Orang Tua Berkualitas, Terlahir Dalam Sistem Islam




Oleh : Eti Fairuzita


Menko Polhukam Mahfud Md menegaskan negara akan tetap menyeret Mario Dandy Satriyo (MDS), anak pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu Rafael Alun Trisambodo ke pengadilan.
Mario Dandy merupakan tersangka kasus penganiayaan terhadap David, putra dari salah satu pengurus pusat GP Anshor.
Mahfud mengaku tak habis pikir ada anak pejabat pajak yang tega menganiaya seseorang hingga koma. Menurut Mahfud, orang tua Mario, yakni Rafael juga harus bertanggungjawab atas tindakan sang anak.

Memang benar, bahwa salah satu hal yang kerap dikaitkan dengan perilaku buruk anak adalah kesalahan pola asuh dalam keluarga. Hal ini dapat terjadi karena ketidaksiapan pasangan suami isteri dalam berperan sebagai orangtua. Dimana peran ini adalah sebuah keniscayaan, sehingga seharusnya menjadi bagian dari kurikulum pendidikan dalam semua jenjang pendidikan. Namun saat ini, hal tersebut justru tidak didapatkan dalam sistem pendidikan di negeri ini. Pasalnya, sistem pendidikan yang diterapkan saat ini adalah sistem pendidikan sekuler.

Sistem pendidikan sekuler mengajarkan individu masyarakat tentang standar hidup ala kapitalis. Yaitu kebahagiaan bersumber dari materi dan kenikmatan jasadiyah. Sehingga, saat mereka telah menjadi orang tua standar inilah yang akan diajarkan kepada anak-anak mereka. Selain itu, sistem pendidikan sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan telah mengabaikan nilai-nilai lain di luar dari nilai materi. Yakni, nilai akhlak, nilai ruhiyah, dan nilai insaniyah. Padahal, berbagai aturan telah dicanangkan oleh pemerintah untuk memaksimalkan peran orang tua dalam pengasuhan anak.

UU Nomor 23 Tahun 2022, telah mengamanatkan bahwa setiap anak berhak mendapatkan pengasuhan yang layak dari orang tuannya. Dalam perjalanannya, kesadaran akan pentingnya ilmu menjadi orang tua memang semakin meningkat. Namun kesadaran ini malah menjadi salah satu peluang bisnis dalam sistem kapitalisme. Banyak pihak yang banyak membuka sekolah-sekolah parenting atau mengadakan pelatihan-pelatihan parenting untuk masyarakat. Tetapi itu semua bisa didapatkan oleh para orang tua dengan biaya yang tentu tidaklah murah. Sementara, negara seolah lepas tangan dalam menyiapkan para calon orang tua dalam memahami peran dan tanggung jawabnya mendidik anak.

Berbeda dengan Islam,
Islam memahami peran penting orang tua dalam mendidik generasi. Oleh karena itu, Islam memiliki tuntunan bagaimana menjadi orang tua, tidak saja dalam menyiapkan anak untuk mengarungi kehidupan di dunia, namuan juga agar selamat di akherat. Tuntunan tersebut akan diintegrasikan dalam sistem pendidikan mengingat setiap orang, laki-laki atau perempuan akan menjadi orang tua. Ini adalah bentuk tanggung jawab yang Islam bebankan kepada negara, karena Islam menyadari pentingnya generasi dalam membangun peradaban yang mulia.

Pendidikan dalam Islam adalah hak setiap warga negara, baik orang tua, calon orang tua, hingga anak. Islam menetapkan bahwa keluarga adalah madrasah pertama bagi anak. Dimana ayah dan ibu harus bersinergi, mengasuh, dan mencukupi gizi anak, dan menjaga mereka dengan basis keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Islam menetapkan bahwa ayah adalah qawwam (kepala keluarga). Selain berkewajiban mencari nafkah, ayah juga menjadi pemimpin keluarga yang memiliki kewajiban menjaga diri dan keluarganya dari api neraka. Sehingga, ayah juga bertanggung jawab dalam mendidik keluarganya agar selalu dalam ketaatan.

Dalam keluarga, ayah ibarat kepala sekolah dan ibu adalah guru yang mendidik langsung anak-anaknya. Ayah dan ibu merupakan teladan bagi anak-anaknya dalam ketaatan terhadap Allah dan Rasulnya. Oleh sebab itu, di dalam keluarga anak akan dibina agar memiliki kepribadian Islam, yang tercermin dalam pola pikir dan pola sikapnya sesuai dengan Islam. Akidah yang kokoh dan pemahaman yang kuat akan syariat Islam kaffah sebagai solusi atas seluruh problem manusia, merupakan hal penting di dalam keluarga.

Sementara, seorang ibu adalah ummun wa rabbatul baity (ibu dan pengatur rumah tangga). Karena itu, seorang ibu yang paham syariat Islam, akan fokus mendidik dan mengasuh anak-anaknya, sekaligus menjadi teladan bagi mereka. Perilakunya akan senantiasa dijaga agar tidak melenceng dari syariat Islam. Karena selain untuk menunaikan kewajibannya sebagai hamba, perbuatan sang ibu akan dilihat anak dan dijadikan teladan bagi perilaku mereka. Ia akan membentuk sang anak memiliki pola pikir dan pola sikap Islam, (saksiyah Islamiyah). Ibu akan menanamkan akidah yang kokoh dalam diri anak berikut memahamkan seluruh syariat yang merupakan solusi atas seluruh problematika manusia.

Selain orang tua, masyarakat juga berperan dalam menyukseskan pola asuh yang dijalankan orang tua. Masyarakat yang hidup di dalam penerapan sistem Islam kaffah, akan menjadi pengontrol perilaku anak dari kejahatan dan kemaksiatan. Dengan penerapan sistem sosial Islam, masyarakat akan terbiasa melakukan amar ma'ruf nahi mungkar kepada siapapun. Sedangkan negara sebagai periayah utama, akan menyiapkan seluruh perangkat yang dibutuhkan orang tua maupun calon orang tua dalam mencetak generasi yang berkepribadian Islam. Semua itu diwujudkan oleh negara melalui penerapan syariat Islam kaffah dibawah institusi Khilafah Islamiyah.

Wallahu alam bish-sawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak