Oleh: Nurmalasari
(Aktivis Muslimah Purwakarta)
Tak henti-hentinya kekerasan di kalangan remaja, semakin hari semakin ramai kasus yang terjadi, dari luka ringan sampai meninggal. Ini menunjukkan gagalnya pendidikan untuk remaja saat ini. Sistem Sekuler kapitalisme masih mendominasi perlakuan remaja di era milenial ini.
Media sosial sekarang ini adalah salah satu komunikasi yang sangat populer dikalangan remaja. Apapun moment atau kegiatan yang sedang mereka lakukan, di media sosiallah tempat pertama mereka bagikan.
Sayangnya, tidak semua pintar untuk memilah dan memilih apa saja yang harus di posting ke media sosial. Akhir-akhir ini media di kejutkan oleh salah seorang remaja yang sengaja memosting bahkan live aksi kekerasan yang sedang dilakukan.
Polisi menangkap tiga ABG diduga pelaku yang membacok siswa SMP berinisial ARSS (14) hingga tewas di Sukabumi, Jawa Barat. Tiga anak berhadapan dengan hukum itu ialah DA (14), RA alias N (14), dan AAB alias U (14). Peristiwa pembacokan ini geger karena korban merupakan target kedua kali dan pembacokannya ditayangkan secara langsung via Instagram. (Detikjabar, 24/3/2023)
Selain pembacokan adapula tawuran berkedok perang sarung nyaris terjadi di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Tiga titik menjadi lokasi rencana aksi ini yakni Lapang Sekarwangi, Desa Karangtengah, dan Kampung Gaya Ika (Kelurahan Cibadak.(Sukabumiupdate,25/3/2023)
Sejumlah warga bersama aparat TNI/Polri dan Satpol PP termasuk Karang Taruna Cibadak kemudian berkoordinasi untuk penyergapan. Ini dilakukan lantaran rencana aksi tawuran berkedok perang sarung ini sudah meresahkan masyarakat setempat, terutama saat ini sedang bulan Ramadhan.Barang bukti yang berhasil diamankan berupa celurit, pedang, stik golf, besi-besi, dan sarung,(Sukabumiupdate, 25/3/2023)
Tak hanya di Sukabumi, tawuran remaja yang berkedok sarung sebagai alat untuk menyembunyikan alat kekerasan yang lainnya. Di Jakarta pun hal sama terjadi. Tawuran antar remaja tidak bisa dihindarkan.
Sebanyak 15 remaja melakukan tawuran dengan menggunakan sarung yang ujungnya diikat batu di Jalan Durian, Jagakarsa, Jakarta Selatan (Jaksel). Para remaja itu lalu diamankan polisi. Telah diamankan remaja yang melaksanakan aksi tawuran (perang sarung). Polisi menyita sejumlah barang bukti, salah satunya sangkur. (Detiknews,25/3/2023).
Akal adalah salah satu kelebihan manusia yang di berikan Allah SWT, sudah seharusnya kita menggunakannya untuk mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT. Sekulerisme yang menjadikan remaja sekarang sanga jauh dari agama Allah maka mereka menggunakan akalnya hanya untuk memuaskan nafsunya dengan mendholimi orang lain. Berbagai aksi kekerasan yang dilakukan para remaja untuk meluluskan segala tidak kekerasan yang akan dilakukannya.
Sarung yang indentik dengan alat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, kini malah di jadikan alat untuk mendholimi satu sama lain. Itulah manusia yang tidak mempunyai kepribadian islami dalam hidupnya. Sebagai seorang muslim yang taat kepada Allah, seharusnya kita mempunyai kepribadian yang islami,d dimana pola pikir dan pola sikap harus seaarah sesuai dengan syariat Islam.
Sangat jauh perbedaan remaja saat di jaman nabi Muhammad Saw, para sahabat yang masih remaja sangat bersemangat untuk membela Islam bahkan tak sungkan-sungkan untuk memberikan nyawanya.
Salah satunya adalah Umar radhiyallahu'anhu adalah sosok yang memiliki kecerdasan luar biasa, bahkan dikatakan mampu memperkirakan masa depan. Karenanya umar menjadi orang yang dipilih sebagai duta dari kabilahnya pada masa jahiliyah. Jika terjadi perselisihan di antara para kabilah, maka sahabat Umar lah orang yang diutus untuk melerai dan mendamaikan. Hal ini menunjukkan tak hanya cerdas, namun Umar juga sosok yang bijaksana.(Idmtimes)
Adapun sahabat nabi yang lainnya adalah
Zubair bin Awwam terkenal sebagai sahabat nabi yang berani. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa ia adalah laki-laki pertama yang menghunuskan pedangnya di jalan Allah. Aurah dan Ibnu al-Musayyib berkata, “Laki-laki pertama yang menghunuskan pedangnya di jalan Allah adalah Zubair.”(liputan6.com)
Sudah seharusnya kita mencontoh sahabat-sahabat nabi terdahulu, dimana akal dan pikiran hanya untuk memikirkan hal-hal yang di ridhoi Allah SWT. Memikirkan bagaimana agar umat bisa bangkit kembali ke syariat Islam yang kaffah. Peraturan yang hanya ada dalam Alquran dan Al hadits, sehingga para remaja bisa kejalur yang benar dan menjadi aset umat untuk masa depan.
Negara akan sangat berperan penting dalam menangani hal seperti ini, negara dalam sistem Islam, akan memberikan hukuman kepada pelaku dan efek jera, sehingga hal seperti ini tidak akan terulang kembali.
Memblokir media sosial dari tontonan yang tidak layak untuk para remaja, sehingga para remaja bisa berjalan di alur yang seharusnya mereka lewati, yaitu belajar dengan giat, mengkokohkan aqidah dan segala sesuatu yang di ridhoi Allah SWT.
Waallahualam
Tags
Opini