Oleh : Maulli Azzura
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan bahwa kondisi dan kesiapan stadion untuk perhelatan kejuaraan dunia sepak bola U20 sudah memenuhi standar, meski akhirnya penyelenggaraan dibatalkan oleh FIFA. Dalam pernyataannya ini, ia sempat singgung konser grup wanita asal Korea Selatan, Blackpink yang sebelumnya diadakan di Stadion GBK. (Okezone.com 06/04/2023)
Konser Blackpink sudah berlalu, namun dimedia sosial masih terus membicarakannya. Semua tak luput dari suksesnya acara tersebut. Tiket mulai dari Cat1 dengan bandrol 2,6 juta sekian hingga kelas VIP yang harganya hampir menyentuh angka 4 jutaan-pun terbilang ludes terjual. Antusiasme penggemarnya sangat luar biasa melebihi kampanye pemilu Capres-Cawapres 2019 silam,menakjubkan bukan?
Lagi-lagi negri ini khususnya para generasi muda terninabobok-kan oleh konspirasi penjajah ala-ala ( modern imperialism) seperti gaya hidup , idola, dan sampai pada level politik akut demokrasi. Tragis sekali, disisi lain kita masih melihat jelata yang mengais-ngais rejeki dengan susah payah, disisi lain uang dengan jumlah yang banyak malah dihambur-hamburkan (unfaedah). Dimana rasa kepedulian kita?
Negri ini sungguh dijajah diberbagai lini, generasinya dirusak lewat media masa , lewat life style kebarat-baratan dan sekarang ala kekorea-an. Lalu mau dibawa kemana arah negri ini, jika generasinya saja telah dirusak moralnya?.
Tentu ini menyita perhatian dikalangan umat islam. Menyikapi konser Blackpink yang sarat dengan mempertontonkan aurat, penonton yang membaur jadi satu dengan lawan jenis, rusaknya fasilitas umum dan acuh dengan kepedulian sosial, adalah perbuatan terlarang dan merusak akidah umat. Padahal dalam Islam cukup jelas batas-batasnya, bahkan hiburan yang melalaikan pun jatuh pada keharaman.
Negara demokrasi kapitalis memandang kebebasan berekspresi sesuatu yang wajar. Tanpa melihat apakah itu baik atau buruk. Bahkan boleh dibilang negri kita sekarang adalah bagian dari wilayah penjajahan secara terstruktur. Artinya secara moral, negri ini dijajah oleh gaya hidup yang bebas dari aturan Allah. Tentu kerusakan dan penjajahan bertentangan dengan Islam, yang mana islam tidak mengenal segala bentuk penjajahan. Justru ketika Islam tegak sebagai ideologi, ia mempunyai visi yang mulia. Yakni memanusiakan manusia sesuai dengan fitrahnya. Dengan begitu, segala perbuatan dan aktivitas kehidupan segalanya merujuk pada aturan Syariat.
Kekhawatiran inilah yang harus segera diakhiri. Jika kita mencintai negri ini, tentu tidak akan rela jika generasi mudanya dirusak oleh gaya hidup orang-orang kafir. Memang bukan perkara yang mudah, karena ini melibatkan sistem yang ada. Sehingga butuh revolusi total, agar seperti perkara-perkara yang dilarang atau menyimpang dari syariat Allah bisa hilang.
Tanggungjawab Negara dan penguasa terhadap pertumbuhan pemuda merupakan sebuah tanggung jawab yang besar. Karena pemuda itu adalah amanah di pundak orang tua dan semua orang akan dimintai pertanggungjawaban terhadap orang-orang yang berada di bawah tanggungannya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلآئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادٌ لاَّيَعْصُونَ اللهَ مَآأَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَايُؤْمَرُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman , peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; para penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)
Rusak dan lemahnya akidah umat Islam telah nyata terbukti, banyak yang mengalihkan akidahnya, suritauladannya , bahkan tolak ukur perbuatannya dengan tidak lagi berdasar pada akidah Islam, melainkan akidah selainnya. Sehingga bisa dipastikan, jika negri ini terus dalam cengkraman kapitalisme liberal, cepat atau lambat akan merusak segalanya.
Hanya satu jalan untuk menyelamatkan generasi muda, yakni negara dengan mengganti ideologinya dengan Islam , dan membenahi akhlak yang rusak dengan syariat islam, akan mengembalikan kemuliaan umat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وَإِنَّ أُمَّتَكُمْ هَذِهِ جُعِلَ عَافِيَتُهَا فِى أَوَّلِهَا وَسَيُصِيبُ آخِرَهَا بَلاَءٌ وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا وَتَجِىءُ فِتْنَةٌ فَيُرَقِّقُ بَعْضُهَا بَعْضًا وَتَجِىءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هَذِهِ مُهْلِكَتِى. ثُمَّ تَنْكَشِفُ وَتَجِىءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هَذِهِ هَذِهِ. فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ وَيَدْخُلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
“Sesungguhnya umat kalian ini dijadikan keselamatannya di permulaannya, sedangkan masa akhirnya akan tertimpa musibah dan hal-hal yang kalian ingkari. Dan cobaan akan berdatangan sehingga dari cobaan tersebut (menyebabkan) cobaan yang lain terasa ringan. Saat cobaan terjadi, seorang mukmin akan mengatakan, “Inilah masa kebinasaanku,” kemudian cobaan itu berlalu. Lalu datang lagi cobaan (yang lain), seorang mukmin mengatakan, “Ini masa kebinasaanku”. Maka barangsiapa yang suka diselamatkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka hendaklah (saat) kematian mendatanginya dia dalam keadaan beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hari akhir.( HR. Muslim )
Hanya dengan kembali kepada hukum Allah dengan ketaatan yang totalitas , negri ini meraih kemuliaan. Tak hanya itu saja, tentunya generasi muda juga yang menjadi tumpuan perubahan peradaban akan terselamatkan dari tsaqofah asing yang menggerogoti akidahnya. Inshaallah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وَإِنَّ أُمَّتَكُمْ هَذِهِ جُعِلَ عَافِيَتُهَا فِى أَوَّلِهَا وَسَيُصِيبُ آخِرَهَا بَلاَءٌ وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا وَتَجِىءُ فِتْنَةٌ فَيُرَقِّقُ بَعْضُهَا بَعْضًا وَتَجِىءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هَذِهِ مُهْلِكَتِى. ثُمَّ تَنْكَشِفُ وَتَجِىءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هَذِهِ هَذِهِ. فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ وَيَدْخُلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
“Sesungguhnya umat kalian ini dijadikan keselamatannya di permulaannya, sedangkan masa akhirnya akan tertimpa musibah dan hal-hal yang kalian ingkari. Dan cobaan akan berdatangan sehingga dari cobaan tersebut (menyebabkan) cobaan yang lain terasa ringan. Saat cobaan terjadi, seorang mukmin akan mengatakan, “Inilah masa kebinasaanku,” kemudian cobaan itu berlalu. Lalu datang lagi cobaan (yang lain), seorang mukmin mengatakan, “Ini masa kebinasaanku”. Maka barangsiapa yang suka diselamatkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka hendaklah (saat) kematian mendatanginya dia dalam keadaan beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hari akhir.( HR. Muslim )
Hanya dengan kembali kepada hukum Allah dengan ketaatan yang totalitas , negri ini meraih kemuliaan. Tak hanya itu saja, tentunya generasi muda juga yang menjadi tumpuan perubahan peradaban akan terselamatkan dari tsaqofah asing yang menggerogoti akidahnya. Inshaallah