Kekerasan Remaja Merajarela, Islam Solusi Tuntasnya



Penulis Dara Millati Hanifah, S.Pd
Pemerhati Pendidikan


Akhir - akhir ini kekerasaan khususnya yang dilakukan remaja semakin merajarela bahkan sampai menghilangkan nyawa seseorang. Sungguh, mirisnya sikap remaja saat ini. Banyak faktor yang menyebabkan para remaja melakukan aksi kekerasan. Salah satunya kurangnya perhatian dari orang tua.

Ya, kurangnya perhatian dari orang tua menjadi salah satu penyebab anak melakukan tindakan kekerasan di luar rumah. Rata - rata anak yang seperti ini mencari perhatian agar keberadaannya di terima terutama di rumahnya sendiri. Mungkin, karena kedua orang tuanya sibuk mencari pundi - pundi uang hingga anak kekurangan kasih sayang. Tak hanya itu, tuntutan dari orang tua yang ingin anaknya pintar di akademik atau di bidang tertentu bisa jadi pemicu anak menjadi pemberotak di luar sana.

Dilansir detikJabar, Jumat (24/3/2023), peristiwa pembacokan terjadi di Sukabumi, Jawa Barat. Di mana, pelakunya seorang remaja usia 14 tahun. Sedangkan korban merupakan target kedua kali dan pembacokannya ditayangkan secara langsung via Instagram. (News.detik.com 24/03/2023)
Sementara, di Jakarta sekitar 15 remaja melakukan tawuran dengan menggunakan sarung yang ujungnya diikat batu di Jalan Durian, Jagakarsa, Jakarta Selatan (Jaksel). Berrawal ketika dua kelompok remaja itu bergerombol dan berlarian. Lalu, mereka  saling serang. (News.detik.com 25/03/2023).

Miris, melihat apa yang dilakukan remaja saat ini. Zaman semakin modern tetapi moral dan sikap mereka semakin buruk. Kekerasan di tengah - tengah mereka seolah menjadi budaya yang biasa di lakukan. Tetapi, tak ada satupun yang bisa mengingatkan mereka bahwa apa yang di lakukannya adalah sikap tidak terpuji.

Pendidikan baik negri maupun swasta ternyata tidak menjamin para remaja bisa berubah sikapnya. Ini semua disebabkan karena sistem yang digunakan masih kufur yakni sistem liberalisme. Para remaja bebas melakukan apapun demi menuntaskan egonya sendiri. Yang justru bisa membahayakan orang - orang di sekitarnya.

Pemikiran inilah yang membuat para remaja semakin menunjukkan kekuasaannya dengan melakukan tindakan kekerasan. Selain itu, kebebasan berekspresi juga menjadi penyebab para remaja bersikap semaunya tanpa memikirkan akibat yang didapatkannya ketika melakukan perbuatan itu. Sistem liberalisme membuat anak khususnya remaja menjadi tidak terkontrol perilakunya.

Sudah seharusnya kita merubah sikap generasi remaja saat ini. Tetapi, jika hanya individu saja yang melakukan perubahan akan sulit dan berat. Harus ada peran negara yang melakukannya. Seperti, memberikan bimbingan terkait kekerasan. Bahwa melakukan tindakan kekerasan adalah perilaku tidak terpuji serta zalim. Bukan hanya fisik yang sakit,  mental pun juga menjadi rusak.

Selain itu, negara wajib menyediakan pendidikan mulai usia dini dengan kurikulum berbasis akidah Islam. Tentu sarana dan fasilitas lengkap untuk mendukung proses belajar mengajar. Disamping itu, negara melakukan kontrol sosial bersinergi dengan masyarakat melakukan pengawasan atas pendidikan secara menyeluruh.

Negara juga wajib memperhatikan kesehatan anak baik fisik maupun mental. Anak yang mengalami kekerasan baik fisik, verbal atau seksual akan memiliki trauma yang sangat membekas  pada dirinya. Ada beberapa dampak yang ditimbulkan dari kekerasan ini yaitu sulit berhubungan dengan orang lain, sulit mengendalikan emosi,  prestasi akademik menurun atau menjadi pelaku dari tindakan kekerasan.

Jika korban menjadi pelaku tindakan kekerasan itu sama saja negara telah membiarkan siklus tersebut akan terjadi dan terus terjadi tanpa memberikan solusi yang bisa membuat para pelaku jera dengan tindakannya. Padahal, Islam telah melarang berbagai tindakan kekerasan apapun bentuknya baik fisik, verbal maupun seksual. Karena itu termasuk perbuatan zalim.

Allah SWT sudah memerintahkan umatnya untuk saling menyayangi, saling berkasih sayang dengan siapa pun. Seperti firman Allah SWT :
“Dan tidaklah Kami utus kamu (wahai Muhammad) kecuali untuk (menyebarkan) kasih sayang terhadap seluruh alam”. (Q.S. al-Anbiyâ’ [21]: 107).

Nabi Muhammad Saw diutus Allah untuk menyebarkan kasih sayang di seluruh alam. Dan seharusnya kita, sebagai umat - Nya meneladani salah satu sikapnya yaitu sikap saling kasih sayang terhadap sesama. Apalagi, kita adalah makhluk sosial. Artinya, kita saling membutuhkan satu sama lain. Tentu dalam hal kebaikan bukan keburukan.

Tapi, itu semua akan terwujud jika sistem yang diterapkan adalah Islam. Karena, memang Islam merupakan rahmatan lil 'alamin artinya rahmat bagi seluruh alam. Bagaimana mungkin sebuah negara akan berkah jika masyarakatnya tidak ada rasa kasih sayang sedikitpun? Padahal, Allah SWT memberikan pahala bagi mereka yang saling menyayangi satu sama lain.

Wallahu'alam bisshawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak