Harga Naik Menjelang Ramadan Tradisi Buruk yang Terus Berulang

Oleh : Eka


Seolah sudah menjadi tradisi, harga bahan pokok menjelang Ramadhan dan hari besar agama selalu naik. Salah satu faktor penyebab naiknya harga karena meningkatnya permintaan di masyarakat menjelang Ramadhan, hal ini menyebabkan rakyat kesusahan dalam mendapatkan bahan kebutuhan pokok. Negara seharusnya dapat melakukan upaya antisipasif agar tidak ada gejolak harga sehingga rakyat mudah mendapatkan kebutuhannya.

Tetapi, dalam sistem Kapitalisme negara hanya menyediakan pasoka pangan sesuai permintaan meski kadang tidak mencukupi, negara tidak memastikan komoditas pangan terjangkau oleh setiap individu rakyat atau tidak. Disisi lain adanya pihak yang bermain curang dengan menimbun atau memonopoli perdagangan barang tertentu.

Gagalnya upaya pemerintah dalam menyelesaikan kenaikan harga ini dikarenakan penyelesaiannya bukan pada akar permasalahan yang ada. Pengelolaan dan pemenuhan kebutuhan rakyat diserahkan pada pihak swasta atau korporasi yang hanya mengejar keuntungan tanpa memperhatikan kesusahan rakyat, maka selama pengaturan pangan masih berpegang pada kapitalisme neoliberal maka stabilitas harga dan penyediaan pangan yang sesuai kebutuhan rakyat tidak akan terealisasi.

Berbeda dengan pengaturan Islam yang memiliki mekanisme yang ampuh yang mampu menjaga gejolak harga pangan sehingga tetap stabil dan rakyat mampu untuk mendapatkannya. Islam menempatkan pemerintah sebagai pelayan dan pelindung rakyat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
" Imam (Khalifah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab terhadap rakyatnya " (HR. Ahmad, Bukhari).

Selain itu Islam juga melarang berbagai praktek curang seperti menimbun dan memonopoli komoditas hanya demi untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Negara yang bertanggung jawab mengatur urusan rakyatnya akan membuat rakyat hidup sejahtera dan tenang serta nyaman.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak