Miris, Nasib Ibu Hamil di Pusaran Kapitalis




Oleh Tutik Haryanti 
Aktifis Dakwah dan Pegiat Literasi AMK


Kehamilan dan melahirkan memang sudah menjadi fitrahnya perempuan secara normal. Inilah saat yang dinantikan dan diharapkan oleh sebagian besar kaum hawa. Oleh karenanya sebagai perempuan, kehamilan dan melahirkan merupakan anugerah Allah Swt yang tiada terkira. Meskipun, Allah Swt tidak menakdirkan semua perempuan dapat merasakannya. Kebahagiaan ini bukan saja milik bumil  (ibu hamil) namun menjadi kebahagiaan seluruh anggota keluarga. Namun, sungguh disayangkan angka kematian ibu hamil dan melahirkan akhir-akhir ini semakin meningkat. Tentu hal ini menjadi permasalahan besar yang sangat mengkawatirkan bagi kaum perempuan.

Dikutip dari Voa Indonesia, (23/02/2023),  empat badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yakni WHO, UNICEF, UNFPA, UNDESA dan Bank Dunia melaporkan sejak tahun 2000 hingga 2020 angka kematian ibu hamil dan melahirkan semakin meningkat. Laporan menunjukkan pada tahun 2020 ada 287.000 perempuan di seluruh dunia meninggal terkait kehamilan dan persalinan. Ini setara dengan 800 kematian sehari atau sama dengan satu kematian setiap dua menit. Melihat data tersebut Direktur jenderal WHO, Tedros Ghebreyesus mengatakan bahwa laporan ini harus menjadi peringatan bagi para pemimpin dunia untuk mengakhiri kematian ibu. Dengan memberi pelayanan kesehatan dan menutup kesenjangan sosial dan ekonomi yang melebar yang berdampak pada kematian. Lantas apa yang menjadi penyebab kematian ibu hamil dan ibu melahirkan, mampukah pemimpin dunia mengatasinya?


Penyebab Kematian Ibu Hamil

Angka kematian bumil dan melahirkan disebabkan banyak faktor, pertama kemiskinan yang dirasakan oleh sebagian besar keluarga. Sulitnya ekonomi menjadikan bumil mengalami gizi buruk sehingga mereka kekurangan nutrisi yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan janin dan kesehatan bumil sendiri. Untuk sekedar konsumsi makanan sehari-hari saja, kebanyakan mereka sangat kesulitan apalagi bila harus memenuhi kandungan gizi yang seimbang yang diperlukan bagi ibu hamil. Tak jarang ibu hamil yang harus rela bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya.

Kedua, pelayanan kesehatan yang mahal. Sekedar untuk periksa kehamilan saja, ibu hamil harus merogoh kocek yang sangat mahal. Belum lagi biaya persalinannya yang cukup tinggi. Meski pemerintah memberikan  bantuan BPJS gratis bagi warga. Namun bantuan ini tidak bisa merata, sehingga masih banyak warga yang belum dapat menikmatinya. Keterbatasan peralatan medis serta jauhnya jarak rumah dengan pelayanan kesehatan yang murah, menjadi kendala juga bagi warga terutama ibu hamil. Padahal, penting juga memeriksakan kandungan bagi ibu hamil, agar ibu dapat mengetahui bagaimana kondisi pertumbuhan bayi yang dikandungnya. Akibatnya, banyak dari mereka lebih memilih persalinan di rumah, yang dibantu oleh seorang praji/dukun bayi terdekat. Walaupun ada risiko keselamatan nyawa pada ibu dan bayi lebih besar. Misalnya bila ada kelainan dan masalah saat persalinan, maka tidak bisa mendapatkan penanganan secara cepat..

Ketiga, wilayah yang rentan konflik dan bencana alam juga menjadi salah satu faktor penyebab kematian ibu hamil dan melahirkan. Psikis/kejiwaan ibu hamil yang berada wilayah konflik tersebut sangat terguncang. Tidak ada rasa aman dan tenang ditambah pula ketersediaan pangan, sandang dan papan yang sangat terbatas membuat kondisi keselamatan ibu hamil dan melahirkan semakin terancam. Contohnya kelompok muslim minoritas di suatu negara yang selalu terzalimi seperti Palestina, Rohingnya, Uygur, Muslim India, dan lainnya. Termasuk adanya gerakan OPM (Organisasi Papua Merdeka) di Indonesia, yang membuat warga sipil harus diungsikan, karena ketidakamanan wilayah serta warga kerap mendapat intimindasi.


Rusaknya Sistem

Dari sekian banyak faktor penyebab meningkatnya angka kematian ibu hamil dan melahirkan tertuju pada satu akar permasalahan. Yakni penerapan sistem yang rusak dan merusak tata kehidupan masyarakat yang ada. Kapitalisme dengan asas manfaat beserta sekuler liberal yang menjadi turunannya, telah membuat kesengsaraan terus menghampiri rakyat. Penerapan Ekonomi Kapitalisme telah merampas hak rakyat untuk hidup sejahtera. Ketimpangan sosial di tengah masyarakat semakin terlihat. Ketidakadilan dalam pemerataan ekonomi diperlihatkan oleh para penguasa. Segala bentuk kebijakan yang diambil penguasa lebih mengutamakan kepentingan para kapitalis dan oligarki. Sehingga rakyat miskin terabaikan termasuk di dalamnya ibu hamil dan melahirkan, yang tidak mampu mencukupi asupan nutrisinya yang akan berpengaruh terhadap kehamilan dan proses persalinan.

Kemudian pelayanan kesehatan yang dijanjikan pemerintah tidak terealisasi secara maksimal. Karena pelayanan kesehatan sering dikapitalisasi oleh para pejabat terkait. Dari biaya yang mahal, sarana prasarana alat kesehatan yang tidak memadai dan pelayanan pasien yang dibedakan terutama bagi warga miskin. Birokrasi yang berbelit-belit juga memperburuk pelayanan kesehatan. Pasalnya, dengan menunda penanganan pasien karena harus memenuhi persyaratan yang ditentukan pihak rumah sakit, maka akan berisiko pada pasien dengan kondisi darurat. Seperti kejadian Ibu Kurnaesih (39) yang meninggal akibat ditolak RSUD Subang, dengan alasan ruangan persalinan yang sudah penuh, dan tidak adanya surat rujukan dari fasilitas kesehatan (faskes) pertama. Sehingga harus dirujuk ke rumah sakit di Bandung yang jaraknya lebih jauh. (Kompas, 9/3/2023). Ini membuktikan birokrasi yang berbelit berpengaruh terhadap nyawa pasien.

Pun dengan  bencana alam yang tidak teratasi dengan tuntas oleh  negara, seperti mitigasi yang buruk, kurangnya edukasi warga dan lambannya penanganan bencana akan berdampak pula pada ibu hamil dan melahirkan. Begitupun dengan konflik panjang dimana negara tidak tegas dalam menindak para pemberontak. Bahkan PBB sebagai badan perdamaian dunia pun hanya mengecam saja negara-negara yang telah melakukan kekerasan/genosida terhadap warga muslim. PBB tidak mampu mengatasi, seolah terkesan melakukan pembiaran yang jelas hal ini melanggar hak asasi manusia.

Beginilah yang terjadi bila sistem batil yang diterapkan oleh negara-negara di dunia. Kerusakan demi kerusakan akan terus terjadi. Kesengsaraan warga semakin tak terhindari, nyawa dengan mudah melayang. Pun nasib ibu hamil dan melahirkan akan terancam. Para kapitalis pun akan semakin melenggang. 


Islam Mengatasi Keselamatan Ibu Hamil dan Melahirkan

Terbukti selama 14 abad lamanya dan menguasai hampir duapertiga dunia. Sistem Islam mampu membawa peradaban yang gemilang bagi umat manusia. Sistem yang diturunkan oleh Allah Swt sebagai Sang Pencipta, dengan berikut aturan dan hukum yang lengkap, mampu menjadi solusi segala permasalahan kehidupan. 

Dengan sistem ini keberadaan dan keselamatan ibu hamil dan melahirkan akan sangat diperhatikan. Pasalnya, ibu hamil dan melahirkan sangat berperan terhadap keberlangsungan generasi mendatang, sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karenanya, negara Ielam akan menjamin kesejahteraan rakyatnya. Dengan memastikan setiap rakyat memiliki penghasilan agar dapat menafkahi keluarga, sehingga wanita/ibu hamil terjamin nafkahnya. Sehingga kebutuhan asupan nutrisi bagi dirinya dan bagi bayi yang dikandungnya akan terpenuhi.

Negara juga akan memberikan pelayanan kesehatan secara gratis, tanpa memandang kaya atau miskin. Untuk itu ibu hamil dan melahirkan tidak perlu kawatir dalam masalah biaya dan pelayanan yang sulit. Karena birokrasi yang diterapkan akan bersifat cepat dan mudah.

Kemudian negara juga memberikan jaminan keamanan bagi seluruh rakyat yang hidup di bawah Daulah Islam. Menindak tegas para pemberontak yang mengancam jiwa rakyat. Pemimpin tak segan-segan pula dalam memerangi kaum kafir yang melecehkan kehormatan seorang muslimah. 


Khatimah

Dengan demikian sudah saatnya membuang sistem rusak dan menggantinya dengan Sistem Islam. Tentu dengan sistem ini pula ibu hamil dan melahirkan akan sejahtera, aman dan tenang. Hanya pemimpin Islam/khalifah dalam Daulah Islam pula yang mampu mengatasi kematian ibu hamil dan melahirkan.
Wallahualam bissawab. []

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak