Exploitasi terhadap Anak Buah Sistem yang Rusak




Oleh: Nurmalasari
(Aktivis Muslimah Purwakarta)


Kekerasan terhadap anak tidak hanya sekedar melukai fisik semata, mental dan kejiwaan anak pun sekarang lebih dipertaruhkan. Anak sang buah hati yang merupakan amanah dari sang ilahi, kini tak sedikit orang tua yang tega memperlakukan anaknya dengan mengekploitasi sesuka hatinya.

Seorang Ibu yang seharusnya menjadi madrasatul ula untuk anak-anaknya yakni sebagai sekolah pertama bagi anak-anaknya, mendidik dan mendampingi anak-anaknya untuk mencapai segala sesuatu yang diridhoi Allah SWT.

Miris, dijaman sekarang ini justru seorang ibulah yang menjerumuskan anaknya, merusak mental dan kepribadiannya.

Baru-baru ini seorang ibu asal Karawang yang viral menyuruh anak mengemis sementara dirinya santai menunggu di warung. Video tersebut awalnya viral di Twitter dan dibagikan pada Rabu (15/3/2023) lalu. (TRIBUNJABAR.ID, 19-03-2023)

Penyebab Exploitasi Terhadap Anak
Pertama, adanya sistem kapitalis yang mendorong seseorang untuk melakukan hal apapun dengan tujuan bertambahnya materi. Sehingga anak yang masih di bawah umur di terjunkan untuk mencari nafkah dengan cara yang sangat miris yaitu mengemis.

Kedua, sekulerisme yang menjadikan masyarakat jauh dari agama, tidak ada lagi ketakutan dalam dirinya untuk melakukan kedholiman terhadap keluarganya. Ketidak mauan orangtua untuk mencari ilmu pengetahuan bahwa peran ibu sesungguhnya adalah sebagai pelindung dan pendidikan untuk anak-anaknya, memberikan kenyamanan dan kasih sayang.
 
Ketiga, potret kemiskinan yang merajarela dimana-mana, menjadikan mengemis adalah hal yang sangat mudah untuk dilakukan. Anak di bawah umur adalah sasaran yang mudah untuk dipekerjakan, karena rasa empati masyarakat akan tinggi ketika melihat seorang anak meminta-minta untuk di beri. Serta sikap hedon masyarakat yang hanya ingin hidup enak, tanpa adanya kerja keras dan perjuangan untuk mencari nafkah yang halal dan berkah.

Mengemis adalah salah satu perbuatan tidak terpuji, merusak mental dan menjadikan dirinya tidak berharga. Nabi tidak mengajarkan kita untuk mengemis, bahkan dalam sabda Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam: اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى (tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah), bermakna: “ orang yang memberi lebih baik daripada orang yang menerima, karena pemberi berada di atas penerima, maka tangan dialah yang lebih tinggi".

 Solusi Menurut Pandangan Islam

Pertama peran orangtua, orangtua harus mau tholabul ilmi, karena tholabul ilmi ini adalah hukumnya wajib untuk musim dan muslimah. Sebagai mana hadist Rasulullah Saw yaitu "Tholabul imli faridhotun ala kulli muslimin wa muslimatin". Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” (HR.Muslim). Untuk menguatkan iman dan menambah ilmu pengetahuan tentang syariat yang benar dan diridhai Allah SWT.

Kedua lingkungan masyarakat yang islami, karena hanya dengan lingkungan islamilah, masyarakat akan saling menguatkan dan mengingatkan apabila ada yang melenceng dari syariat islam.

Ketiga peran negara, dimana peran negara sangatlah penting untuk mensejahterakan umatnya dari kemiskinan, dengan membuka lapangan pekerjaan yang layak, pendidikan yang baik dan kesehatan yang memadai.

Memberantas penyakit masyarakat dengan menghukum siapapun yang melakukan pelanggaran apalagi jika melibatkan anak di bawah umur. Hukuman ini akan bertindak secara tegas dan memberika efek jera kepada masyarakat. Semua ini hanya akan ada dalam naungan Islam kaffah. 

Waallahualam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak