Penulis : Eyi Ummu Saif
Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PAN Guspardi Gaus meminta Mendagri Tito Karnavian memeriksa Sekda Riau SF Hariyanto yang disorot karena istri dan anaknya gemar pamer kemewahan atau flexing. Menurut Guspardi, tindakan flexing keluarga pejabat telah melukai hati masyarakat. Guspardi mengingatkan kepada seluruh pejabat dan ASN serta keluarganya agar tidak pamer harta. Menurut dia, tindakan hidup sederhana dan tidak bermewah-mewahan harus diterapkan oleh ASN sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo. "Saya merasa prihatin. Kondisi tentang adanya pamer kekayaan para pejabat. Harusnya hal itu sesuatu yang mestinya dihindari oleh mereka. Sikap-sikap hedonis apalagi flexing yang dipamerkan di media sosial adalah sesuatu yang harus dihindari. Mestinya mereka punya rasa empati kepada masyarakat miskin," ungkap Guspardi. (www.beritasatu.com)
Menurut Meriam Webster flexing adalah tindakan untuk memamerkan sesuatu yang dimiliki pribadi secara mencolok. Media sosial adalah salah satu hal yang saat ini menjadi kebutuhan seluruh kalangan, termasuk salah satu anak pejabat yang kini ramai dibicarakan akibat melakukan flexing di media sosial sebagai jalan untuk eksis memamerkan harta atau kemampuan yang dimiliki. Sungguh miris dalam keadaan masyarakat mayoritas miskin, justru sebagian pejabat negara dan keluarganya malah melakukan flexing.
Sistem sekuler membuat fenomena flexing tumbuh subur di tengah-tengah masyarakat, sehingga membuat seseorang terjebak dalam memahami arti kebahagiaan, kebahagiaan dalam sistem sekuler adalah mengikuti hawa nafsu demi mengejar kesenangan duniawi dan mengesampingkan urusan akhirat, sehingga arti bahagia dalam sistem sekuler kapitalisme adalah cukup sukses di dunia dalam arti bergelimang harta, memiliki tahta dan jabatan. Akibatnya akan tercipta masyarakat yg hedon, rakus, materialisme, dan individualisme, imbasnya masyarakat menjadi rentan mengalami stress/depresi karena sistem sekuler yang di terapkan saat ini menjadikan masyarakat memiliki jiwa yg rapuh dan lemah akal. Lalu apakah Islam dapat menyelamatkan diri dari flexing?
Islam adalah agama yang menentramkan jiwa dan memuaskan akal karena Islam memiliki aturan sekaligus menjadi solusi seluruh problematika manusia yang bersumber dari Al-Qur'an dan As sunnah. Dalam Islam bahagia bukanlah menjadi orang kaya atau terkenal, namun bahagia adalah ketika Allah SWT ridha kepada kita. Maka kita wajib menuntut ilmu agama Islam secara kaffah, guna mengetahui perintah dan larangan Allah SWT karena ridha Allah SWT adalah semua hal yang Allah ta'ala sukai yaitu ketika kita menta'ati semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, sedangkan murka Allah SWT terletak pada semua yg di benci-Nya yaitu ketika kita melanggar aturan Allah SWT dan tidak melaksanakan perintah-Nya.
Islam mempunyai aturan dalam hal pemanfaatan harta yang dimiliki seseorang, Islam melarang hidup bermewah-mewah, Allah Swt. berfirman :
حَتّٰٓى اِذَآ اَخَذْنَا مُتْرَفِيْهِمْ بِالْعَذَابِ اِذَا هُمْ يَجْـَٔرُوْنَ ۗ
“Sehingga apabila Kami timpakan siksaan kepada orang-orang yang hidup bermewah-mewah diantara mereka, seketika itu mereka berteriak-teriak meminta tolong” (QS Al-Mukminun: 64).
Kita juga dilarang membangga-banggakan harta yang dimiliki, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa membanggakan dirinya sendiri dan berjalan dengan angkuh maka dia akan menghadap Allah dan Allah murka kepadanya.” (HR. Ahmad). Begitupun dengan cara mendapatkan harta, diwajibkan untuk mendapatkannya dengan cara yang halal dan dipergunakan untuk hal yang bermanfaat bukan untuk pemborosan, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya kesederhanaan adalah sebagian dari iman" (HR. Abu Dawud)
Dalam Islam negara akan turut berperan dalam menjaga keimanan individu dan masyarakat, sehingga dapat menciptakan kultur masyarakat yang memiliki kepribadian Islam, serta kondisi pemerintahan yang anti korupsi dan suap, alhasil gaya hidup berfoya-foya akan mudah ditinggalkan dan seluruh masyarakat fokus menyibukan diri melakukan amal kebaikan. Negara juga memiliki tanggung jawab dalam melindungi masyarakat dari propaganda yang merusak rakyat seperti flexing dan opini sesat yang dihembuskan musuh Islam melalui liberalisasi budaya. Selain itu negara akan menerapkan sistem persanksian bagi para pelaku maksiat, sistem persanksian dalam Islam memberikan efek jera dan penebus dosa, sehingga memberikan rasa takut melakukan perbuatan maksiat dan jika Allah SWT mengampuni dan sudah dihukum di dunia maka di akhirat dia tidak akan dihukum lagi, MasyaAllah.
Namun itu hanya dapat terlaksana dalam sistem pemerintahan Islam yaitu khilafah, hanya khilafah yang mampu mewujudkan sistem Islam diterapkan secara kaffah, dengan diterapkannya Islam secara kaffah maka Islam dapat menyelamatkan diri dari flexing, bahkan harta, dan raga akan dilindungi oleh khalifah, "Sesungguhnya seorang imam (kepala negara) laksana perisai, rakyat di belakangnya dan dia menjadi pelindung bagi rakyatnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Waulohu'alam bishowab
Tags
Opini