Oleh: Ita Mumtaz
Di bulan Ramadhan nan mulia ini lagi-lagi Israel menunjukkan arogansinya. Pasukan Israel menewaskan seorang remaja putra Palestina dan melukai dua orang lainnya dalam serangan di sebuah kamp pengungsi di dekat Jericho di Tepi Barat yang diduduki.
Serangan pada Senin (10/4) itu terjadi di tengah gelombang kekerasan dalam konflik Israel-Palestina dalam beberapa hari terakhir.
Dilansir kantor berita AFP, Senin (10/4/2023), Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa Mohammed Fayez Balhan (15) tewas setelah ditembak tentara Israel di bagian kepala, dada dan perut". (Detiknews.com, 10/04/2023)
Kesedihan mendalam mengiringi kekhusyu'an kaum muslimin menjalankan ibadah Ramadhan. Setiap kali datang bulan yang penuh rahmat, Yahudi Israel selalu sengaja show off power. Seolah mengatakan kepada dunia, inilah kondisi suadaramu, kalian tak akan mampu menolong mereka.
Memang kaum muslimin di belahan bumi lain tidak mau dan tak mampu menolong saudaranya di Palestina selain mengecam dan mengutuk. Bahkan di waktu yang sama para pemimpin negeri muslim justru bekerjasama dan melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Padahal sudah jelas bahwa Israel adalah penjajah yang kejam.
Percuma tiada guna jika pemimpin negara muslim sekadar mengecam Israel yang tak lagi memiliki nurani. Tidak ada pengaruh sama sekali, bahkan semakin menjadi. Karena mereka telah memahami kondisi umat Islam yang lemah, tak berdaya menolong saudaranya. Semua ini karena para pemimpin itu telah dibutakan oleh nasionalisme dan konsep negara bangsa. Ditambah kebodohan yang luar biasa sehingga tak lagi memandang dunia ini sebagai tempat sementara yang penuh perjuangan. Sedangkan akhirat adalah negeri abadi. Seharusnya mereka lebih memilih berjuang menyelamatkan saudara sesama muslim daripada takut kepada musuh Allah dan Rasul-Nya.
Israel sejatinya adalah negara harbi fi'lan, yaitu negara yang terang-terangan memerangi umat Islam. Haram hukumnya bagi negara muslim menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Karena yang tampak saja seperti itu, apalagi yang terpendam dalam dada-dada mereka. Sehingga hubungan yang tepat dengan Israel hanyalah hubungan perang. Bahasa yang harus dipakai untuk berbicara dengan mereka adalah bahasa perang!
Sebagaimana firman Allah dalam Ali Imron 118
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ بِطَانَةً مِّن دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا۟ مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ ٱلْبَغْضَآءُ مِنْ أَفْوَٰهِهِمْ وَمَا تُخْفِى صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلْءَايَٰتِ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْقِلُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya."
Palestina Membutuhkan Aksi Nyata dari Kaum Muslim Sedunia
Pemimpin negara muslim bersama umat Islam hendaknya menyatakan dengan tegas atas ketidakridhoan mereka dengan penjajah Israel. Lalu diikuti dengan aksi nyata, yakni kekuatan apa saja akan dikerahkan untuk menyelamatkan Palestina.
Ketidak tegasan sikap pemimpin negeri-negeri Islam adalah angin segar bagi Israel. Kebiadabannya akan semakin menjadi. Umat Islam Palestina butuh kejelasan, butuh aksi nyata, bukan sekedar aksi sosial tapi jelas aksi angkat senjata membebaskan mereka dari penjajah Israel. Namun hingga saat ini, kaum muslimin tidak sanggup.
Sebab saat ini Isrel didukung oleh negara super power. Tidak ada pemimpin negeri kaum muslimin yang berani menentang Amerika karena taruhannya adalah jabatan hingga nyawa. Beginilah jika jihad tak lagi menjadi jalan utama menuju keridhaan Allah Swt.
Untuk membebaskan Palestina dibutuhkan pemimpin yang berakidah kuat dan pemberani serta persatuan seluruh negeri-negeri muslim. Karena yang dihadapi adalah negara agresor dengan segala kekuatannya. Tak ada negara yang mampu dan berani melawannya selain Daulah Khilafah Islam. Sebuah negara adidaya berdasarkan ideologi Islam yang kebangkitannya sangat ditakuti oleh negara Kapitalis.
Khilafah kedua ala minhajin Nubuwah yang akan mengusir Israel dari bumi Palestina. Sebagaimana Amirul Mukminin Umar Bin Khatab dahulu membebaskannya. Maka seluruh potensi umat Islam harus difokuskan untuk perjuangan penegakan Khilafah kembali di muka bumi. Wallahu’alam bish-shawwab.
Tags
Opini