0% Kemiskinan Ekstrem Utopis dalam Sistem Kapitalis




Oleh: Muflih Khofifah



Bicara kemiskinan ekstrem memang tidak asing di negeri kita. "Jumlah penduduk miskinnya yang harus dientaskan masih tinggi, terutama Kemiskinan ekstrim. Untuk mencapai mencapai kemiskinan ekstrem di angka 0, perlu mengentaskan maksimum 5,6 juta orang di tahun 2024. " Ungkap Suharso Monoarfa, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas)

Suharso menjelaskan juga bahwa penanggulangan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem juga belum efektif, hal tersebut dikarenakan pengumpulan data yang belum akurat, program-program yang belum terintegrasi, dan pemberdayaan sosial ekonomi belum berkelanjutan. Liputan6.com (06/04/2023)

Menurut Center Of Reform On Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy manilet menilai usaha mengejar angka 0% kemiskinan ekstrem di tahun 2024 yang digadang-gadang Pemerintah sebagai program di tahun depan tidak mudah dan sulit terwujud, hal tersebut dikarenakan adanya masa transisi politik. cnnindonesia.com (22/02/2023)

Tingginya angka kemiskinan ekstrem di negeri ini semakin kesini, semakin memprihatinkan. Apalagi dengan solusi yang di suguhkan oleh penguasa belum menyentuh hingga akarnya. Contohnya pembagian BLT, Pembangunan Pariwisata, sampai Pemberdayaan Perempuan saja hingga saat ini belum bisa menuntaskan kemiskinan hingga akarnya.

Perlu kita ketahui akar permasalahan dari kemiskinan ekstrem adalah penerapan sistem kapitalisme yang meniscayakan kemiskinan. Mengapa? Karena dalam sistem ini peran pemimpin bukan lagi sebagai penanggung jawab urusan rakyat, namun berperan sebagai regulator (si pembuat aturan) untuk menguntungkan para pemilik modal. Karena mau tidak mau dalam sistem ini  pemimpin diharuskan berpihak pada pemilik modal yang menguasai banyak sektor ekonomi di tengah masyarakat. Dari mulai pangan, sandang, papan hingga sumber daya alam yang merupakan kebutuhan masyarakat. Seharusnya harga kebutuhan masyarakat diatur oleh pemimpin untuk kestabilan ekonomi. Justru diatur dan dimainkan oleh pemilik modal demi keuntungan yang sebesar-besarnya. Kemudian dijadikan kebijakan lewat aturan pemimpin yang dipesan khusus oleh mereka di pemilik modal.

Diperparah dengan langkanya lapangan pekerjaan sedangkan masyarakat terus dipaksakan membayar pajak yang mencekik.

Sehingga dengan kebijakan tersebut, masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, sanitasi layak, kesehatan, hunian, pendidikan hingga akses informasi. Inilah indikator Kemiskinan ekstrim.

Lantas bagaimana solusi untuk mengatasi Kemiskinan Ekstrim? 

Jika saat ini negara solusinya hanya sebatas memberikan bantuan dan mengajak masyarakat mandiri membuat usaha rumahan saja, tentunya tidak akan efektif. Apalagi jika kita masih terkungkung sistem kapitalisme yang sudah dibahas tadi. 

Beda halnya jika kita melihat Islam. Islam merupakan agama sekaligus peraturan yang paripuna nan sempurna yang datang dari maha sempurna yaitu Allaah SWT. Islam memiliki solusi jitu dalam mengentas kemiskinan. Sebagai berikut: 

1. Jaminan Kebutuhan Primer. 

Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap manusia. Oleh karena itu Islam memberi jaminan atas pemenuhannya dengan mekanisme: 
Pertama mewajibkan laki-laki untuk memberi nafkah kepada diri dan keluarganya. 

Kedua mewajibkan kerabat dekat yang memiliki hubungan darah untuk membantu saudaranya yang kurang mampu. Karena terkadang ada beberapa laki-laki tidak mampu bekerja. Seperti cacat, lansia, sakit-sakitan, dan lain-lain.

Ketiga negara wajib membantu rakyat miskin dengan Baitul mal atau kas negara, jika kerabat tidak mampu menanggung, dikarenakan kondisi ekonomi yang pas-pasan. 

2. Pengaturan Kepemilikan, dimana negara Islam mengatur urusan ini dengan teliti. Agar kepemilikan jelas dan sumber daya alam tidak sampai salah kelola. 

3. Penyediaan Lapangan Pekerjaan yang merupakan kewajiban negara juga. Sesuai sabda Rasullullah SAW, hadis riwayat bukhori dan muslim: 

"Seorang pemimpin adalah bagai penggembala, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya atas gembalaannya (rakyat)." 

4. Penyediaan layanan pendidikan agar sumber daya manusia lebih bertaqwa, kritis, mandiri dan kreatif. 

Empat cara mengatasi kemiskinan ekstrem ala Islam ini sebenarnya sudah pernah diterapkan ketika Islam berdiri sebagai institusi negara yang bernama khilafah. Pemimpin didalamnya yang memiliki peran sebagai pelayan dan pelindung, bukan sebagai regulator para pemilik modal. 

Wallaahu'alam bish shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak