Oleh : Fitri Ismawati (Aktivis Mahasiswa)
Pernyataan dari Megawati Soekarno Putri mengenai sindiran terhadap para ibu di Indonesia yang suka mengikuti pengajian sehingga lupa dengan pekerjaan rumah dan mengurus anak. Pernyataan ini disampaikannya ketika mengisi acara Kick Off Pancasila oleh BPIP bersama BKKBN dan BRIN pada kamis 23 Februari 2023. Sebelum menyatakan pernyataan ini, beliau menyampaikan maaf terlebih dahulu dan meminta untuk tidak dibullly dari pernyataannya itu. Tapi banyak pihak yang menyayangkan pernyataannya itu.
Menurut Megawati, harus ada manajemen rumah tangga keluarga agar urusan rumah tangga dan anak tetap dapat diurus, tidak hanya sibuk pengajian. Pernyataan Megawati ini ditanggapi oleh Kiai Cholil selakuk ketua MUI yang menyatakan bahwa ibu-ibu yang mengikuti pengajian ini tetap bisa mengirim anak, bahkan menjadi tahu dan peduli mengurus anak.
Tuduhan melalaikan anak dengan dalih rajin mengikuti pengajian adalah tuduhan yang tidak berdasar. Aktifitas mencari ilmu agama adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah. Seorang muslim tidaklah cukup hanya menyatakan keislamannya tanpa berusaha memahami Islam dan mengamalkannya. Menuntut ilmu agama hukumnya fardhu'ain.
Pernyataan bahwa rajin ikut pengajian maka lalai mengurus anak jelas tidak berdasar, karena dengan mengikuti pengajianlah umat Islam dapat memahami berbagai hukum Allah secara kaffah (menyeluruh). Dalam sistem sekuler yang dianut hari ini, ilmu agama justru tidak diajarkan secara menyeluruh. Ilmu agama dianggap tidak penting bahkan diwacanakan untuk dihapus dari kurikulum.
Dalam Islam, mengkaji Islam secara kaffah merupakan bagian dari program pembinaan kepribadian setiap individu yang justru akan difasilitasi negara. Program pembinaan ini terintegrasi dalam kurikulum dan kebijakan negara.
Dengan kebijakan negara yang menerapkan Islam secara kaaffah, akan mampu dihasilkan individu-individu yang beriman dan bertakwa, memiliki taraf berpikir yang tinggi, dan kuat kesadaran politiknya. Hal ini menjadi bekal bagi para ibu untuk mendidik anaknya menjadi individu muslim yang berkepribadian Islam sebagai calon pemimpin di masa depan.