Oleh : Ummu Aqeela
Mahasiswa UI (Universitas Indonesia) pada Rabu, 8 Maret 2023, ditemukan tergelatak tak bernyawa di Apartemen Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Mahasiswa UI berinisial MPD diduga meninggal akibat bunuh diri. Menurut pihak kepolisian, penyebab mahasiswa UI bunuh diri diduga karena adanya masalah keluarga.
Berdasarkan hasil berbincang-bincang dengan salah satu saudara dari korban, Kapolsek Kebayoran Baru, Kompol Tribuana Roseno mengungkapkan bahwa mahasiswa UI yang bunuh diri adalah korban perceraian.
"Ngobrol saja sama saudaranya. Memang ada ini, sih, (masalah) orangtuanya cerai," kata Tribuana saat dihubungi Liputan6.com pada Senin, 13 Maret 2023.
Dalam hasil penelitian yang dilakukan Emotional Health for All Foundation (EHFA), Kementerian Kesehatan, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada September 2022 ditemukan ada tiga permasalahan yang kerap menjadi faktor risiko seseorang bunuh diri:
Masalah keluarga
Masalah Keuangan
Kesepian
Studi tersebut dilakukan dengan melakukan 100 jam wawancara mendalam untuk meninvestigasi beragam aspek bunuh diri di Indonesia. Ternyata, dari hasil temuan tersebut, terkuak bahwa angka kejadian bunuh diri di Indonesia banyak yang tidak dilaporkan. Angkanya diperkirakan lebih dari 300 persen atau angka sesungguhnya bisa minimal empat kali lipat dari yang dilaporkan.
"Hal ini merupakan presentase tertinggi dari jumlah kejadian yang dilaporkan secara nasional di dunia," kata Ketua EHFA, Sandersan Onie, dikutip dari situs berita Antara.
Melihat data diatas, untuk menelaah kenapa seseorang melakukan bunuh diri. Minimal harus memenuhi dua syarat, pertama adanya faktor pendahulu yang mempengaruhi seseorang melakukan percobaan bunuh diri, dan kedua adanya faktor pencetus dan situasi yang mendorong seseorang melakukan bunuh diri. Faktor pendorong orang melakukan bunuh diri ini dianggap paling banyak mempengaruhi perilaku seseorang untuk melakukan bunuh diri. Bila faktor pendorong yang dimiliki seseorang itu tidak didukung dengan penguasaan eksternal yang kuat, maka perilaku ini akan mendorong seseorang untuk melakukan bunuh diri.
Di Indonesia sendiri kondisi ini bisa dilihat dari banyak faktor yang memicu, secara ekonomi sekarang ini memang tidak kondusif untuk sebagian masyarakat. Tingginya angka pengangguran, kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok, kemiskinan, bencana alam, dan konflik horizontal, telah menyebabkan sebagian dari masyarakat kita mengalami kesulitan hidup. Di pihak lain, bagi mereka yang tidak mampu berusaha survival dan melakukan penyimpangan perilaku ditambah memiliki penguasaan eksternal yang rendah maka pilihan bunuh diri adalah yang paling mudah untuk dilakukan. Karena dengan bunuh diri dianggap persoalan hidup yang kurang menguntungkan bagi dirinya terselesaikan.
Salah satu upaya preventif dapat dilakukan oleh para pakar dari berbagai ilmu seperti psikiater, dokter, perawat, psikolog, sosiolog, pendidik, tenaga kesehatan masyarakat dan lain-lain. Karena masalah bunuh diri memang sangat kompleks, dari pendekatan segi ilmu kesehatan masyarakat ada beberapa hal yang perlu disikapi sebagai upaya pencegahan secara dini yaitu perlunya meningkatkan peran, fungsi dan tugas keluarga dan dukungan dari masyarakat. Upaya pencegahan pada tingkat masyarakat yaitu dapat memberikan perhatian, bimbingan dan bantuan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh seseorang atau keluarga. Warga masyarakat, perlu menajamkan kepekaan terhadap kesulitan orang-orang disekitarnya serta peran besar pemerintah sangat diperlukan dalam melindungi dan menjaga ketentraman rakyatnya.
Sementara itu, kesehatan mental menurut Islam adalah suatu kemampuan individu dalam mengelola fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian dengan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan secara dinamis berdasarkan Al-Qur’an dan as-Sunnah sebaga ipedoman hidup menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat. Menurut Dr. Jalaludin dalam bukunya Psikologi Agama menyebut, bahwa kesehatan mental adalah kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman, tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin. Sedangkan, Imam Al-Ghazali meyakini manusia sebagai makhluk jasmani-rohani dan aspek ruhiyah yang merupakan sebuah hakekat nyata.
Dalam Alquran, banyak surat yang menjelaskan tentang kesehatan. Alquran menyebut bahwa ketenangan jiwa bisa dicapai dengan berzikir kepada Allah SWT. Ketakwaan dan sikap yang baik merupakan salah satu metode efektif untuk mencegah rasa takut dan rasa sedih. Bahkan, Islam telah menjelaskan bahwa tidak ada suatu masalah atau ujian yang diberikan Allah kepada hamba-Nya, kecuali mereka mampu melewati dengan baik. Meskipun begitu, setiap umat muslim dianjurkan untuk terus mendekatkan diri kepada Allah agar selalu mendapatkan kemudahan dalam hidup.
Allah berfirman dalam Alquran surat Ar Rad, ayat 28.
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ
تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ
"Alladziina aamanuu watathmainnu quluubuhum bi dzikrillaahi alaa bi dzikrillaahi tathmainnul quluubu."
Artinya:
" (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram."
Demikian pula jalan keluar dan penyelesaian terbaik dari semua masalah yang dihadapi seorang manusia adalah dengan bertakwa kepada Allah Ta’ala, sebagaimana dalam firman-Nya,
{وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجاً. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ}
”Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS. ath-Thalaaq:2-3).
Ketakwaan yang sempurna kepada Allah tidak mungkin dicapai, kecuali dengan menegakkan semua amal ibadah, serta menjauhi semua perbuatan yang diharamkan dan dibenci oleh Allah Ta’ala. Dan ini akan mampu diwujudkan jika setiap pihak bekerjasama, mulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat bahkan negara membangun sebuah sistem yang kuat berlandaskan pada syari'at. Karena benteng keta’atan akan kokoh jika semua pihak sadar bahwa kembali ke Islam kaffahlah yang mampu menjaga keharmonisan jasmani dan ruhani setiap insan didunia. Karena sistem yang ta'at akan melahirkan mental yang sehat.
Wallahu’alam bishowab.