Konten Buruk Berujung Maut




Oleh : Ummu Dayyin (Pemerhati Generasi) 
 
  
Seiring dengan adanya kemajuan teknologi, banyak sekali peristiwa terjadi di luar nalar akhir-akhir ini. Berbagai macam jenis aplikasi yang memfasilitasi fitur live video yang memberikan kepuasan pada pembuat konten bahkan menjanjikan cuan. Bagi mereka yang suka untuk mengekspos jati diri dan menebar eksistensi, hal ini menjadi suatu sarana yang menguntungkan dan menyenangkan. Mereka tak malu dan tak segan membuat konten-konten yang aneh dan nyeleneh bahkan membahayakan jiwa mereka sendiri.  Sudah begitu banyak berita yang mengabarkan tentang kasus-kasus kematian akibat membuat konten yang mengancam jiwa demi cuan. Fenomena remaja yang menghadang truk besar di tengah jalan hingga tewas terlindas ataupun kasus mengemis dengan modus mandi lumpur menjadi bukti yang tidak bisa dibantah. Bahkan ada juga peristiwa seorang perempuan yang mati akibat konten prank gantung diri. Dia menyiarkan secara langsung video dirinya kepada teman-temannya dan berakting gantung diri, namun secara tidak sengaja terpeleset dan membuat kursi yang dipijaknya jatuh. Tak pelak perempuan pembuat konten benar-benar mati gantung diri.  


Belum lagi munculnya fenomena membuat konten dengan cara memamerkan gaya hidup mewah alias gaya hidup hedonis. Ada juga yang mengumbar kehidupan privasi keluarga bahkan eksploitasi anak pun kerap terjadi. Hilang sudah rasa malu, yang ada tinggal tak tahu malu. Sungguh, kemajuan teknologi benar-benar membuat orang hilang kendali. Demi eksistensi, ketenaran, kepuasan dan cuan mereka mampu melakukan tindakan yang di luar nalar manusia. Inilah bukti bahwa kemajuan teknologi tidak sejalan dengan kemajuan pola pikir yang cemerlang apabila tidak dibarengi dan dibentengi dengan keimanan. Ada yang memanfaatkan teknologi untuk kepentingman yang lebih bermanfaat, namun jumlahnya tidak begitu banyak selain itu konten-konten jenis ini minim like dan share. Alasan minimnya jumlah follower, like dan share sangatlah klasik, konten-konten baik dan mendidik dikatakan tidak menarik. 


Begitulah yang terjadi saat ini, perilaku yang sangat digemari generasi muda yang juga telah menjangkiti generasi x dan y, sejatinya adalah perilaku rendah. Perilaku rendah muncul dari taraf berpikir yang rendah pula. Fenomena yang bisa jadi berubah menjadi kebiasaan dan budaya. Fakta-fakta di atas membuktikan bahwa budaya (yang kental dengan nuansa pengaruh barat) yang ada di tengah-tengah masyarakat ternyata memberikan dampak kurang baik. Ada yang salah dalam kehidupan yang sedang kita jalani. Semuanya merupakan hasil dari sistem kehidupan yang "diyakini" masyarakat dan seluruh aspeknya saat ini. Sistem yang diterapkan dalam kehidupan ini telah gagal mewujudkan kemuliaan umat manusia melalui ketinggian taraf berfikirnya. Negara telah gagal dalam mencetak generasi yang memiliki Visi dan misi kuat. Gagal dalam mencetak generasi berilmu tinggi. Gagal mencetak para pemikir dan juga gagal dalam membangun peradaban yang cemerlang. 


Sistem Kapitalisme Sekuler Liberal merupakan sistem yang ada dibalik carut marut kondisi rusak ini. Sistem pemerintahannya yang melahirkan para oligarki dan koruptor sejati. Sistem ekonomi yang mempraktikkan sistem keuangan ribawi dan menciptakan gap (kesenjangan) antara yang kaya dan miskin semakin lebar. Sistem pendidikan yang memaksa rakyat untuk merogoh saku dalam-dalam untuk sekolah tinggi sehingga out put yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan hanya berorientasi pada uang dan abai terhadap konsep dedikasi kepada umat. Lebih parah lagi dengan adanya sistem kesehatan yang menuntut rakyat membayar premi asuransi, padahal sejatinya dalam Islam kesehatan adalah tanggung jawab negara untuk melayani rakyat secara cuma-cuma.  


Dalam sistem Islam pemimpin negara bertanggung jawab dalam mengurusi umatnya. Seorang pemimpin sejati tidak akan membiarkan rakyatnya teraniaya. Apalagi menjerumuskannya ke dalam kezaliman dan penderitaan. Tidak akan membiarkan rakyat menanggung biaya pendidikan dan kesehatan yang mahal, menanggung beban pajak dan hutang yang tinggi serta

membuat kemiskinan semakin menjadi-jadi. Sistem pemerintahan Islam memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan secara tak langsung melalui mekanisme pemberian lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Sistem distribusi yang bahkan menjamin setiap kebutuhan pokok sampai kepada setiap individu. Menyediakan fasilitas publik seperti transportasi, insfratruktur, dan lain sebagainya. Memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan secara gratis. Negara juga akan memblokir situs-situs ataupun konten-konten yang tidak bermanfaat bahkan hanya menimbulkan mudarat. Tidak mengizinkan beredarnya aplikasi yang juga tidak bermanfaat kecuali untuk keperluan dakwah Isla, sehingga tidak akan pernah dijumpai akun-akun bertebaran berisi perempuan joget-jogetan, aneka challenge yang membahayakan nyawa,ataupun aktivitas yang memprovokasi. Wallahua'lam bishawab….

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak