Oleh Irohima
(Pegiat Literasi)
Pasca pandemi, industri hiburan terus bergerak maraton dan makin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu industri yang patut diperhitungkan serta ikut berperan dalam perputaran perekonomian.
Banyak negara yang memiliki keunggulan dalam produk budaya populernya semakin bersaing untuk mendominasi pengaruhnya terhadap masyarakat global. Salah satu negara yang kini memiliki pengaruh besar bahkan bisa dikatakan merajai industri hiburan dunia adalah Korea Selatan. Banyak trend yang dulu berkiblat ke Barat mulai bergeser ke negeri Asia Timur tersebut. Mulai dari fashion, film, musik, lifestyle, bahasa, makanan dan apapun yang berbau Korea kini tengah digandrungi masyarakat global tak terkecuali Indonesia.
Merebaknya budaya Korea yang disebut juga dengan istilah Korean Wave di dunia global telah menjadi industri hiburan yang memiliki pengaruh besar bagi perekonomian negara Korsel, maka tak heran berbagai agenda terkait Korean Wave begitu digencarkan. K-pop yang termasuk dalam Korean Wave adalah salah satu yang memiliki andil besar dalam memajukan ekonomi Korea Selatan.
Para Idol K-pop terkenal memiliki banyak fans yang loyal dan setia serta bersedia melakukan apa saja, dari membeli produk yang dipromosikan sang Idol hingga menonton konser yang tiketnya berharga jutaan rupiah. Demam K-pop mewabah, berbagai tour musik artis K-Pop mulai menyerbu berbagai negara termasuk Indonesia. Baru-baru ini Girlband asal Korea Selatan, Blackpink melakukan konser di Jakarta. Konser yang bertajuk ‘WORLD TOUR (BORN PINK) yang dilakukan selama dua hari yaitu 11-12 Maret 2023 di Stadion Utama Gelora Bung Karno bahkan membuat Kepolisian Daerah Metro Jaya sampai mengerahkan 1.022 personel untuk pengamanan konser ( Kompas, 12 /03/2023 ).
Miriskah kita ? tentu. Di tengah persoalan bobroknya generasi dalam segala aspeknya, konser musik yang berakar dari budaya luar justru difasilitasi dengan luar biasa, disambut dengan bentangan karpet merah dan diamankan dengan ribuan penjaga. Meski tiket menonton konser bisa tembus Rp 10 juta tapi tetap saja habis dibeli oleh para pemuja. Sungguh menyesakkan dada, kemiskinan ekstrem yang tengah mendera bahkan tak mampu menghentikan tangan para generasi muda untuk tidak mengeluarkan uang jutaan rupiah hanya untuk hiburan beberapa jam saja.
Sangat berbeda sekali perlakuannya jika menyangkut tentang kebaikan yang disebarkan oleh para pemuda melalui syiar agama, aktivis rohis sering dicap teroris, membaca Al-Qur'an di sepanjang jalan Malioboro disebut mengganggu ketertiban, menegur saudara seiman tatkala ia melanggar syara disebut melanggar HAM dan yang lebih memprihatinkan, sering membubarkan pengajian ataupun kajian tanpa atau dengan alasan yang terkadang membuat kita heran.
Pemuda merupakan masa depan bangsa, mereka mempunyai peran penting dalam membawa suatu perubahan. Maju mundurnya suatu bangsa akan sangat tergantung pada kualitas para generasi mudanya. Para pemuda akan menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan kebenaran dan melawan kebatilan, oleh karena itu mereka perlu diberikan bimbingan dan pemahaman yang benar tentang kehidupan.
Usia muda merupakan fase pertumbuhan ketahanan mental dan fisik manusia. Usia muda juga dikenal dengan usia dengan fase banyak godaan karena darah mudanya yang masih mendidih dan memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan dari sinilah mereka rentan terhadap perilaku kemaksiatan. Mereka perlu dididik dan diarahkan untuk menjadi individu yang beriman, tangguh, cerdas dan bermental pemimpin, bukan sekedar mengidolakan Blackpink.
Dampak sekularisme kapitalis yang diadopsi saat ini, menjauhkan masyarakat terutama para pemuda dari agama serta menjadikan setiap aspek kehidupan sebagai komoditi perdagangan telah membuat pemuda tak bisa meletakkan prioritas dan makin tenggelam dalam budaya hedonisme. Generasi kita semakin terpuruk, lengah dan tak menyadari jika masa depan mereka terancam buruk. Mereka terlena oleh jebakan kaum kufar yang menawarkan kenikmatan dunia sesaat dan ingkar akan kenikmatan abadi di akhirat nanti.
Bagaimana nasib bangsa jika prioritas hidup pemudanya hanya seputar dunia? mengejar materi dan mengagumi selebrita dunia, mengidolakan eonni- eonni atau oppa-oppa Korea saja tanpa peduli harta negaranya dijarah, bangsanya dijajah, masa depannya gelap gulita dan mereka hanya dijadikan budak pengusaha.Tentu bangsa itu akan hancur seiring dengan peradaban manusia yang mundur.
Kondisi ini memperlihatkan dengan nyata wajah negara yang tidak memiliki visi yang jelas terhadap para pemuda. Banyaknya kasus siswi sekolah yang hamil di luar nikah, seks bebas di kalangan remaja, kriminal dengan pelaku rata -rata berusia muda hingga kasus bunuh diri yang sekarang makin banyak muncul ke permukaan adalah bukti bahwa sistem yang diterapkan negara telah gagal meriayah rakyatnya.
Aturan hidup sekuler meniscayakan manusia jauh dari agama dan Sang Pencipta, padahal agama diturunkan untuk menata kehidupan dan membuat perilaku manusia sesuai tuntunan agar tercipta keselarasan, kedamaian dan kesejahteraan dalam kehidupan. Diperlukan langkah cepat dan solusi yang tepat untuk menolong generasi saat ini.
Solusi yang tepat dalam mengatasi persoalan generasi muda saat ini hanyalah kembali pada aturan Islam. Sebagai negara dengan jumlah penduduk mayoritas Muslim, selayaknya kita kembali pada hukum yang Allah tetapkan.
Islam mempunyai misi yang jelas atas generasi sebagai pemegang peran penting dalam membangun peradaban. Islam menjadikan negara sebagai institusi yang bertanggung jawab untuk mewujudkannya , mengintegrasikan misi mencetak generasi bersyakhsiyah Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Dengan pemahaman yang benar tentang Islam dan kehidupan, mereka tak akan mudah tergerus oleh sistem kapitalis yang rusak, gaya hidup serba hedonis, permissif dan sekularis. Mereka juga tak akan termakan narasi negatif radikalisme, terorisme, pluralisme, sekularisme dan liberalisme.
Dalam Islam para pemuda akan dididik untuk memahami perannya sebagai hamba Allah yang harus menjalankan kewajiban dunia akhirat secara seimbang bukan hanya sekedar mengejar materi. Mereka akan menjadi generasi yang produktif dan akan diberdayakan secara maksimal dalam membangun peradaban. Hasan Al Banna pernah mengatakan bahwa dalam setiap kebangkitan sebuah peradaban di bagian dunia manapun, akan kita jumpai bahwa pemuda adalah salah satu irama rahasianya. Dan ini menjelaskan bahwa pemuda merupakan kunci dalam membangun peradaban yang tinggi.
Sejarah telah mencatat bahwa di masa Rasulullah saw. para pemuda telah memainkan peranan penting dala fondasi peradaban Islam. Ada Mush’ab bin Umair yang menjadi diplomat ulung di Madinah, Ali bin Abi Thalib yang pernah menggantikan posisi beliau untuk mengecoh kaum kafir, ada Usamah bin Zaid yang dipercaya Rasulullah saw. memimpin pasukan dan berhasil mengalahkan tentara Romawi, padahal Usamah saat itu baru berusia 18 tahun.
Pada masa kekhalifahan juga banyak, seperti Sa’ad bin Abi Waqash yang ahli memanah. Ibnu Rusyd seorang ilmuwan sains dan kedokteran terkenal di Andalusia (Spanyol), Imam Syafiie, Al Farabi, Ibnu Sina yang hafal Alquran di usia tujuh tahun dan masih banyak lagi.
Tak terbantahkan lagi bahwa pemuda-pemuda cemerlang hanya bisa kita temukan dalam peradaban Islam. Di peradaban kapitalisme tak akan pernah kita temukan sosok seperti mereka, yang kita dapati hanyalah generasi pengabdi korporasi yang hanya berguna dalam industri.
Wallahu a'lam bishawwab