diakui di tengah masyarakat. Namun sayang, eksistensi diri yang tidak sesuai hingga terbajaklah potensi mereka. 

Zaman dimana masa kemajuan teknologi semakin tinggi diikuti dengan jaminan kebebasan tanpa batas. Walhasil, setiap orang bebas melakukan apa saja, bebas menuangkan pemikirannya. Mereka bebas berekspresi apapun seolah tidak ada salahnya. Kasus ini tidak hanya di ibu kota, selebritis, selebgram dan para artis tak terkecuali Kendari Sulawesi tenggara pun, para pemuda turut serta mengekspresikan diri hanya demi konten semata tanpa melihat akibat yang akan di timbulkan nya.

Sekulerisme sebagai landasan pemahaman hari ini semakin Menjauhkan aturan Tuhan dari kehidupan. Inilah pangkal dari penyebab pemuda muslim yang terjebak dalam dunia hedonisme. Pemuda yang selalu berfikir instan dan pragmatis, seolah tak ada lagi sikap kritis terhadap permasalahan sekitar. 

Dalam kehidupan yang serba kapitalistik masyarakat khususnya kaum muda kadang tidak bisa berfikir jernih dalam bertindak. Membuat konten pun tidak mengindahkan norma dan etika. Apalagi jika di kaitkan dengan halal-haram dalam Islam, malah jauh sekali.

Hal ini wajar terjadi dalam sistem sekuler-liberal, karena mereka tidak di didik untuk menjadi pemuda mandiri dan kritis, tetapi lebih pada perolehan materi. Lihat saja, kurikulum pendidikan saat ini, kebijakan merdeka belajar dan kampus merdeka lebih diarahkan pada profit oriented,sehingga para pemuda melakukan sesuatu untuk mendapatkan materi. Mereka pun cenderung melakukan apa saja untuk mendapatkan materi. Mereka cenderung melakukan hal yang mereka sukai, meskipun itu terkesan di luar nalar, karena yang terpenting bagi mereka adalah ketenaran (eksistensi diri) bagi mereka lebih utama dari pada dampak yang akan di timbulkannya.

Terkadang mereka yang gila pujian dan eksistensi diri rela mengeluarkan biaya fantastis dengan tujuan untuk menunjukkan gaya hidup mewah agar bisa di sebut sebagai orang kaya. Ini biasa disebut dengan Flexing yaitu kebiasaan seseorang untuk memamerkan apa yang dimilikinya agar di akui oleh orang lain.

Seyogianya, pemikiran pemuda hari ini harus bersih dan suci dari rusaknya sistem kapitalisme-liberal. Produktivitas mereka harus berisikan dengan kebaikan dan kebermanfaatan bagi umat saja. Jiwa mereka mestinya di berdayakan untuk membangun peradaban mulia. Oleh karena itu, negara harus turut serta dalam mendidik para pemudanya agar menjadi pemuda yang berpikir cemerlang dan pembangun peradaban gemilang.

Sayangnya, negara tidak hadir dalam melakukan peran strategisnya. Negara justru lebih mengokohkan sistem kapitalisme-liberal yang terus menerus membajak potensi para pemuda. Lantas, bagaimana peran strategis negara dalam pandangan Islam?

Islam adalah agama yang paripurna. Islam sangat memahami bahwa generasi muda adalah aset peradaban yang wajib di bina dan dijaga. Oleh karena itu, Islam memberikan perhatian khusus oleh generasi muda, seperti memberikan pendidikan dan pembinaan agar menjadi pemuda yang bertakwa, mulia, cerdas dan berkepribadian Islam.

Pertama, dalam sistem pendidikan Islam bagaimana pemuda mulai di ajarkan, di didik dari usia dini oleh keluarganya agar menjadi pribadi yang bertakwa serta sesuai dengan fitrah penciptaannya yaitu beribadah dan taat kepada perintah Allah SWT. Masih teringat seorang pemuda yang wajib dijadikan sebagai panutan untuk pemuda hari ini yaitu Mush'ab bin Umair. Setelah ia mengenal Islam maka ia hanya mendedikasikan dirinya hanya untuk Allah SWT dan Rasulullah Saw. Meninggalkan berbagai kemewahan yang dimilikinya demi berislam secara kaffah dan diberikan kepercayaan oleh Rasulullah Saw untuk menjadi duta Islam pertama dalam sejarah umat Islam.

Kedua, negara wajib menyediakan fasilitas penunjang belajar yang mumpuni agar generasi mampu mengembangkan diri dari berbagai disiplin ilmu. Bukan hanya ilmu dunia tapi ilmu akhirat. Terbukti dengan fasilitas penunjang belajar yang mumpuni Islam mampu mencetak para ilmuwan muslim seperti Abbas Ibnu Firnas dan ilmuwan lainnya.

Ketiga, negara seharusnya bisa menyaring berbagai konten dan tayangan yang beredar, yang dapat merusak pemikiran umat Islam. Dengan kemajuan teknologi yang canggih, para pemuda bisa diarahkan membuat konten yang edukatif, mengajak amar makruf nahi mungkar.

Keempat, potensi pemuda yang energik dan fisik yang kuat harus diberdayakan agar membentuk mereka menjadi mujahid yang siap bertempur dalam peperangan yakni berjihad di jalan Allah SWT.

Semua tahapan ini hanya bisa terlaksana tatkala negara menerapkan syariat Islam secara fundamental dan menyeluruh. Penerapan tahapan-tahapan ini pun bisa membantu dalam pola pendidikan para pemuda agar terbentuk pemuda yang berkepribadian Islam.
Wallahu a'lam bisshowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak