Oleh: Mirna
Penelitian atau Research merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh para ahli untuk mendapatkan solusi atas permasalahan yang mucul dalam kehidupan sehari – hari. Selain faktor ini riset atau penelitian juga bisa dilakukan karena alasan kebutuhan atau ekpektasi masa akan datang. Riset diperoleh dengan cara mencari, try and error, serta menjelajah hingga peneliti menemukan kesalahan dan lantas dapat disimpulkan serta bisa menemukan penyebab dan cara mengatasinya. Riset sangat penting peranannya bagi sebuah negara, karena Penelitian menjadi salah satu penopang ekonomi dan daya saing bangsa. Oleh karena itu penelitian di Perguruan Tinggi umumnya diarahkan untuk mengembangkan Ilmu pengetahuan dan Teknologi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa.
Penelitian dilakukan sebagai upaya permulaan untuk mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan pembangunan di negara khususnya Indonesia. Penelitian bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembuat keputusan untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan mengkomunikasikan kebijakan dari pembuat keputusan. Temuan dari penelitian yang dilakukan kemudian diperhitungkan sebagai masukan-masukan bagi pembuat kebijakan. Masukan-masukan dari hasil penelitian ini dapat berupa memberikan alternatif-alternatif dalam menyusun program-program pembangunan dengan memberikan pertimbangan pada masing-masing alternatif sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang didapat dari penelitian.
Sebuah negara pasti memiliki banyak program-program penting untuk menunjang pembangunan, namun sering kali banyak program-program pembangunan yang salah arah dan salah tujuan. Dari beberapa penyebab dari kegagalan program pembangungan di Indonesia, salah satu adalah tidak didukungnya setiap program pembangunan dengan data dari hasil penelitian yang valid sehingga ketika diterapkan di lapangan banyak program pembangunan tersebut yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan kebutuhan dari masyarakat. Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kemajuan bangsa dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Penelitian dilakukan untuk mendapat kebenaran/pengetahuan tentang sesuatu hal yang belum kita ketahui dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah. Kedua konsep di atas saling berhubungan. Pembangunan akan berjalan sesuai dengan apa yang dicita-citakan jika ditunjang dengan penelitian yang bermutu. Kemajuan bangsa akan tercapai jika pembangunannya berjalan dengan lancer.
Sebagian besar penelitian dilakuan di tingat perguruan tinggi, karena salah satu syarat meraih kelulusan atau tuntutan kampus sebagai lembaga riset dan pengembangan. Sayangnya sering kali hasil penelitian atau riset yang dilakukan hanya berakhir di lemari-lemari perpustaaan sebagai syarat kelulusan, atau yang paling parah hasil riset berakhir ditangan para pengusaha yang sebelumnya sudah ada pembicaraan terlebih dahulu dengan pihak kampus atau pemerintahan. Pembiayaan penelitian memang tidaklah sedikit, hingga wajar saja jika ada proyek besar dengan biaya yang juga “gembung” tentu lebih menarik bagi civitas kampus untuk diambil, mengingat tujuan kampus sebagai pencetak generasi yang memiliki kapasitas keilmuan serta problem solver bergeser menjadi lulusan “mesin uang” alias siap kerja diperusahaan.
Di Indonesia sendiri banyak kampus yang melakuan MOU dengan perusahaan-perusahaan swasta dengan tujuan pemperoleh sokongan dana dan penampung mahasiswa magang atau lulusan. Namun tentunya setiap MOU memiliki implikasi simbiosis mutualisme, prinsif no free lunch menjadi dasar utama kerjasama ini, dimana kampus dapat kucuran dana dan pihak swasta atau pengusaha mendapat hasil penelitian untu pengembangan program kerja mereka. Hal juga tentu diketahui oleh pemerintah negeri ini, lantas dimana fungsi penelitian untuk negara jika hasilnya hanya untuk pengusaha?
Tentunya tidak semua kerjasama kampus seperti itu, ada juga hasil penelitian baik dari kampus atau luar kampus yang diperuntukkan untuk masyarakat, namun sayangnya hal ini jarang di notice oleh pemerintah, hingga hasil penelitian dan penemuan hanya berakhir sebagai hasil saja tanpa diambil manfaatnya untuk kemaslahatan rakkyat. Bisa dikatakan perhatian pemerintah pada orang-orang berprestasi sangat minim, bahkan sering diabaikan.
Sampai penelitian itu menarik minat pihak asing atau swasta dan menguntung bagi mereka. Alhasil negara hanya peroleh ampas saja, hasil penelitian yang bisa dikembangan dan dimanfaatkan untuk rakyat malah diambil oleh pihak lain lantas dijual kembali kepada rakyat. Pemerintah sering kali berdalih minimnya biaya kelola sebagai alasan tidak bisa membina penemuan dan hasil temuan. Sementara dana yang katanya minim itu malah lebih banyak masuk kantong tikus berdasi” atau untuk “pengembangan diri” melalui studi banding keluar negeri “tanpa hasil” atau rapat raksasa dengan menelan biaya yang “tak terhingga”. Bahkan banyak penguasa negeri ini yang menjadi harta hasil korupsi sebagai bahan flexing dimedia social. Sungguh miris perilaku pemimpin negeri ini.
Namun hal ini akan berbeda jika system kelola negara bukan system kapitalis, yang pada dasarnya memang membuat orang yang ada didalamnya hanya berpikir untung semata serta tidak peduli dengan masyarakat sekitar. Sistem ekonomi kapitalis berawal dari asas kepentingan modal, hingga wajar uang menjadi patokan utamanya. Lain lagi jika system yang digunakan negara ini adalah system Islam, maka penelitian tidak akan berkakhir hanya sebagai pajangan atau diembat oleh korporat. Hasil penelitian akan benar-benar dikelola oleh pemerintah bahkkan para peneliti akan diperlakukan adil dan dibayar dengan jumlah yang sesuai dengan tuntutan dan kadar usahanya.
Dengan demikian hasil penelitian bisa diklaim oleh negara sementara penelitipun senang dengan kompensasi yang diterima, hasil penelitian lantas dikembangkan benar-benar untuk kemasalahatan rakyat. Hal ini dibuktikan saat system islam memerintah selama 13 abad lamanya, pada masa dinasti Abbasiyah para ilmuwan dan peneliti menjamur bahkan berhasil membuat berbagai macam karya dan prestasi yang membanggakan dan banyak dipelajari oleh orang barat. wallahualam bish-shawab
Tags
Opini