Budaya Kekerasan pada Generasi Cermin Bobroknya Sistem Kehidupan



Oleh: Gyan Rindu
Pegiat Literasi 

Penganiayaan secara brutal yang dilakukan oleh Mario Dandy Satriyo anak dari seorang pejabat pajak kepada David putra dari Jonathan Latumahina petinggi GP Ansor memasuki babak baru. Penganiayaan tersebut dilakukan di sebuah perumahan di Pesanggarahan, Jakarta Selatan, Senin (20/2) sekitar pukul 20.30 WIB. (cnnindonesia.com, 2023/02/25)

Heboh dijagat maya tentang penganiayaan yang dilakukan oleh anak pejabat pajak kepada anak petinggi GP ansor yang mengakibatkan korban kritis. Kasus ini menjadi sorotan warga Indonesia dikarenakan Mario Dandy selain melakukan penyaniayaan, juga sering flexing di media sosial. Hal tersebut membuat ayahnya diberhentikan dari jabatannya karena dicurigai melakukan tindak korupsi.

Banyak kasus-kasus remaja dan pelajar. Dari bullying, pemerkosaan, kekerasan, dan lain sebagainya. Hal ini menandakan bahwa generasi saat ini adalah generasi yang rusak. Rusaknya generasi ini dikarenakan pemikiran mereka yang sudah rusak akibat dari tontonan, pergaulan, dan budaya yang rusak.

Semua itu terjadi karena sistem. Sistem kapitalis yang sudah merusak tatanan negeri ini. Penerapan sistem ini bukan menjadi solusi. Melainkan pokok masalah di negeri ini.

Kebebasan yang terlampau justru menjadikan jurang kehancuran negeri ini. Hidup materialistis yang mengutamakan uang, menjadikan orang tua jauh dari anak-anaknya. Mereka tumbuh jauh tanpa pengawasan dan didikan optimal dari orang tuanya. Anak-anak hanya disuguhi gadget yang justru pelan-pelan merusak pemikiran mereka. Tontonan dan informasi yang terekam di otak dari gadget mereka, tanpa sadar membentuk karakter anak-anak tersebut. Meniru setiap adegan, mengulanginya, sehingga menjadi kebiasaan dan karakter anak-anak tersebut tanpa sadar. Tak heran banyak kasus-kasus perundungan dikalangan anak-anak, hingga kasus kriminal.

Sadar atau tidak, dampak dari sistem Kapitalisme semakin menjadi. Pergaulan yang semakin rusak, korupsi yang semakin banyak, hukum yang tebang pilih, kemiskinan semakin mencekik, dan lain sebagainya. Penguasa hanya membuat hukum sesuai dengan keinginan mereka. Menetapkan hukum sesuai dengan pesanan atas dasar asas manfaat. Begitulah kapitalisme bekerja. 

Islam satu-satunya solusi di setiap permasalahan. Di mana ibu adalah madrasah terbaik untuk anak-anaknya. Sehingga seorang istri tidak diwajibkan bekerja di dalam hukum Islam. Baik pun para janda akan diberikan santunan oleh negara.

Gratisnya biaya pendidikan dan kesehatan di dalam islam, meringankan beban orang tua. Sehingga anak mampu mendapatkan pendidikan secara maksimal baik dari keluarga hingga negara.

Selain itu tersaringnya informasi-informasi di media sosial. Sehingga anak-anak tidak perlu menyerap informasi-informasi yang negatif. Seperti halnya film-film porno, atau tontonan negatif lain yang merusak otak anak. 

Lain halnya di sistem Kapitalis yang mengadopsi liberalisme. Segala hal diperbolehkan atas dasar hak asasi.  Bebas tanpa filter. Inilah yang semakin merusak pikiran dan otak anak melalui tontonan atau informasi yang tidak seharusnya.

Islam pun mengatur masalah pergaulan. Perempuan harus bersama mahram ketika bepergian atau bertemu teman lawan jenis. Hal ini mampu mencegah kemaksiatan,  pemerkosaan dan tindakan buruk lainnya.

Pemisahan laki-laki dan perempuan dalam segala aspek kecuali dalam masalah khusus, misalnya interaksi jual beli dan pendidikan. Sehingga perempuan lebih terjaga.

Penerapan hukum Islam membuat anak lebih terarah, dan lebih terjaga. Baik dari pergaulan, tontonan, informasi, dan lain sebagainya. Penerapan hukum Islam membuat wanita lebih aman. Dengan hukum yang adil dan tegas, mampu menghukum siapapun sesuai dengan kesalahan mereka sekaligus memberikan efek jera bagi lainnya. Tidak ada tebang pilih hukum.

Perlunya hukum Islam ditegakkan bukan untuk orang lain saja tetapi untuk diri kita sendiri juga. Agar maksiat tidak lagi merebak, keamanan terjaga, keadilan diterapkan, dan kesejahteraan terpenuhi serta pergaulan anak dapat terkontrol dengan baik.

“Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah ujian.” (QS. Al-Anfal: 28)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak