Mudik Lebaran, Tradisi Butuh Solusi



Oleh : Lilik Yani (Muslimah Peduli Umat) 

Mudik lebaran? Sudah tradisi. Meski harus menguras banyak energi. Berdesakan untuk mendapat tranportasi. Membutuhkan bekal jiwa raga demi bertemu sanak famili. Sungguh sebuah fenomena setiap jelang Idul Fitri. 

Mudik lebaran adalah sebuah tradisi yang menjadi kebutuhan publik dari tahun ke tahun. Dibutuhkan transportasi yang memadai aman, dan tentu saja terjangkau oleh masyarakat. 

Namun sayang, setiap tahun agenda mudik ini masih belum terkondisikan dengan baik. Masih banyak kasus ketidaklayakan moda transportasi. Akses jalan yang tidak memadai, dsb. Buruknya pelayanan negara masih menjadi PR yang belum terselesaikan hingga saat ini.

Bahkan akhir-akhir ini fakta yang terjadi, tiket transportasi naik menjulang tinggi. Suatu masalah besar bagi rakyat yang belum pulih krisis ekonomi. Harus segera dicarikan solusi.

REPUBLIKA.CO.ID, - Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, mendesak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) segera mengatasi harga tiket jelang Lebaran. Baik moda transportasi darat, laut, maupun udara yang dirasakan masih mahal oleh masyarakat luas.

Ia mengatakan,  tiket pesawat dan tiket kereta api belakangan menjadi topik pembicaraan utama bagi rakyat yang hendak melaksanakan mudik. Sebab, mudik memang merupakan agenda tahunan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Lasarus mengingatkan, bagi orang mampu memang harga tiket itu tidak berat. Namun, bagi orang yang berkemampuan ekonomi terbatas harga tiket ini tetap merupakan persoalan serius, terutama bagi keluarga dengan ekonomi terbatas.

"Karenanya, pemerintah menurut saya harus hadir dalam situasi ini," kata Lasarus, Selasa (4/4/2023).

Ia berharap, pemerintah bisa segera mencarikan jalan ke luar. Antara lain dengan mencermati betul soal tiket baik transportasi darat, laut maupun udara, termasuk kereta api karena moda transportasi itu menyentuh hajat hidup orang banyak.

Selain itu, Lasarus meminta Korlantas Polri untuk memprioritaskan strategi rekayasa lalu lintas. Korlantas Polri harus benar-benar siap mengantisipasi bila nantinya terdapat potensi bottle neck yang menjadi pusat titik-titik kemacetan.

Lasarus menambahkan, dinamika mudik sebelum dan sesudah Lebaran dari tahun ke tahun itu memang perlu disikapi. Karenanya, ia berpendapat, rekayasa lalu lintas merupakan sesuatu yang sangat krusial diantisipasi Korlantas Polri.

CNBC Indonesia - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan bahwa pihaknya bakal melakukan berbagai upaya untuk memberi harga tiket yang lebih terjangkau kepada masyarakat. Dorongan ini bukan hanya berlaku pada harga tiket pesawat yang terpantau mulai naik, namun juga angkutan lainnya.
"Tiket, saya diberikan catatan oleh Mendag (Menteri Perdagangan) dan Mendagri (Menteri Dalam Negeri), kami akan melakukan upaya-upaya memberikan tiket diskon dan untuk mendapatkan diskon kami memang mengupayakan penerbangan, KA (Kereta Api), bus lebih awal dari puncak mudik 19-21," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan Divisi Humas Polri, Jakarta, Kamis (6/4/2023).

Potensi kenaikan harga tiket terjadi pada puncak arus mudik karena terkait dengan tingginya permintaan. Upaya untuk mendorong harga tiket terjangkau karena daya beli masyarakat yang belum pulih sepenuhnya.

Kenaikan harga tiket jelang hari lebaran memang sudah biasa terjadi. Kalangan pengusaha bus pun sudah memberi kode akan kenaikan harga ini, yakni untuk bus antar kota antar provinsi (AKAP).

"Tarif seperti biasa ada penyesuaian, kisarannya masih sama 25%-35% tergantung jarak," ungkap Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan kepada CNBC Indonesia, Rabu (15/3/2023)

Layanan Transportasi Umum Belum Aman

Secara umum layanan transportasi yang ada belum bisa memberikan rasa aman dan nyaman.  Berbagai kecelakaan yang terjadi pada berbagai moda adalah buktinya. Terlebih saat mudik, resiko bertambah besar di samping harga yang melambung tinggi.

Sistem kapitalis menuntut banyak keuntungan yang diperoleh. Tak memikirkan kesejahteraan rakyat. Untuk menyiapkan akomodasi yang baik, asal masih layak jalan masih dipergunakan. Jalan-jalan yang rawan macet seharusnya ditata ulang. Apakah diatur rute jalurnya, atau jalan dilebarkan hendaklah sudah disiapkan jauh-jauh hari.

Cek jalan rusak dan berlubang. Sungguh sangat berbahaya dan rawan kecelakaan jika dibiarkan berlubang. Apalagi kondisi musim hujan yang tak bisa diprediksi. Semua itu harusnya sudah dalam pemikiran mendalam jika tujuannya untuk meriayah umat agar perjalanan mudik aman, nyaman, terkendali.

Namun riayah umat itu jauh dari pemikiran, bahkan kalau bisa pasang harga mahal. Tiket dinaikkan, tak peduli ekonomi rakyat lemah yang keberatan harga tiket mudik, tapi sangat membutuhkan untuk bisa pulang kampung halaman. 

Jalan yang rusak kalaupun diperbaiki hanya tambal sulam, Tak bertahan lama sudah rusak lagi. Sistem kapitalis tak berfikir kwalitas, yang penting untung banyak. Kalau rusak ajukan proposal lagi, perbaikan jalan dengan sistem sama. Pengusaha mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dari proyek apapun yang dikerjakan.

Termasuk kenaikan tiket angkutan antar kota, antar propinsi yang sudah menjadi tradisi. Bahkan angkutan desa juga bebas menaikkan tarif tak peduli rakyat menjerit. Mengapa semua naik? Apakah alasan lebaran, mereka menjadikan lebaran sebagai momentum? Kesempatan langka, mumpung para pekerja punya uang THR jadi dianggap bisa membayar ongkos meski naik.

Di mana peran negara? Negara memihak para pengusaha sehingga mereka semakin berkuasa menentukan kebijakan naik harga tanpa melihat kwalitas kendaraan, jalan, dan lainnya. 

Apakah masih mau bertahan dengan sistem yang hanya memihak orang kaya alias para pengusaha yang ingin untung sebanyak-banyaknya demi mengumpulkan kekayaan diri tanpa kasian penderitaan umat.

Hanya Pemimpin Islam Peduli Kesejahteraan Umat

Islam memiliki berbagai mekanisme untuk menjamin keamanan dan kenyamanan layanan transportasi dan menjaga agar terjangkau tarifnya.

Islam bertujuan untuk meriayah umat. Jadi pemimpin Islam akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mengatasi masalah yang terjadi pada umat dan sekitarnya. 

Jauh sebelum tradisi mudik, pemimpin sudah mengatur dan merancang, demi kelancaran proses mudik. Ketika melihat jalan rusak maka segera diperbaiki, mengupayakan agar kwalitas jalan bagus sehingga tak cepat rusak lagi.

Mengatur alur dan rute jalan agar tidak macet meski pengendara ramai, padat merayap. Sudah pengalaman bertahun-tahun maka akan paham apa yang harus dilakukan. Intinya jika tujuan dicanangkan untuk meriayah umat maka dikeluarkan segala cara agar rakyat sejahtera. Perjalanan mudik aman, lancar, terkendali, menyenangkan. Bahkan akan bahagia ketika bersama sanak familinya, tetap bisa ibadah dengan baik dan ibadah Ramadan selamat.

Wallahu a'lam bish shawwab





Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak