Miris Kasus Bunuh Diri Semakin Meningkat





Oleh : Arini


Seorang mahasiswi Universitas Indonesia (UI) berinisial MPD (21) ditemukan tewas di sebuah apartemen kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Korban diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 18 apartemen tersebut pada Rabu (8/3/2023) sekitar pukul 23.45 WIB.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kebayoran Baru Komisaris Tribuana Roseno mengatakan, MPD sempat meninggalkan pesan sebelum diduga bunuh diri dengan lompat dari apartemen. Pesan itu berisi permintaan maaf kepada keluarga dan teman-temannya melalui unggahan di media sosialnya. sosialnya. Kompas.com,Sabtu,(12/3/2023).

Fenomena bunuh diri ini kian menunjukkan bahwa sistem hidup kapitalisme, yang saat ini diadopsi dunia adalah sistem yang rusak. Sistem ini tak layak dijadikan pengatur kehidupan. Pasalnya, sistem yang bersandar pada asas sekularisme (yakni pemisahan agama dari kehidupan) ini terbukti gagal membawa manusia pada kedamaian hidup. Baik secara individu, maupun komunal. Bagi individu, sekularisme telah memberikan jawaban yang tidak tepat akan tujuan hidup manusia. Pemisahan agama dari kehidupan telah menafikan Sang Pencipta sebagai pengatur kehidupan.

Akibatnya, manusia tidak mempunyai strandar benar-salah, baik-buruk, terpuji-tercela yang tepat dalam menilai perbuatan. Karenanya seseorang yang berasas sekuler tak merasa takut meski berbuat sesuatu yang melanggar perintah Sang Pencipta. Sekularisme membuat penganutnya lupa akan kehadiran Sang Pencipta dalam kehidupan. Tuhan dianggap ada hanya dalam masalah ibadah ritual, tidak untuk urusan dunia lainnya. Alhasil, ketika menghadapi persoalan hidup, saat manusia merasakan kelemahan dirinya di hadapan persoalan tersebut, acapkali ia depresi, hingga nekat mengambil langkah bunuh diri sebagai solusi. Ia tak menemukan pijakan yang kokoh atas tujuan hidupnya. Ia tak punya jawaban yang meyakinkan untuk apa ia diciptakan. Karenanya, ia tak memiliki ketentraman hakiki.
Sekularisme ini bila diadopsi sebagai landasan kehidupan bernegara tentu lebih berbahaya. Negara yang menganut sekularisme meniadakan aturan agama untuk mengurusi rakyat dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Dalam mengurusi rakyat, negara sekuler membuat aturan yang bersumber dari pemikiran manusia sendiri.

Hal itulah muara bahayanya. Aturan yang dibuat hasil buah pemikiran manusia yang mengabaikan firman Sang Pencipta, hanya menyisakan derita pada rakyatnya. Pasalnya, aturan dibuat dipenuhi dengan tarik-menarik kepentingan manusia. Bukan rahasia dalam sistem ini aturan terasa memihak kepentingan ekonomi para kapitalis, yakni pengusaha bermodal banyak. Karena dalam sistem ini besaran modal mempengaruhi tingkat kekuasaan. Akhirnya, kesejahteraan ekonomi rakyat bagai dongeng di atas awan. Wajar, sistem ini memicu tingkat stres yang tinggi.
Bukan hanya gagal menyejahterakan, sistem ekonomi kapitalisme yang berasas sekularisme ini pun rapuh. Berulang kali mengalami krisis ekonomi, Bila para artis yang notabene berkecukupan secara ekonomi saja stres karena krisis ini, terlebih lagi rakyat dari golongan menengah ke bawah.

Islam Punya Solusi

Islam merupakan sebuah sistem kehidupan yang bersumber dari Allah SWT, Sang Pencipta dan Pengatur manusia. Sistem Islam yakni khilafah berlandaskan pada firman Allah dan tuntunan Rosulullah dalam menyelesaikan setiap persoalan kehidupan. Ketundukan pada hukum Allah menjadi mutlak. Sebab dalam Islam, kedaulatan ada di tangan syara’. Termasuk dalam pengelolaan negara, wajib terikat dengan hukum syara’ (syariat Islam). Dengan ini, negara tidak akan terombang ambing oleh kehendak segelintir elit yang mempunyai kepentingan.

Mengakhiri hidup dilarang keras dalam Islam.
Karena bunuh diri bukanlah berakhirnya problematika.sebab ada hidup setelah mati (Akhirat),Dan manusia dimintai pertanggungjawaban atas sekecil apapun perbuatan. Sebagaimana firman Allah :

“Janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha penyayang kepadamu.” (QS An-Nisa’ : 29)

Wallohu 'alam bishowwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak