Oleh: Rut Sri Wahyuningsih
Institut Literasi dan Peradaban
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."(TQS Al-Baqarah 2:208). Di dalam ayat ini ada tiga hal pokok yang kita harus pahami.
Pertama, Allah menyeru kepada orang beriman, bukan kepada seluruh manusia. Panggilan yang khusus untuk orang-orang yang hatinya telah tertundukkan karena yakin dan percaya kepada Allah, RasulNya, Kitab-kitab Allah, RasulNya, hari akhir dan qada qadar,dimana baik buruknya berasal dari Allah SWT.
Panggilan ini bukan tanpa maksud, namun panggilan ini untuk menerima perintah. Sebagaimana panduan manual pada barang elektronik, maka membaca dan mempelajarinya menjadi wajib agar tidak salah dalam penggunaan dan menghindari kerusakan. Demikian pula manusia ,diciptakan Allah di dunia ini sudah lengkap dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Sehingga manusia sebenarnya tidak akan salah jalan jika benar dalam menggunakan SOP.
Jelas, SOPnya adalah Alquran dan As Sunnah. Lantas, perintah itu berisi apa? Inilah bagian kedua yang harus kita pahami, yaitu perintah untuk masuk Islam secara Kaffah (menyeluruh). Adakah ayat lain sebagai pendukung jika benar manusia diperintahkan untuk masuk Islam secara keseluruhan dan bukan setengah-setengah?
Allah SWT berfirman"Dan ikutilah sebaik--baik apa yang telah diturunkan kepadamu (Al-Qur'an) dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu secara mendadak, sedang kamu tidak menyadarinya." (TQS Az-Zumar 39:55). Artinya telah ada aturan terbaik yang diturunkan Allah dan semua ada dalam Alquran. Namun jarang manusia mempelajarinya kecuali yang memang sudah terbiasa dipelajari. Sehingga pemahamannya terhadap Islam sangatlah rendah, akibatnya mudah terpengaruh dengan pemikiran selain Islam.
Bahkan kemudian memilih aturan selain Islam, nauzubillah. Benar sajalah jika dalam salah satu ayat yang lain Allah menanyakan, "Belumkah saatnya tiba?". Karena sifat manusia cenderung menunda perbuatan yang sebetulnya bisa dikerjakan saat itu juga. Di surat AZ Zumar inipun Allah mempertanyakan apakah menunggu azab yang datang sementara kita tidak menyadarinya?
Allah SWT pun melarang kaum Mukmin untuk ingkar ayat yang satu beriman kepada ayat yang lain,"Sesungguhnya mereka yang kufur kepada Allah dan Rasul- rasul Nya, dan hendak membedakan antara Allah dan Rasul-rasulNya, dan berkata: Kami mau beriman kepada sebahagian dan tidak mau beriman kepada sebahagian, dan mereka hendak mengambil satu jalan di antara itu(Maka) sebenar-benar kafir, dan Kami telah sediakan bagi orang-orang kafir itu. 'adzab yang menghina." (TQS An-Nisa :4: 150-151). Ternyata ketika manusia hendak mengambil jalan tengah, konsekwensi mengambil jalan tengah itu justru bagian dari kafir yang sesungguhnya.
Dan masih banyak ayat yang lain yang mendukung sikap masuk Islam secara keseluruhan. Yang bisa kita ambil disini bahwa konsekwensi dari keimanan setiap individu itu adalah taat, tunduk, patuh terhadap apa yang diperintahkan. Di antaranya kita harus faham aturan Allah yang mengatur individu ( akidah, ibadah dan akhlak). Mengatur keluarga ( kewajiban suami istri, nafkah, waris, hadhanah, anak), aturan masyarakat (jual beli, sewa menyewa, upah mengupah) dan peraturan tentang negara( Uqubat, politik, dakwah dan jihad, sistem ekonomi, pergaulan dan lainnya.
Semua aturan di atas, ada yang bisa dikerjakan oleh individu perindividu, keluarga, namun ada pula aturan yang harus dilaksanakan oleh negara, seperti jihad dan dakwah. Tidak akan gugur jika belum terlaksana sekalipun. Ya, kita yang meremehkan pelaksanan ini tentulah kena imbasnya , maka, tak ada jalan lain selain mencoba belajar dengan rajin dan tekun menuntut ilmu agar tidak menjadi orang yang bodoh bahkan zalim.
Di akhir ayat, Allah SWT kembali mengingatkan kepada manusia beriman, bahwa setan adalah musuh yang nyata, tak ada satupun yang bisa kita lakukan kecuali memenuhi otak kita dengan pemahaman setan sangatlah lihai menggoda anak Adam, akan ada banyak upaya setan guna menjerumuskan manusia dalam kubangan dosa. "Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sungguh, setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagi manusia".(TQS Al Isra:53).
Setan pantas diberi julukan pandai menyesatkan orang. Jika dipelajari, lebih mendalam ,banyak ayat yang menjelaskan betapa brutal dan bersungguh-sungguhya setan mengajak pada jalan kesesatan. Dengan lihai pula membungkus tampilan keburukan menjadi kebaikan. Benar-benar nyata bahwa manusia yang memiliki berbagai potensi hidup, mampu bertahan dalam kehidupan dunia dan mengadakan perbaikan baik atas dirinya. Wallahu a'lam bish showab.