Islam Solusi Atasi Stunting




Oleh : Zunairoh

Dalam rangka percepatan penurunan stunting, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Mulai dari Kementerian Kesehatan, Menko PMK, BKKBN, sampai Pemda bekerjasama dalam upaya ini. Terbaru muncul imbauan untuk gemar makan ikan dari  Menko PMK. Menko PMK Prof. Dr. Muhadjir Efendi, M.A.P. mendorong pemerintah daerah terus menggencarkan kampanye gemar makan ikan guna mencegah dan menurukan prevalensi stunting. “Ikan memiliki kandungan protein hewani yang sangat tinggi yang diperlukan untuk mendukung perkembangan otak anak,” kata Muhadjir dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (tirto.id, 12/3/2023) 

Di Maluku, Menko PKM Prof. Dr. Muhadjir Efendi, M.A.P juga mendorong masyarakat untuk gemar mengonsumsi ikan dalam acara Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Kemiskinan Ekstrim di Provinsi Maluku yang digelar secara daring pada hari Rabu (tribunnews.com, 08/03/2023). Padahal daerah ini merupakan sumber ikan yang melimpah, namun tercatat ada enam kabupaten di atas rata-rata prevalensi balita stunting.

Selain itu, Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Marlin Agustina juga mengajak anak-anak gemar mengonsumsi ikan. Menurut Marlin, laut luas dan kaya yang berada di Kepri memiliki hasil perikanan melimpah. Hal ini menunjukkan bahwa ada potensi besar sumber pangan yang sehat. “Ayo, biasakan gemar makan ikan. Tinggi protein dan gizi bermanfaat. Makan ikan sebagai upaya untuk mencegah dan menurunkan angka stunting,” kata Marlin (kepri.antaranews.com, 9/03/2023)

Indonesia terkenal dengan lautnya yang  luas dan kaya akan hasil perikanan yang melimpah, namun mengapa angka stunting di negeri ini masih tinggi ? Permasalahan  stunting disebabkan tidak hanya kurangnya protein hewani akan tetapi banyak factor yang mempengaruhinya antara lain asupan gizi dan nutrisi lain yang kurang mencukupi kebutuhan anak, pola asuh yang salah akibat kurangnya pengetahuan dan edukasi bagi ibu hamil dan ibu menyusui, buruknya lingkungan tempat tinggal (seperti tidak tersedianya MCK yang layak), juga sulitnya akses kesehatan bagi ibu hamil dan menyusui.

Meski hasil SDA dari laut melimpah kalau pengelolaannya kurang tepat akan berdampak pada konsumen (rakyat). Hasilnya hanya bisa dinikmati kelompok tertentu saja. Sedangkan semua rakyat membutuhkannya. Saat ini, untuk bisa membeli ikan saja masyarakat kurang mampu sulit untuk memenuhinya karena factor kemiskinan. Selama masalah kemiskinan tidak teratasi, stunting dapat dipastikan terus terjadi di negeri ini. Dalam safari memang ikan disediakan, namun untuk mencegah stunting perlu waktu yang cukup lama untuk memberikan asupan gizi. 

Penerapan ekonomi kapitalis telah menjadikan jurang yang sangat lebar antara si kaya dan si miskin. Para capital (pemilik modal ) bebas mengeksploitasi sumber daya alam melalui UU. Hasilnya hanya dinikmati oleh kelompok tertentu sedangkan rakyat sulit mendapatkan pekerjaan sehingga kehidupannya semakin miskin dan  tidak mampu memenuhi kebutuhanannya  apalagi tidak ada yang menjamin kehidupannya. 

Berbeda dalam Islam, SDA merupakan kepemilikan umum (rakyat) bukan milik negara maupun milik individu. Negara hanya berhak mengelolanya. Sampai ke tangan rakyat dengan harga murah sebatas biaya produksi sehingga rakyat mudah menikmatinya. Dalam Islam terpenuhinya kebutuhan pokok merupakan tanggung jawab negara terhadap rakyatnya. Penguasa akan diminta pertanggungjawabannya dalam mengurusi rakyatnya termasuk terpenuhinya gizi. Rasulullah saw bersabda : “Imam adalah pemelihara dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya (HR. al Bukhari). 
Maka negara akan  mengurus kebutuhan warganya dan memastikan setiap individu rakyat (baik muslim maupun non muslim) terpenuhi kebutuhan pokoknya termasuk pemenuhan gizinya. Pembiayaan kebutuhan warga diambil dari pengelolan kas negara (Baitul Mal.)

Selain itu, negara perlu menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai untuk seluruh rakyatnya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya secara baik. Itulah bentuk kepedulian negara  terhadap generasi.  Negara menjadikan generasi sebagai calon pemimpin umat dan pemimpin peradaban sehingga negara menyediakan berbagai macam kebijakan untuk mencetak generasi berkualitas termasuk mecegah stunting.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak