Oleh: Ayu Susanti, S.Pd
Masa muda adalah masa keemasan. Namun apa jadinya jika masa tersebut digunakan untuk hal yang tidak berguna bahkan cenderung melakukan tindak kriminal? Kasus kekerasan yang dilakukan para remaja di negeri ini tak bisa dihindari.
Polisi menangkap tiga ABG diduga pelaku yang membacok siswa SMP berinisial ARSS (14) hingga tewas di Sukabumi, Jawa Barat. Tiga anak berhadapan dengan hukum itu ialah DA (14), RA alias N (14), dan AAB alias U (14). (detikNews, 24/03/2023).
Sebanyak 15 remaja melakukan tawuran dengan menggunakan sarung yang ujungnya diikat batu di Jalan Durian, Jagakarsa, Jakarta Selatan (Jaksel). Para remaja itu lalu diamankan polisi. (detikNews, 25/03/2023).
Kasus diatas hanya segelintir kasus kekerasan yang dilakukan oleh para remaja di negeri ini. Kemungkinan masih banyak kasus serupa yang terjadi di lapangan. Begitu miris melihat hal ini. Masa muda yang seharusnya diisi dengan hal bermanfaat namun justru sebaliknya. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Kehidupan yang jauh dari Islam membuat hampir semua orang termasuk remaja tidak lagi menggunakan standar hidup halal dan haram, namun jika hal tersebut bisa membuat seseorang senang dan bisa meluapkan nafsunya, maka hal tersebut dilakukan walaupun sangat merugikan dan berujung pada kekerasan. Motif kekerasan pun beragam. Bisa karena disebabkan oleh percintaan ataupun eksistensi diri. Disamping itu, standar hidup yang didasari manfaat membuat masyarakat pun enggan untuk melakukan amar ma'ruf di sekitarnya. Jika melihat kemungkaran cenderung tidak mau ribet dan ikut campur. Sehingga masyarakat minim melakukan edukasi. Akhirnya lahirlah sikap acuh tak acuh.
Sistem pendidikan di sistem sekulerisme pun tak bisa melahirkan generasi cemerlang yang bukan hanya cerdas dari sisi akademik tapi pun berakhlak baik. Sistem pendidikan sekulerisme hanya bisa melahirkan generasi yang orientasinya materi saja, sehingga apapun diukur untuk kesenangan materi belaka.
Berbeda halnya dengan Islam. Islam adalah aturan yang Allah turunkan untuk mengatur hidup manusia. Sistem pendidikan dalam Islam mampu melahirkan generasi cemerlang yang berkepribadian Islam, berakhlakul karimah serta menguasai sains dan teknologi. Generasi yang lahir akan jauh dari tindak kekerasan yang ada hanyalah sebuah karya untuk bangsa.
Untuk melahirkan generasi cemerlang perlu sistem yang mengkondisikan para pemuda agar bisa mengoptimalkan semua potensinya untuk Islam. Dalam Islam, keluarga adalah pondasi utama dalam melahirkan generasi emas dengan senantiasa memupuk keimanan kepada seluruh anggota keluarga termasuk para remaja. Sehingga pemuda akan menggunakan standar aturan Allah dalam menjalani kehidupan. Selain keluarga, masyarakat dalam Islam akan selalu melakukan amar ma'ruf kepada sesama anggota masyarakat. Sehingga akan saling menjaga satu sama lain. Negara pun berperan dalam membentuk generasi cemerlang, dengan memberlakukan sistem pendidikan Islam dan terus mengedukasi masyarakat agar selalu terikat kepada hukum Allah.
Oleh karena itu, jika kita ingin melihat generasi cemerlang lahir, maka sudah sepatutnya kembali kepada sistem Islam.
Wallahu'alam bi-showab
Tags
Opini