Oleh : Diani Ambarawati
(Forum Literasi Muslimah Bogor)
Budaya mudik menjelang lebaran tinggal menghitung hari, kaum muslimin bersuka cita menyambutnya, faktanya non muslimpun merasakan keberkahan ramadhan, pulang kampung/mudik menjadi moment yang ditunggu bagi mayoritas kaum muslimin.
Potensi kenaikan tiket tak terelakkan lagi saat hari raya kaum muslimin, berulang dan terulang setiap tahun dan solusi pun hanya menghimbau dan menertibkan. Seharusnya dengan evaluasi dan monitoring yang mengakar agar solusinya juga dari akar. Seperti yang dilansir dari cnbcindonesia com, 6 April 2023.
Informasi dari solo Jatengpun tak kalah hebonya, diperkirakan ada 12,9 juta pemudik akan memasuki Jawa Tengah dan titik rawan kemacetan dan bencana menjadi sorotan wakil ketua komisi D Jawa Tengah Hadi Santoso yang disampaikan ke rejogja.republika.co.id, Ahad, 9 April 2023.
Wajar, sarana pendukung mudik menjadi acuan untuk kelancaran jalur transfortasi beserta faktor pendukung lainnya. Mulai dari armada transportasi beserta BBMnya, booking tiket dengan nominal tak biasanya, Jalur mudik sebagai alternatif mengatasi kemacetan yang masih terkendala.
Secara umum layanan transportasi yang ada belum bisa memberikan rasa aman dan nyaman. Berbagai kecelakaan yang terjadi pada berbagai moda adalah bukti nyata walau sarana transpotasi dibenahi, akibat armada yang tak siap beroperasi karena human eror atau kendaraan tak layak pakai masih beroperasi. Terlebih saat mudik, resiko bertambah besar di samping harga yang melambung tinggi.
Jalur tol baru yang memanjakan para pengemudi harus diganti dengan biaya tol yang cukup fantastis, hanya yang punya mobil dan berduit saja yang bisa akses, selebihnya rakyat beroda dua yang mudik ala kadarnya tanpa keamanan apalagi kenyamanan. Banyak berseliweran foto para pemudik roda dua yang berpenumpang lebih dari dua dengan bawaan yang seabrek. Potret masyarakat korban kapitalis yang banyak kita temukan saat ini. Bukan budaya flexing tak ada rsa empati bahkan simpati.
Islam memandang keamanan di tanggungjawab negara, termasuk dalam hal transportasi. Islam memiliki berbagai mekanisme untuk menjamin keamanan dan kenyamanan layanan transportasi dan menjaga agar harga tiket terjangkau. Ada tiga prinsip pembangunan transportasi dalam Islam. Pertama, pembangunan infastruktur transportasi tanggung jawab negara. Kedua, perencanaan wilayah tata kota yang baik dan mengurangi kebutuhan transportasi. Ketiga, negara membangun infrastruktur publik dengan standar teknologi mutakhir termasuk teknologi navigasi, telekomunikasi, fisik jalan hingga alat transportasi itu sendiri.
Apa kabar di Indonesia? Kekayaan melimpah ruah, SDM yang berkualitas tapi tanpa naik kelas dalam mengadopsi hasil teknologi penelitiannya dan hanya mencukupkan dengan membuka peluang impor dan selamat datang para investor. Leganya Indonesia.
Allahu A’lam
Tags
Opini