Tak Cukup Atasi Stunting dengan Gemar Konsumsi Ikan



Oleh: Nabila Sahida



Sebagaimana Perpres RI 72/2021, tengkes (stunting) dapat diartikan sebagai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, ditandai dengan panjang atau tinggi badannya di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

Yang kemudian fenomena ini menurut Mentri Koordinator Pembangunan Manusia (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah pada saat ini terus melakukan berbagai upaya strategis dalam rangka percepatan penurunan stunting. Prevalensi stunting di Indonesia saat ini berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) adalah 21,6 persen."Sementara pemerintah menargetkan prevalensi stunting bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang," katanya.

Dan melanjutkan hal ini beliau dalam Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem di Provinsi Maluku (8/3/2023) secara daring, Muhadjir sampaikan bahwa kebiasaan makan ikan, terutama pada anak-anak, dapat mencegah tengkes. Disusul kemudian dengan ungkapan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Marlin Agustina, mengatakan seruannya untuk mengonsumsi ikan khususnya bagi anak-anak di wilayah setempat. 

Juga dengan program yang telah di gelar  Pemerintah Kota (Serang) melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Serang yang menggelar acara Safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di Sentra Industri Kecil Menengah (IKM), Kelurahan Margaluyu, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Kamis (9/3/2023). Dimana disana Walikota Serang Syarifudin mengungkapkan menerima informasi di Kelurahan Margaluyu, Kecamatan Kasemen terdapat 42 anak yang mengalami stunting yang harus segera di atasi.

Dalam berbagai usaha kampanye yang telah disampaikan oleh pemerintah diatas, perlu disadari bahwa penyebab stunting bukan hanya tentang kesehatan, tapi juga perlu adanya edukasi pada ibu hamil dan menyusui, lingkungan dengan kurangnya sanitasi yang memadai, kurangnya edukasi pola asuh anak oleh orang tua.

Upaya yang telah dilakukan harusnya bukan hanya sebatas mengajak, mengingatkan masyarakat mengkonsumsi ikan. Melihat juga masih ada beberapa yang malah untuk membeli ikan pun sulit, dikarenakan kondisi ekonimi. Seperti mayarakat kelas menengah ke bawah. Inilah yang perlu disadari adanya kaitan fenomena stunting ini dengan memenuhi gizi dan akibat kemiskinan yang melanda indonesia, bahkan dunia.

Tentunya juga perlu adanya penyelesaian serius mengenai hal ini, terutama menyelesaikan pokoknya atau akar dari semua problematika masyarakat saat ini, yaitu penerapan sistem kapitalisme yang ada saat ini. Dan hanya Islamlah satu-satunya jawabannya. 

Penerapan Islam secara menyeluruh, melibatkan negara sebagai pemenuh tanggung jawab masyarakat. Negara dengan sistem Islam yang mengelola SDA dengan baik, menjamin dan memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak