Oleh: Nurmalasari
(Aktivis Muslimah Purwakarta)
Penyakit HIV/AIDS, menjadi hal yang sangat mengerikan dan menjadi salah satu penyumbang angka kematian di masyarakat. Proses pengobatan yang begitu rumit dan panjang untuk dijalani. Akan tetapi dijaman milenial ini tidak membuat masyarakat sadar akan ganasnya penyakit ini.
Media sosial adalah salah satu alat untuk mendapatkan informasi tentang apapun yang diinginkan. Salah satunya adalah memfasilitasi kegiatan prostitusi online. Memudahkan masyarakat dalam mencari seseorang untuk melampiaskan nafsu birahinya.
Media sosial juga menjadikan komunitas LGBT menjadi mudah di akses dan di cari untuk mereka yang menyukai sesama jenis. Sehingga dampak dari berganti-ganti pasangan ini menjadikan penyakit HIV/AIDS ini berkembang dengan sangat cepat.
Penyakit HIV/AIDS ini sudah banyak memakan korban terhadap laki-laki penyuka semasa jenis. Secara kumulatif hingga akhir 2022, kasus HIV/AIDS di Kabupaten Purwakarta mencapai 1.013 orang. Dari jumlah tersebut, mayoritas laki-laki di usia produktif atau 19 hingga 35 tahun.
Ada peningkatan dibandingkan pada tahun 2021 yang tercatat ada 130 kasus positif HIV/AIDS. Untuk penyebabnya kalau dilihat dari perilaku berisiko itu dari hubungan seksual. Karena di Purwakarta yang dari Penasun (Pengguna Narkoba Suntik) itu belum ada. (Purwasuka, Selasa, 28 Maret 2023)
Sistem liberal adalah biang dari kerusakan mental dan penyakit masyarakat saat ini. Kebebasan dalam berprilaku mengakibatkan komunitas LGBT ini menjadi tumbuh subur dan menjamur diberbagai kota. LGBT bahkan sudah diberikan panggung untuk menunjukan eksistensinya di kehidupan ini. Bahkan mereka tidak sungkan untuk memberi tahu kepada dunia bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Sehingga mereka para pelaku LGBT tidak merasa terasingkan lagi.
Sistem sekuler yang membuat mereka jauh dari Allah SWT, tidak merasa berdosa atau bersalah atas sesuatu yang telah mereka lakukan karena beralasan bahwa rasa berkasih sayang adalah suatu anugerah yang istimewa yang di berikan Allah SWT.
Allah telah memberikan kepada manusia rasa kasih sayang atau yang sering di sebut dengan ghorizah na'u. Ghorizah na'u adalah Naluri berkasih sayang dan mencintai, naluri manusia yang berhubungan dengan perasaan hati dan seksualitas. Tetapi ghorizah ini haruslah kita salurkan hanya kepada hal-hal yang di ridhoi Allah SWT.
Allah SWT telah memberikan contoh hukuman ketika umatnya tidak taat kepada Allah dan rasulnya. Seperti ketika kaum nabi Luth di azab, kaum LGBT yang Allah hancurkan dengan menimpahkannya batu-batu yang sangat tajam sampai mereka terkubur hidup-hidup.
Bahkan Allah SWT memberikan azab bukan hanya kepada pelakunya saja, akan tetapi kepada mereka yang membiarkan dan mendukung kaum LGBT ini berkembang. Istri nabi Luth adalah salah satu orang yang mendukung adanya kaum LGBT ini sehingga istri nabi Luth mengalami azab yang sama dengan kaum LGBT.
Sudah saatnya kita berpikir cemerlang dan mendalam. Hanya di sistem islamlah semua permasalahan akan teratasi sampai ke akar-akarnya. Kembali kepada ketentuan Allah dengan menjalankan segara peraturannya yang terdapat dalam Al-Qur'an dan hadits.
Sayangnya negara kita bukanlah negara Islam. Karena hanya di sistem islamlah yang mampu mengendalikan semua aspek, terutama aspek dalam mengendalikan media sosial. Sistem islam akan memilah tontonan yang sesuai dengan syariat, memblokir akun-akun yang akan menjadikan benih-benih yang akan menyimpang dari syariat.
Islam sistem paripurna melindungi umat dari kemaksiatan dan mendidik umat untuk bertanggung jawab atas segala perbuatannya untuk mentaati segala perintah Allah SWT. Karena ketika umat tidak mentaati perintah Allah SWT maka akan ada hukuman yang akan menanti. Sehingga hukuman tersebut akan memberikan efek jera kepada para pelaku.
Seperti hukuman untuk para penzinah, Allah SWT berfirman : “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nur ayat 2)
Semoga pemikiran umat bisa segera bangkit dari sistem yang rusak, untuk menjadikan sistem Islam satu-satunya sistem yang akan membawa kepada kemaslahatan di dunia dan di akhirat.
Wallahu'alam
Tags
Opini