Turis Asing Kembali Berulah, Kebijakan Peningkatan Arus Wisatawan yang Salah?




Oleh: Hanifah Afriani


Belakangan ini, kembali ramai di media sosial terkait perilaku oknum turis di Bali. Tak sedikit dari wisatawan mancanegara (wisman) ini yang melanggar aturan lalu lintas.

Padahal, salah satu penyebab utama dari kecelakaan adalah pelanggaran aturan lalu lintas. Sehingga, sangat berbahaya jika dibiarkan.

Perilaku oknum wisman di Bali dianggap mulai meresahkan, apalagi yang menyewa motor. Banyak turis yang menyewa motor di Bali, karena motor dinilai sebagai kendaraan paling mudah dan terjangkau untuk disewa.

Tapi, tak sedikit dari para wisman ini yang malah jadinya menganggap sepele. Sehingga, para turis ini berani untuk bertindak ugal-ugalan di jalan. (kompas.com, 07/03/2023)

Pun dengan status ilegal sebagai pekerja yang mereka lakukan di Bali. 
Pemerintah Bali mengakui turis asing yang bekerja secara ilegal makin marak, dan akan mengambil langkah membentuk satuan tugas khusus untuk menanggulanginya.

Sebelumnya, sejumlah unggahan menyebutkan turis asing di Bali bekerja secara ilegal dengan menawarkan jasa fotografi, latihan bersepeda motor, berselancar, cukur rambut, sampai jualan sayur. (kompas.com, 11/03/2023)

Bali merupakan salah satu destinasi wisata paling dicari di dunia. Bagi negeri ini kedatangan turis asing dianggap membawa perbaikan ekonomi negeri. Khususnya masyarakat setempat.

Saat pandemi, sektor ekonomi hampir mati, dan membuat perekonomian mati suri. Kemudian setelah pandemi mereda, pemerintah mempermudah akses bagi turis asing berwisata ke Bali karena mereka dianggap bisa membantu menggerakkan roda perekonomian lokal. 

Faktanya, kebijakan kemudahan bagi turis asing membawa petaka bagi masyarakat lokal. Di satu sisi, pemerintah mempermudah kebijakan arus wisatawan asing dengan harapan memperbaiki ekonomi. Namun di sisi lain, wisatawan malah berbuat ulah membuat warga tidak nyaman. 

Sekalipun warga sudah protes, sanksi yang diberikan kepada turis asing pun masih belum tegas dengan adanya pelarangan yang baru akan diwacanakan. 

Gubernur Bali, Wayan Koster akan melarang para wisatawan mancanegara (wisman) atau turis asing menyewa sepeda motor. Larangan itu, akan disahkan dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda). (cnnindonesia, 12/03/2023)

Seperti inilah kebijakan dari sistem kapitalisme. Sistem ini hanya mengejar keuntungan materi semata. Urusan rakyat, baik keamanan dan kenyamanan diabaikan. 

Prinsip kebebasan kepemilikan membuat para pemilik modal bisa menguasai perekonomian. Bahkan sektor yang harusnya kepemilikannya ada di tangan negara atau umum bisa dikuasai oleh asing. 

Akibat sektor kepemilikan negara atau umum dikuasai asing, akibatnya negara kehilangan sumber pemasukan negara yang begitu besar.

Padahal, jika negara mau mengelola kekayaan alam berdasarkan syariat, negara tidak perlu menggenjot pariwisata sebagai pemasukan negara. 

Sangat berbeda dengan sistem Islam yang disebut khilafah ketika menjalankan urusan rakyatnya. Khilafah dijalankan sebagai institusi penerapan hukum syariah. Bukan berorientasi mengejar materi sampai mengabaikan keamanan dan kenyamanan rakyatnya. 

Dalilnya, adalah sabda Rasulullah SAW. 
Imam (khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggungjawab atas pengurusan rakyatnya. (HR. Al Bukhari) 

Dalam hadits tersebut, seorang khalifah atau pemimpin yang mempunyai kekuasaan berwenang, kelak di hari kiamat akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap kepemimpinannya. 

Dalam sistem Islam, pariwisata bukan sumber pendapatan negara. Namun digunakan sebagai dakwah dan di’ayah atau propaganda. 

Pariwisata dijadikan dakwah melalui keindahan alam, seperti keindahan pantai, gunung, air terjun dan lain sebagainya yang membuat umat manusia takjub dan menyadari kekuasaan Allah. 

Adapun sarana di’ayah atau propaganda dapat diperoleh dari sejarah peradaban Islam yang sangat agung. Tidak bisa dipungkiri, peradaban Islam yang tegak 1300 tahun menghasilkan bangunan fisik yang sangat menakjubkan.

Dengan melihat langsung bukti fisik ini, para wisatawan semakin yakin dengan bukti-bukti keagungan dan kemuliaan peradaban Islam. Hingga mereka mengakui kehebatan Islam. 

Tentunya dengan konsep seperti ini, khilafah akan  memprioritaskan keamanan dan kenyamanan warga negaranya. Lebih dari itu, khilafah akan menjaga akidah umat Islam, sehingga sektor pariwisata tidak akan menjadi sarana transfer budaya barat seperti dalam sistem kapitalis saat ini. 

Seperti inilah tata kelola sistem khilafah, masyarakat terjamin keamanan dan kenyamanannya. 

Wallahu’alam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak